6. Apes gue hari ini!

91 6 0
                                    

"Maaf untuk semua ucapan ku tentang mu. Yang seringkali menyakiti hatimu. Karena dibalik itu, ada rasa sayang yang aku beri padamu. Perhatianku berbeda dengan yang lain."

-Algi Revalgi-

*****

"Sial! Ngapain sih harus tuh orang? Dan kenapa harus gue? Gue gak mau baik sama tuh OSIS terutama sama dia!" Rutuk Kim sambil berjalan menuju ruang kelas.

"Kim!" Pekik seseorang dibelakangnya dan Kim menoleh kebelakang untuk memastikan siapa yang memanggilnya.

Hftt. Kim menghela napasnya perlahan. Mencoba mengontrol emosinya yang sedang naik level.

"Ada apa lagi loe nyariin gue?" Tanya Kim dingin sambil melipat tangannya di depan dada.

"Bisa ikut gue sebentar?" Tanya Ando memastikan.

"Buat apa?"

"Udah lah ayo jangan kebanyakan protes, gue kartu kuning loe!" Oceh Ando, menarik paksa Kim.

"Emang gue lagi main bola hah!" Tempas Kim yang dibalas kekehan dari Ando.

Kim mengikuti saja kemana langkah Ando membawanya pergi. Bel masuk sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Kim tidak perduli. Lagian hari ini ada rapat mingguan. Pasti keadaan kelas sudah kacau sedari tadi, apalagi jika Kim berada didalam sana. Tambah kacau.

Ando berhenti tepat diarea lapangan basket indoor, yang sedang sangat ramai. Karena hari ini rapat jadi mereka sengaja mengadakan pertandingan dadakan. Kim menatap malas, bagaimana tidak yang bermain si Algi sialan, yang sekarang Kim harus berpartner dengannya.

"Loe mau bawa gue kemana?" Tanya Kim pada Ando yang memang tidak mengatakan kemana mereka akan pergi.

"Sssttt, loe diem aja. Gue gak bakal bawa loe keluar sekolah kok. Santai aja, percaya deh sama gue."

Kim pasrah sekarang. Dia sedang malas berdebat dengan pria seperti Ando yang sangat sulit membungkamnya. Karena setiap kali Kim mengelak, pasti Ando akan membalasnya dengan lebih.

Ando mulai melambai-lambaikan tangannya pada seseorang diarea lapangan. Dan beberapa detik kemudian datang menghampiri Kim dan Ando.

"Ini orangnya?" Tanya pria didepan Kim dan Ando dengan tubuh yang basah akibat keringat.

"Lah terus yang mana?" Ando malah bertanya balik tanpa melepaskan pegangan tangannya.

"Emang dia sih yang gue cari." Balasnya sambil meneliti dari atas sampai bawah penampilan Kim.

"Nih orang ngeliatin gue sampe segitu nya ya? Ada yang salah sama penampilan gue? Ah gue nggak ngerasa gitu." Batin Kim terus menggerutu tentang pria didepan nya.

"Oke kita mulai." Ujarnya.

Kim mulai merasa bingung. Apa maksudnya ini? Apa Ando menjadikannya taruhan?

"Tunggu! Ini maksudnya apa? Kok loe ngelibatin gue?" Kim mulai penasaran sendiri.

"Loe nggak dikasih tau sama dia?"

"Nggak. Gue cuma diajak dia. Dan gue gak tau apa-apa tentang masalah ini." Jujur Kim sambil terus mengerutkan keningnya.

"Loe dijadiin taruhan sama dia, dan kalo dia kalah, loe bakal dinner sama temen gue." Jelasnya.

"Hah!!" Kim kaget mendengar itu semua. "Loe gila Do, loe pikir gue barang bisa loe jadiin taruhan!" Tegas Kim.

"Gak ada cara lain selain gak ngelibatin loe. Karena gue ditantang dia, gue udah coba nawarin mobil gue. Tapi dia nggak mau. Dia cuma mau loe." Jelas Ando merasa bersalah.

"Baru satu hari loe udah bikin masalah dengan jadiin gue taruhan. Gue nggak suka ya kalo sikap loe terus nyusahin gue!"

"Loe nggak berani Do?" Tanya pria didepan nya lagi.

"Oke, gini. Gue bakal ikut main di tim Ando. Tapi kalo Ando menang, gue mau perjanjian loe sama Ando batal." Ujar Kim.

"It's ok, cantik." Ujarnya sambil mengedikan sebelah matanya.

"Kim, loe serius?" Tanya Ando memastikan.

"Ini demi nama gue! Gue gak bisa diem gini, gue harus bertindak. Dan loe, ini yang terakhir kalinya loe jadiin gue taruhan!" Tegas Kim dan pergi menuju lapangan.

Lapangan mulai ramai dipenuhi siswa siswi yang keluar dari dalam kelas den sengaja menonton mereka bertanding. Kim yang masih kesal dengan kelakuan Ando terhadapnya, membuat Kim terus menerus menggerutu tidak jelas. Dan tak lupa diiringi sederetan sumpah serapah yang terus keluar dari bibir mungilnya itu, bagai dukun yang sedang membacakan mantra.

Pertandingan dimulai. Semuanya meneriaki nama orang yang sering membuat kuping Kim sakit. Siapa lagi jika bukan Algi. The most wanted di sekolah ini. Kim terus menggerutu disela-sela pertandingan.

"Tuh cewek pada kesetanan apa sih? Sampe segitu nya neriakin tuh cowok sombong!" Kim masih saja menggerutu tentang Algi.

Sedangkan cowok itu sedari tadi memperhatikan setiap Kim melakukan apapun. Dan tanpa Kim tau, Algi terus menatapnya lekat dan terus mengembangkan senyumnya yang sangat langka.

"Loe cantik pas lagi kesel..." Batin Algi sambil terus menatap cewek yang sering membuatnya naik pitam minta dihajar.

Baju Kim sudah basah tertimpa keringat yang luar bisa membasahi tubuhnya. Sambil sesekali menyeka keringatnya yang menetes melewati pelipis. Algi, lagi-lagi dia terpaku melihat Kim yang begitu lucu baginya. Kim menyadari Algi yang sedari tadi memperhatikannya.

"Sialan! Apes banget gue hari ini!" Gerutu Kim lagi dan menepi dipinggir lapangan.

"Nih minum dulu." Celetuk seseorang dari kejauhan sambil menyodorkan sebotol air mineral pada Kim.

Kim mendongak. Melihat siapa yang mengajaknya berbicara. Diki. Sahabatnya yang dulu sangat dekat dengan Kim, dan sekarang malah benci padanya. Kim hanya bisa menatap Diki lekat, tanpa menyentuh minuman yang masih bertengger ditangan Diki.

"Gue gak masukin apapun didalam minumannya kok." Lanjut Diki sambil duduk menyejajarkan posisinya dengan Kim yang sudah terduduk dipinggir lapangan.

Kim langsung menyambar botol minuman dari tangan Diki dan meminumnya hingga tinggal setengah. Dan setengahnya lagi, Kim siramkan ke wajahnya yang sudah terasa lengket karena keringat.

Diki tersenyum melihat kelakuan Kim yang menurutnya menggemaskan itu. Melihat raut wajahnya saja Diki dibuat mabuk. Apalagi jika tingkahnya yang tengil, tapi menggemaskan itu.

"Loe masih sama kayak biasanya Kim." Diki membatin sambil terus mengembangkan senyumnya.

"Thanks." Balas Kim dan pergi ke tengah lapangan kembali.

Diki sedikit lega, melihat Kim yang terlihat tidak kesal padanya seperti biasanya. Yang sering langsung mengeluarkan umpatan-umpatan tidak jelas padanya. Tapi rasa getir masih Diki rasa sampai saat ini.

"Sampai kapan Kim? Sampai kapan loe terus diemin gue? Sampai kapan loe jauhin gue, cuma gara-gara gue masuk OSIS? Gue kangen sama loe Kim. Gue kangen ulah jahil loe ke gue. Gue rindu loe yang sering ngajak gue bolos. Gue rindu loe, Kimberly. Gue rindu"

Diki terus memikirkan Kim. Diki hanya bisa tersenyum getir meratapi dirinya, yang dengan bodohnya membuat sahabatnya sendiri menjauh karenanya. Diki sangat menyesal. Tapi mau bagaimana lagi? Diki sudah terlanjur melakukannya.

*****

Hai-hai....
Makasih yang udah baca cerita aku... :-)
Vote'n comment juga lupa ya...

Salam

enihnindi

Aku, Kamu & Mimpi (On Going)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang