52. Ngeyel

3 0 0
                                    

"Jangan bikin gue khawatir, gue nggak mau kehilangan lo."

Algi Revalgi

*****

Kim masih terbaring lemah dengan dirinya yang masih belum sadarkan diri. Semua panik dengan kondisi Kim yang semakin menurun. Banyak orang yang tengah menunggu dirinya terbangun dari tidurnya. Nampak sekali wajah-wajah khawatir yang tergurat diwajah mereka.

"Kim belum sadar juga?" Tanya Ijul.

Semua orang disana hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. Melihat respon seperti itu, Ijul langsung mendekat guna melihat kondisi Kim yang sebenarnya. Banyak sekali kabel dan selang terpasang ditubuhnya. Ijul yang melihat itu langsung merasa lemas.

"Kok bisa sih kalian nggak tau kondisi Kim sampe dia kek gitu?! Kalian selama ini kemana aja?! Kalian kan yang selalu deket sama Kim?!" Teriak Ijul dengan wajah yang terlihat memerah menahan tangis.

"Lo gak tau apa-apa soal Kim, jadi jangan sok tau!" Seru Algi pada Ijul yang sudah tempramen.

"Justru itu! Gue tanya ke lo-lo pada, karena lo yang deket sama dia. Tapi apa? Anjing lo semua!"

Ijul langsung pergi meninggalkan kerumunan yang ada didepan ruang rawat Kim. Semua orang yang ada di koridor hanya bisa menatap punggungnya dengan tatapan bertanya-tanya.

"Ijul kenapa sih? Sampe segitunya banget, kek takut banget gitu lho kehilangan Kim." Ujar Trias dengan terus menatap kepergiannya.

"Lo nggak tau kalo Ijul punya trauma soal kematian," sahut Joe sambil pergi berjalan mengikuti arah perginya Ijul.

"Heh! Lo mo kemana?" Seru Trias.

"Mo nyari dokter cantik yang mau ama gue," seru Joe tanpa berbalik arah.

*****

Setelah berkeliling ke setiap sudut rumah sakit, akhirnya Joe menemukan keberadaan Ijul yang tengah duduk dibangku taman seorang diri menghadap kearah air mancur yang ada ditengah halaman rumah sakit. Joe langsung duduk bergabung disebelah Ijul yang terlihat sudah cukup tenang.

"Gimana?"

"Gimana? Apanya?" Tanya Ijul bingung.

"Yeh, gue kira lo dari tadi diem disini dapet mbak-mbak dokter muda yang cantik." Seru Joe sambil memukul pelan lengan Ijul.

"Ck, mana mau ama yang modelannya kek gue Joe." Decih Ijul sambil sedikit tersenyum.

"Syukur deh lo sadar diri," kekeh Joe sambil menatap air mancur yang ada ditengah sana.

"Terus lo sendiri ngapain kesini? Bukannya lo tadi-"

"Gue lagi nyari dokter muda yang cantik," potong Joe langsung.

"Taik lo, mana mau juga ama lo yang modelannya kek gini."

"Kemana-mana juga mendingan gue sih daripada lo Jul,"

"Sialan! Hahaha," gelak Ijul.

"Lah emang bener,"

"Iya deh iya Joe, si paling percaya dirinya kelewat banyak."

"Lo laper nggak?" Tanya Joe tiba-tiba.

"Lumayan,"

"Cari makanlah kita,"

"Gas tod!" Seru Ijul sambil bangkit dari duduknya.

"Tad tod tad tod, bapak lo bandot." Seru Joe.

"Gue anak yatim anjir,"

"Eh iya gue lupa,"

"Babi lo, bawa-bawa bapak mainnya. Udah tau gue udah nggak punya bapak."

"Ya udah gue jadi bapak lo, mau?"

"Emang anak babi lo. Yakali gue jadi anak lo, ogah gue. Mending jadi anak yatim aja,"

"Ya udah, gue juga nggak mau punya anak tiri kek lo,"

"Anak setan," rutuk Ijul kesal sambil terkekeh.

*****

"Gimana dok?"

"Kondisi pasien sudah cukup stabil, hanya saja pasien harus tetap beristirahat total  dua sampai tiga hari kedepan."

"Makasih dok,"

"Sama-sama, saya permisi."

Kim yang sekarang sudah sadarkan diri hanya diam saja sambil menatap langit-langit kamar rawatnya. Ada beberapa orang yang ada didalam sana termasuk ada ibu Lynn.

"Gimana Ando?" Tanya ibu Lynn.

"Kim udah agak mendingan Bu, cuma harus istirahat total." Jelas Ando.

"Syukurlah dia nggak kenapa-kenapa."

"Iya Bu,"

"Do," ucap Kim lirih.

"Iya Kim, kenapa? Lo perlu apa bilang aja ke gue."

"Adiknya Joe gimana?"

Langsung saja Ando terdiam. Bagaimana mungkin dengan kondisinya yang masih belum pulih sudah memikirkan bagaimana kondisi orang lain.

"Kaka udah gerak sama yang lain dari sebelum lo minta mereka gerak." Sahut Ando yang masih memakai pakaian rumah sakit dengan perban diberbagai bagian tubuhnya.

"Kok gitu sih? Kok mereka nggak kontribusi ama gue,"

"Gue yang minta mereka sebelum lo pergi ke tempat olimpiade. Karena gue juga tau kondisi lo saat ini lagi kurang baik dan bener apa kata gue, lo tumbang hari ini."

"Terus sekarang adiknya Joe gimana?"

"Aman, dia udah dianter pulang sama Kaka. Udah mending sekarang lo istirahat gak usah mikirin yang lain-lain."

"Joe mana?"

"Dia lagi dikantin sama Ijul,"

"Lo ngapain disini? Bukannya lo juga lagi sakit? Gak sadar diri lo,"

"Bacot lu Kim, suka-suka gue lah."

"Hidih, ya udah gue juga mo balik kalo gitu." Sungut Kim sambil bangkit dari tidurnya.

"Heh! Gak usah ngeyel deh Kim,"

"Apaan sih? Kok lo yang marah? Lucu banget lo,"

Baru saja Kim akan turun dari tempat tidurnya, Algi masuk dengan tampang datar yang menyebalkannya.

"Naik," seru Algi dengan nada beratnya seperti perintah.

"Gak, siapa lo ngatur-ngatur gue." Cercah Kim.

"Naik gue bilang,"

"Gak,"

"Naik atau gue cium bibir lo yang jelek itu," rutuk Algi sebal.

"Anjj-"

"Sekali lagi Lo ngomong kasar gue perkosa lo," potong Algi brutal.

"Mau lo apa sih?"

"Gue mau lo naik, istirahat."

"Nyebelin lo beruk Mesir," cercah Kim dengan wajah yang sangat asam.

Dengan berat hati Kim harus menuruti apa yang Algi minta. Sebab dia tahu bahwa Algi tidak pernah main-main dengan ucapannya yang telah dilontarkan.

*****

Cukup ya wkwk, maaf lama banget up nya✌️

Enjoy this part guys<3

Aku, Kamu & Mimpi (On Going)✔Where stories live. Discover now