37. He suddenly appeared in my live (2)

30 2 0
                                    

"Masih ingin tetap mengganggu ku? Oh, ayolah! Aku bosan sekali dengan mu yang selalu saja mengganggu ku. Bisa pilih orang lain bukan untuk kau ganggu selain aku?"

-Kimberly Leona-

Happy Reading guys...

*****

Bel sudah berbunyi dan semua penghuninya telah kembali pada tempat peristirahatan yang menaungi mereka. Tapi, masih saja tersisa manusia tak berkepentingan yang masih mendiami tempat itu. Dengan setumpuk kertas, Algi terus mengerjakan tugasnya sebagai ketua OSIS. Menandatangani berkas, membuat LPJ, dan semacamnya.

Ruangan itu lenggang sesaat, ketika seorang gadis memasuki tempat itu. Menyerahkan sebuah proposal dan sebotol minuman.

"Jangan terlalu serius kali Al, nanti nggak ada yang mau sama loe." Celetuk gadis itu dengan nada mengejek.

"Bisa aja loe, thanks." Sambut Algi dengan sedikit senyum yang dia perlihatkan.

"It's okay leader, loe punya pilihan. Gue duluan ya," ucapnya sambil meletakkan proposal dan minuman didepan Algi.

"Be careful Ri."

"Okay, dah!"

Ruangan kembali lenggang. Hanya terdengar suara kipas angin yang menderu memenuhi ruangan. Algi menatap kertas-kertas dihadapannya tanpa minat untuk melanjutkan menyelesaikan. Dia justru memandang kosong itu semua.

Ada sesuatu yang terasa hilang, tapi Algi sendiri tidak tau itu apa. Dan anehnya lagi, dia merasakan hal lain. Rasa bingung terus mendominasi ruang kepalanya. Membuatnya terus saja memikirkan sesuatu yang tergambar abstrak.

"Apa yang hilang?" Tanya Algi entah pada siapa. "Argh! Apa-apaan ini?!" Rutuk Algi dengan mengacak-acak rambutnya, "kenapa yang muncul gadis brutal itu? Gue harus ke psikiater, gue kayaknya mulai nggak waras," racau Algi.

Pintu ruangan terbuka, menampakkan seorang lelaki yang seumuran dengan Algi. Berjalan mendekati meja itu, sambil menyampirkan tas nya asal.

"Al, loe kenapa? Kok teriak-teriak gitu? Loe gila?" Tanya Diki penasaran dengan duduk dihadapannya.

"Kalo gue gila, nggak mungkin gue masih menjabat sebagai ketua OSIS babi," rutuk Algi kesal.

"Iya juga sih, kok gue nggak kepikiran sampe sana ya? Eh, bentar deh. Loe tadi ngomongin gadis brutal. Maksud loe si Kim? Loe suk--"

"Gue masih waras, nggak bakal gua suka sama gadis model dia," potong Algi cepat.

"Ya mungkin aja, siapa yang tau kalo loe suka sama rival loe sendiri. Dan tanpa loe sadari, kayaknya emang loe suka sama Kim," tutur Diki dengan senyum yang berkembang lebar.

"Dapet opini dari mana loe? Segampang itu menyimpulkan,"

"Keliatan dari cara loe bertengkar sama Kim. Eh, Al gue ini temen Kim dari kecil. Jadi, gue tau sifat dia itu kayak apa. Sebenarnya dia itu gadis yang baik dan manis, loe nya aja yang nggak sadar. Kalo sebenernya, Kim itu butuh perhatian dari semua orang. Makanya dia sering buat masalah supaya diperhatikan semua orang. Ya walaupun cara dia cari perhatian itu salah." Tutur Diki santai sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

"Udah ngomongnya kan? Gue mau balik, apa loe masih mau disini?" Acuh Algi tidak perduli dengan penuturan Diki mengenai Kim.

"Sensi amat loe nyet, PMS loe?" Gurau Diki sambil menepuk-nepuk punggung Algi.

Aku, Kamu & Mimpi (On Going)✔Where stories live. Discover now