PART 54

9.9K 995 35
                                    

Kini, sebuah cincin sudah terpasang dengan indah di jari manis Alisha. Lagi-lagi cincin yang memiliki warna permata yang sama seperti manik mata Dareen.

Jay pasti merasa kesal didalam sana karena selalu tidak mendapatkan bagiannya.

Jujur, acara ini benar-benar mewah dan private secara bersamaan.

Yang datang di acara ini hanya para kolega bisnis milik Dareen. Tapi walaupun begitu. Jumlah tamunya juga tak main-main. Alisha bahkan sampai heran bagaimana Dareen mempersiapkan semua ini dalam waktu 3 hari

Acara pertungangan ini juga sangat private. Karena tidak boleh ada wartawan sama sekali, dan para tamu juga tidak boleh memotret apapun yang berada didalam sini. Dareen benar-benar ingin identitas Alisha tetap aman. Lagipula Alisha masih sekolah. Jadi dirinya setuju-setuju saja. Tapi walaupun begitu. Ia sangat yakin jika sekarang acara ini telah menjadi topik hangat di luaran sana.

Dan setelah acara inti selesai beberapa menit yang lalu. Sekarang adalah saatnya acara memakan hidangan yang telah disediakan.

Tapi Alisha tidak mood untuk makan. Bukannya ia tidak bahagia. Dirinya benar-benar bahagia sekarang. Tapi raut wajah cemberut tidak lepas dari wajah cantik itu.

Raut wajah yang Alisha tunjukan kepada Kakaknya. Biar Alisha tekankan sekali lagi. KAKAKNYA ADA DISINI!.

Dengan muka polos serta mata yang tak berani menatap balik Alisha. David terus saja berusaha untuk makan-makanan mewah yang telah disediakan walaupun dengan susah payah.

Sial, bukan hanya David. Ayahnya juga berada disini sekarang. Sang jenderal militerㅡErlangga Abraham kini malah tengah makan dengan santai sambil berbincang dengan Paman Charlie

Hari ini, hidup Alisha benar-benar penuh dengan kejutan.

"Sepertinya akan ada perang antar saudara kandung" Seru Charlie yang mendapatkam tatapan tak terima dari Alisha serta David.

Alisha lalu mengerucutkan bibirnya kesal. Ia sangat ingin mengintrograsi David sekarang juga. Tapi sepertinya itu mustahil. Karena sedari tadi, Dareen tak juga melepaskan tangannya dari pinggang Alisha.

Pria itu malah sedari tadi terus menempel kepada dirinya, manik mata biru itu juga tak lepas untuk memandangi para tamu dengan tajam. Dan itu semua tak lain dan tak bukan, karena Alisha tak mau memakai jas hitam milik Dareen untuk menutupi bahunya yang terbuka.

Dasar posesif!

Merasa mengerti dengan kondisi Alisha. Charlie pun akhirnya mencoba untuk mengambil tindakan "Dareen. Mari menyapa para tamu"

"Tidak"

"Kau ini tuan rumah diㅡ"

"Tidak"

"Darㅡ"

"Tidak"

Charlie mengela nafas berat. Keponakannya ini benar-benar menyebalkan. Ia jadi ingat tentang kakaknya yang sifatnya sama persis seperti anaknya sekarang ini. Sama-sama posesif jika itu menyangkut tentang mate.

Oh lihatlah sekarang. Pria itu tengah ngambek karena mate-nya tak mau memakai jas untuk menutupi bahunya yang terbuka. Dasar tak tau umur.

Charlie kemudian memandangi Alisha, berusaha untuk meminta bantuan. Sedangkan Alisha yang peka pun langsung paham dengan arti tatapan itu

"Dareen" panggil Alisha dengan sedikit berbisik.

"Hmm?"

"Ayo sapa para tamu"

"Tidak mau"

"Kau ingin aku yang menyapa para tamu? Atau dirimu? Atau kita berdua?"

Dareen mengeram tertahan. Ia tak mau mate-nya menyapa tamu yang mayoritas diisi oleh pria. Apalagi dengan dress yang digunakan oleh matenya itu terbuka pada bagian bahu. Dareen tak ingin tubuh mate-nya di lihat oleh orang lain.

QUEEN FOR ALPHA Where stories live. Discover now