PART 17

17.4K 1.5K 31
                                    

Dan disinilah Alisha sekarang, berada di sebuah tempat disalah satu sisi restoran ini. Melihat bagaimana tempat ini sangat sepi namun terdapat berbagai minuman serta makanan ringan, Alisha yakin jika tempat ini sudah di pesan secara khusus hanya untuk sebuah meeting yang katanya kecil-kecilan ini.

Ahh pasti sangat mahal, batin Alisha.

Walaupun dirinya termasuk orang yang berada namun tetap saja, kekayaan Dareen sangat jauh berada diatasnya, Alisha juga heran bagaimana orang bisa sekaya ini, bahkan jika Alisha ngepet selama satu tahun penuh pun, dirinya sangat yakin bahwa jumlah uang yang akan terkumpul tidak lebih dari 1% dari total kekayaan bersih milik Dareen.

Alisha melirik ke arah arloji miliknya, kata Richard yang baru saja datang beberapa menit yang lalu, meeting akan di laksanakan pukul 9 pagi dan sayangnya sekarang baru jam setengah 9, itu berarti dirinya harus menunggu tiga puluh menit lagi, itupun jika tamunya tidak terlambat

Lalu sepertinya Dareen adalah tipe orang menempati janjinya, Alisha benar-benar disuruh untuk berada di sampingnya saja, ia bahkan tidak diperbolehkan melihat berkas meeting padahal dirinya tidak ingin dirinya terlihat seperti patung saat meeting terjadi nanti.

Pasti nanti akan sangat canggung

Alisha melirik kearah dua orang pria dewasa yang sedang dalam keadaan serius, benar-benar sangat serius sampai Alisha bisa melihat beberapa urat yang menonjol pada wajah mereka.

Dengan keadaan yang super bosan, Alisha menjatuhkan kepalanya ke meja sambil berpikir kenapa dirinya harus berada di situasi yang membosankan seperti ini. Dirinya benar-benar benci jika harus diam tanpa melakukan pekerjaan apapun. Alisha hanya merasa dirinya tidak berguna.

"Kau bosan?" Tanya Dareen ketika melihat matenya menelungkupkan kepalanya di atas meja dan sesekali mengeluarkan menghembuskan nafas berat.

"Menurut mu?"

Tangan Dareen merogoh ke dalam saku jas dan mengambil smartphone pribadi miliknya "ini"

Alisha melirik Dareen dengan alis yang terangkat

"Ini ambillah" ujar Dareen sekali lagi dengan tangan yang masih menyodorkan benda pipih tersebut

"Untuk apa?"

"Bukankah kau bosan? Jadi bermainlah dengan ponsel ku, kau bisa mendownload game atau apapun itu yang kau suka" Alisha masih melihat Dareen dengan tatapan bingung miliknya yang malah menurut Dareen sangatlah lucu. Kalau boleh jujur, Dareen benar-benar ingin mengurung Alisha dikamarnya saat ini juga.

Karena melihat matenya yang masih bungkam, Dareen pun menaruh ponselnya tepat di depan wajah Alisha yang masih berada di atas meja "Aku tau ponselmu tertinggal di kantor, jadi bermainlah dengan ponsel ku jika kau bosan"

"Tapi ini kan ponsel mu, barang pribadi milikmu"

"lalu?" Jawab Darren enteng

"Lalu? Sepertinya tanpa ku jelaskan kau sudah mengerti apa alasannya"

"Sepertinya mulai sekarang kau harus mengingat ini baik-baik!!! Listen honey, apapun yang menjadi milikku adalah milikmu juga, jadi kau dengan bebas mengambil apa saja yang menjadi milik ku, bahkan jika kau mau, aku bisa memberikan perusahan tempatmu magang ini menjadi milikmu dalam hitungan detik..." Jeda Dareen untuk beberapa saat.

"...dan juga, ponsel itu bukan barang pribadi lagi bagiku jika itu sudah berhubungan dengan mu, karena kau bukan orang asing lagi honey, kau milikku" Sungguh, Richard sangat tercengang mendengar kalimat yang di lontarkan Kingnya ini. Seorang King yang terkenal sangat dingin dan irit bicara bisa mengeluarkan kalimat yang sangat panjang seperti ini merupakan hal yang langka, bahkan mungkin orang-orang yang berada di pack tidak akan percaya dengan apa yang di dengarnya sekarang.

QUEEN FOR ALPHA Where stories live. Discover now