11. Perjanjian

266 35 0
                                    

Typo bertebaran

Happy reading!!

••°••

Setelah kejadian ditaman belakang sekolah empat hari yang lalu, kini Zhea semakin menjauhi Aril. Entah itu perasaan Aril saja atau memang Zhea sengaja. Biasanya Zhea akan selalu marah jika didekati dia atau Ardi. Namun setelah kejadian tempo lalu, Zhea selalu menghindari Aril. Dan selalu diam saja saat Ardi mengganggunya.

Saat ini, Aril dkk sedang berada di kafe dekat sekolah. Hanya kumpul biasa sambil menikmati senja. Andres berdecak kala Aril terlihat lebih murung dari biasanya.

"Aelah Ril gausah dipikirin tuh Zhea. Kalau emang jodoh yah bakal datang dengan sendirinya" ujar Andres sok bijak.

"Bisa bijak juga ternyata gue" gumam Andres tersenyum bangga.

"Tapi gue maunya harus Zhea jodoh gue! Gak mau yang lain, maunya Zhea!" Tegas Aril membuat Andres cengo, sedangkan Irfan hanya menggelengkan kepalanya.

"Gue pernah dengar kata-kata ini tapi lupa siapa yang bilang. Barang siapa yang berdoa agar ia di jodohkan dengan seseorang yang belum tentu itu jodoh lo, maka tanggunglah resikonya. Karena bisa jadi sebenarnya jodoh lo itu yang lebih baik lagi tapi kalau lo udah maksa ya ntar tanggung sendiri konsekuensinya" ucap Irfan panjang lebar.

"Kok lo gitu sih nyet, kan gue jadinya takut" rutuk Aril.

"Kan gue cuman bilang. Lagi pula itu semua juga terserah sama lo. Tapi kalau gue lihat kayaknya sekarang ini Zhea tertekan banget deh sama Ardi" ujar Irfan memberitahu.

"Yah tertekan lah kalau cowoknya modelan kek Ardianjing" sungut Aril.

"Eh eh, itu bukannya Zhea sama Ardi yah?" bisik Andres pada keduanya. Sontak tatapan mereka tertuju pada sepasang remaja yang baru saja masuk dari pintu depan. Terlihat tangan Zhea dan Ardi bergandengan. Entah itu Ardi yang menggenggam tangan Zhea, atau Zhea yang menggenggam tangan Ardi, yang jelas tangan mereka saling bertautan.

Aril mengepalkan tangannya saat melihat mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih. Aril tak terima itu!

Semua pergerakan Zhea dan Ardi tak luput dari pandangan Aril. Bahkan kini Zhea-nya tengah mengusap pipi Ardi sekilas, dan tangan Zhea yang dimainkan oleh Ardi, dan Zhea seperti menikmati semuanya.

"Lo bilang tadi Zhea tertekan kan?" kekeh Andres mengingat ucapan Irfan tadi.

"Kita gak tau karena Zhea membelakangi kita, bisa aja kan postur tubuh sama raut wajah berlawanan?" jawab Irfan dengan wajah datarnya.

"Udahlah Ril gak usah dipikirin, masih banyak cewek diluaran sana yang mau sama lo" ucap Andres mencoba mengalihkan perhatian Aril.

"Kalau gue maunya Zhea ya Zhea!" murka Aril.

Sedangkan disisi lain, Ardi tengah tersenyum puas melihat wajah marah Aril. Niatnya sore ini hanya ingin mengajak Zhea ke kafe, untuk pendekatan. Dan saat masuk ke kafe, matanya tak sengaja melihat Aril dkk di pojok ruangan.

"Zhe, kok pipi gue gatal ya" ucap Ardi.

"Ya garuklah" ketus Zhea tanpa melihat kearah Ardi. Sungguh ia sangat muak beberapa hari ini karena terus diancam untuk pendekatan dengan Ardi, kalau tidak ia harus tinggal di rumah Papa-nya yang mana itu sangat ia hindari.

LOVE IS DESTROYED [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat