40. Sampai kapan?

39 3 0
                                    

"Gitu aja terus sampe gue bosen liat loe capek!"

-Trias Setiadi-

Happy Reading guys...

*****

Senja terus menampakkan dirinya. Ada sedikit rasa bingung bercampur dengan rasa keingintahuan yang terus membumbung tinggi. Entah semesta yang tengah mempermainkan dimensi atau dimensi yang tengah berkoalisi dengan semesta. Semuanya terasa begitu pelik untuk dipecahkan sendirian dengan kondisi psikis yang kurang stabil. Kadangkala goyah dengan mudahnya, dan kadangkala kokoh dengan sendirinya.

Setiap manusia mungkin pernah berada diposisi itu. Tapi, tak banyak yang bisa mereka perbuat selain mengikuti arus dimensi yang membawanya melanglang buana di jagat raya yang menyimpan begitu banyak perspektif yang tidak nyata.

Ditengah ingar-bingar yang tengah berlangsung, perlahan tapi pasti. Semuanya akan naik kepermukaan tanpa ada yang tau.

Kondisi yang tidak memungkinkan untuk seorang gadis yang baru saja berumur tujuh belas tahun, menghadapi sebuah kenyataan yang sekarang terus menyeretnya kedalam sebuah ruang lingkup yang berbeda. Mengharuskannya untuk terus berpikir dan bertindak sebagai bahan untuk mengambil kesimpulan.

"Loe baik-baik aja kan Kim?" Begitu yang dikatakan oleh lelaki yang tengah menemaninya berjalan di lorong koridor.

"Gue bingung." Balas Kim dengan tampang yang sedikit meragukan tersirat disana.

"Apa yang terus bikin loe bingung? Masalah orang tua kandung loe? Eh, Kim yang bener aja dong. Masa iya loe bisa ambyar cuma gara-gara dapet info yang belum pasti kebenarannya tentang orang tua kandung loe. Ini nggak lucu Kim." Cerocos Ando tanpa henti.

"Siapa juga yang bilang ini lucu?" Rasa jengkel mulai menyelimuti Kim rupanya.

"Duh, salah mulu gue kalo ngomong didepan loe." Rutuk Ando sambil mengacak-acak rambutnya frustasi menghadapi gadis yang satu ini.

Kim hanya terkekeh kecil sampai akhirnya dia tertawa terbahak-bahak entah sebab apa.

"Heh, loe kenapa? Kerasukan Nyi Blorong loe?" Ando langsung panik dengan terus menatap Kim aneh.

"Anjir! Loe pikir gue apaan sampe kerasukan Nyi Blorong segala." Ujar Kim masih dengan sisa-sisa tawanya.

"Ya loe sih nyeremin banget, tadi tiba-tiba bingung terus langsung ketawa ngakak."

"Gimana gue nggak ngakak? Muka loe komuk abis, minta gue tampol."

"Sialan loe!"

Hening seketika. Tidak ada yang memulai kembali percakapan baik Kim maupun Ando. Semuanya masih bergelut dengan dunianya masing-masing.

"Do."

"Hmm, why?"

"Gue mau jujur sama loe,"

"About?"

"Sebenarnya, gue punya apartemen dan kedai sendiri."

"Hah?! Jangan bercanda deh Kim, gue tau loe-"

"Selama ini loe nggak tau apa-apa tentang gue. Sebelum loe pindah ke Indonesia juga gue udah punya semua itu. Bahkan gue udah punya beberapa cabang kedai di sekitar Jakarta." Potong Kim langsung.

"Loe serius?" Kim hanya mengangguk saja tanda dia merespon pertanyaan dari Ando, "jadi, selama ini loe sekolah juga bukan fasilitas dari ayah dan bunda gitu?" Tanya Ando memastikan bahwa semua dugaannya itu benar.

Aku, Kamu & Mimpi (On Going)✔Where stories live. Discover now