CHAPTER 24

3K 302 7
                                    


CHAPTER 24


Perempuan itu mengaduk cocho hazelnut panasnya—yang sebenarnya sudah berubah menjadi dingin untuk membuang kejenuhan selama menunggu pria itu. dia sudah berada di café ini selama satu jam tapi, pria itu tidak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Denting lonceng pintu café itu berbunyi sebagai tanda seseorang telah memasuki café itu. pria itu melangkahkan kakinya dengan lebar kearah meja dimana wanita itu menunggu nya.

Pria itu duduk dihadapan wanita itu sambil membuka penutup kepalanya, "hi, maaf aku terlambat. Ada urusan yang harus kuselesaikan dulu tadi." Sesal pria itu sembari menyisir rambutnya dengan jarinya sendiri.

Wanita itu menatap sebal pria dihadapannya itu, "it's ok. Jadi, ada apa kau meminta bertemu denganku disini?" wanita itu berusaha berbicara senormal mungkin dihadapan pria itu. walau sebenarnya jantung wanita itu berdetak sangat kencang.

"aku hanya ingin menghabiskan hari ini denganmu." Ujar pria itu enteng sambil mencomot french fries wanita itu.

Tanpa pria itu sadari, jantung wanita itu seketika berhenti disaat pria itu mengucapkan tujuannya. Sebuah senyuman muncul menghias wajahnya. Bahkan wanita itu sudah lupa kapan terakhir kali dia tersenyum karena pria itu.

Dia hanya ingin menghabiskan hari ini denganku. Hanya denganku, ulang wanita itu didalam hatinya.

"bagaimana dengan pacarmu? Apa dia tidak akan marah?" tanya nya, "Melissa? Tidak. dia tahu bahwa aku akan bersamamu hari ini. lagipula, kau temanku. Jadi, tidak ada masalah bukan?"

Maddy tersenyum pahit saat mendengar bahwa dia hanya sekedar temannya. Padahal mereka dulu lebih dari sekedar teman. Tapi, itu dulu. Sebelum wanita itu datang mengganggu mereka.

"ya, teman. Tentu saja tidak ada masalah.", matanya terasa panas. Tapi, dia tidak ingin terlihat lemah dihadapan Niall. Maddy hanya ingin terlihat tegar dan menerima semua dengan lapang dada.

Dan bukankah teman sudah lebih daripada cukup untuk Maddy dan Niall? Setidaknya mereka tidak berakhir dengan lost contact seperti pasangan lainnya setelah putus.

"bagaimana kuliah mu?" pria itu mencomot kembali kentang yang ada dihadapannya, "baik. Dan bagaimana dengan bisnismu, Nee?"

Niall tersenyum mendengar nama panggilan yang diberikan oleh Maddy. Hanya Maddy yang memanggilnya seperti itu dan itu terdengar begitu sempurna jika Maddy yang mengucapkannya.

Jauh dilubuk hati Niall, dia masih mencintai wanita ini. tapi, karena kasus yang hampir sama dengan apa yang menimpa Zayn dan Katniss, Niall terpaksa memutuskan hubungannya dengan Maddy. Wanita yang dia cintai sedari waktu sekolah dulu.

"bisnisku bagus." Niall merebut minuman Maddy dan meminumnya habis. Kebiasaan Niall yang tidak pernah berubah. dia selalu merebut dan menghabiskan makanan Maddy.

"tapi, kau mau kan menghabiskan hari ini dengan ku?" tanya Niall dengan senyum penuh harap.

Maddy tersenyum penuh arti pada Niall. Maddy mencintai Niall tapi Niall sudah bersama dengan Melissa. Dan sekarang Maddy tahu bagaimana sakitnya Katniss saat itu. karena, sekarang dialah yang berada diposisi Katniss waktu itu. dan itu sangat sakit.

"tentu saja aku mau, nee."


***


Katniss membawa dus berisi barang-barang nya yang tersisa dari kebakaran. Walau hanya beberapa foto yang terbakar dibeberapa sisi dan barang lainnya yang menurut Katniss cukup berharga. Terutama selembar foto berbingkai hitam gosong karena kebakaran. Menurut Katniss itu adalah hartanya terakhir yang paling berharga. Karena itu adalah foto keluarga besarnya.

My Reason [COMPLETED // ZAYN's]Where stories live. Discover now