CHAPTER 12

3.3K 313 4
                                    

CHAPTER 12

Kedua garis hitam itu hanya berjarak beberapa titik kecil dari titik besar yang berada paling atas. Aku sendiri sudah berjalan bolak balik didepan televisi. Aku gelisah atau gugup tepatnya.

Dering alarm dari handphoneku menandakan bahwa malam ini tanggal telah berganti. Dengan hati hati aku mengambil kue tart yang kubuat sendiri. Khusus untuk nya. Tapi, sebelumnya, aku menancapkan dua buah lilin berbentuk angka dua tepat ditengah kue ku.

Aku ketuk pintu nya dengan tangan kananku yang tidak menahan berat kue. Lima menit aku telah mengetuk dan menunggu pintu ini terbuka tapi nihil. Pintu ini tetap diam, menutup dengan rapatnya.

Aku tidak akan menyerah. Aku akan menunggunya disini. Mungkin saja dia belum pulang atau apalah itu. Aku akan tetap menunggunya disini.

Kusandarkan tubuhku pada dinding disamping pintu dengan kue tart yang tergeletak manis disamping kiriku.

Aku mencoba mengiriminya pesan singkat pada nya untuk menanyakan keberadaannya. Tapi, balasan yang kutunggu tidak kunjung datang. Hingga mataku mulai berat dan aku tertidur terduduk disini.

"Kate?" sayup sayup kudengar suaranya memanggilku dari jauh, "Katniss.." guncangan kecil pada bahuku menyadarkanku bahwa ada seseorang yang membangunkanku.

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali hingga wajahnya yang tadi buram menjadi jelas. Dia berJongkok didepanku, "sedang apa kau disini?" tanyanya seraya bangkit dan menyampirkan tas Adidas ke bahu kirinya.

"aku.. uh, aku hanya ingin memberikanmu ini." ujarku dan mengikutinya bangun dan menunjukkan kue yang tadi tergeletak disampingku, "apa tidak bisa besok saja?" tanyanya.

"no." jawabku singkat dan penuh penekanan. Dia mendengus kesal, "baiklah. Ayo masuk." Diapun memasukkan kunci kedalam lubang nya dan memutarnya hingga berbunyi.

Aku mengikutinya masuk. Flatnya lebih kosong daripada yang kuingat. Bahkan kalau dipikir-pikir, inilah kali pertamanya aku kembali memasuki flat ini, "happy twenty second birthday, Zayn!" ujarku saat dia melempar asal tas nya keatas sofa.

"kau tidak harus repot repot seperti ini. aku kan sud-"

"aku membuat ini susah payah tidak untuk kau tolak. Setidaknya kau harus meniup lilin dan mencicipinya walau satu suap saja." Potongku, "aku tidak suka kue." Jawabnya.

"kau sangat suka kue, Zayn. Aku tahu itu." bantahku. Dia memutar bola matanya dan mendengus kesal untuk kedua kalinya, "baiklah, kau menang." Aku bersorak kecil lalu meletakkan kue itu diatas meja.

"kau punya korek?" tanyaku, "kau memaksaku meniup lilin, tapi korek saja kau tidak punya." Cibirnya tapi tetap memberikan korek dari dalam saku belakang jeans kumalnya itu.

Kunyalakan lilin itu dan menyanyikan lagu happy birthday untuknya. Walau sebenarnya rencanaku melenceng dua jam dari seharusnya, tapi yang terpenting aku berhasil.

"stop! You should make a wish first!" cegahku saat dia bersiap meniup lilinnya, "merepotkan." Gumamnya yang masih bisa ku dengar.

Tapi, Zayn tetaplah Zayn. Walaupun dia mencibir semua tingkah dan lakuku, dia tetap menerimanya.

Dia memotong potongan pertama kuenya dan memberikannya padaku. tentu saja. Hanya ada aku disini bersamanya. Lalu dia memotong kuenya untuknya sendiri.

"bagaimana?" tanyaku, "kau membuatnya sendiri?" akupun mengangguk pasti.

"good." Jawabnya.

"kau habis darimana?" aku menatapnya yang sedang memakan kuenya, "ada urusan." Jawabnya singkat.

"urusan apa?" aku masih terlalu penasaran dengan aktifitasnya yang baru di akhir pekan. Karena dia selalu menjawab dengan jawaban yang sama seperti tadi.

"ya urusanku, tentu saja." Pun aku mengerucutkan bibirku sebagai tanda ketidakpuasanku atas jawabannya yang bersifat final dan tidak ingin diperpanjang lagi.

Aku hanya menghabiskan setengah dari kueku. Mataku terlalu berat saat ini, "Zayn, aku sebaiknya pergi sekarang. aku mengantuk sek-hooaamzz-sekali.." pamitku sambil menguap lebar.

"kalau begitu selamat malam, Kate. Dan terimakasih untuk malam ini." ujarnya dengan sebuah senyum yang selalu menggetarkan hatiku. Dengan sebuah senyum yang selalu kuberikan padanya aku melangkah meninggalkan flat ini.

Dan malam itu, aku tidur sangat nyenyak tanpa satupun mimpi buruk yang menggangguku.


***

Pagi ini aku harus berangkat pagi sekali untuk ke kampus karena ada sesuatu yang harus kukerjakan dan aku tidak dapat melewatkan sarapan bersama dengannya seperti biasa. Tapi, aku tetap memberikannya dua porsi cheese toast serta segelas susu yang kutaruh diatas nampan dan kuletakkan didepan pintunya.

Aku sendiripun memakan cheese toast ku sambil menyetir. Aku terlambat. Ku gigit dengan gigitan besar cheese toast ku, bermaksud agar cepat habis. Tapi, sarapanku belum juga habis hingga sampai di kampus. Jadi, sambil berjalan aku memakan habis itu semua.

Hari ini berjalan normal. Dengan berbagai kelas ekonomi yang membosankan juga memusingkan, dan dengan duduk sendiri diantara para mahasiswa yang sama sekali tidak kukenal.

Kuseret kakiku menuju kantin, kupikir jika perutku terisi kembali maka sakit dikepalaku akan sedikit mereda. Tapi, dengan keadaan kantin yang penuh sesak disaat jam makan siang seperti ini membuatku semakin pusing.

Jadi, aku membawa makan siangku ke taman kampus. Disini lebih nyaman juga hening. Aku duduk disebuah bangku taman dibawah pohon rindang. Cuaca hari ini cukup cerah walau udara tetaplah dingin.

"hi, boleh aku duduk disini?" tanya seorang pria brunette bermantel hijau army dan berkacamata persegi berdiri tepat didepanku, "tentu." Jawabku seraya menggeser tubuhku lebih kesudut kanan bangku.

"thanks." Ujarnya lalu duduk disampingku. Aku hanya membalasnya dengan sebuah senyuman lalu melanjutkan makan siangku. Aku milirik sekilas padanya lewat ekor mataku, dia sedang membaca buku tebal dengan tulisan yang sangat kecil dan rapat.

Buku itu pasti membosankan sekali, batinku.

"aku Arnold." Sebuah suara dari samping kiriku menarik perhatianku, "maaf?" tanyaku.

"aku Arnold, Arnold William." Ujarnya lagi lebih keras dan sekarang dia mengulurkan tangannya kepadaku. dan sekarang aku mengerti maksudnya sekarang. segera aku membalas uluran tangannya, "Katniss Halley" jawabku.

"sedang apa kau disini?" tanyanya, "aku sedang menjernihkan pikiranku." Jawabku.

"dari apa?"

"dari semua hal yang membuatku sakit kepala."

"kau kuliah disini?" kenapa di begitu cerewet sih?, "tentu saja." Jawabku sedikit tersinggung. Memangnya aku terlihat seperti bukan mahasiswa disini? Mana mungkin aku akan rela repot-repot makan siang di taman sebuah kampus jika aku bukan mahasiswa kampus ini sendiri?

"kau mengambil jurusan apa?" tanyanya lagi, "ekonomi."

"aku mengambil jurusan hukum." Ujarnya tanpa kutanya sekalipun lalu dia kembali membaca buku tebalnya tadi. Oh syukurlah, jadi dia tidak perlu menggangguku lagi dengan pertanyaan lain darinya.

Bahkan cheese burger dan ice cappuccino yang terlihat sangat menggiurkan sudah menjadi memuakkan bagiku.

"aku pergi dulu. Senang bertemu denganmu." Pamitku seraya pergi dan meninggalkan makan siangku disana.



***


hari ini double update dan next chapt nya selasa depan ya!

see you! jangan lupa tinggalin vomments kalian ya!

luvya!

-ichanfta


PS : Arnold's pict is on mulmed! wdyt?


My Reason [COMPLETED // ZAYN's]Where stories live. Discover now