PART 41

13.1K 1.1K 28
                                    

Alisha masuk ke ruang tamu setelah melihat kepergian Everild dari manison super megah ini

Entah kenapa ia tiba-tiba rindu dengan kakak serta para sahabatnya. Sifat suka bercanda yang Everild miliki membuat ia benar-benar rindu kampung halamannya.

Jika pergitungannya benar. Kurang dari tiga minggu lagi, ia akan berulang tahun ke 18 tahun. Dan Dareen harus menepati janjinya untuk memulangkannya

Dengan kaki jenjangnya. Alisha berjalan dengan cepat untuk bertemu Dareen yang kini tengah sibuk dengan berkas-berkas di ruang kerja pribadinya

Ia harus mengingatkan Dareen tentang janjinya. Karena sepertinya, pria itu sedikit lupa dengan janjinya waktu itu. Janji jika ia akan berada disini selama 2 bulan saja

Tok tok tok

Alisha mengetuk pintu dengan pelan. Walaupun ia sudah yakin 100 persen jika Dareen telah mengetahui bahwa yang mengentuk pintu adalah dirinya

"Masuklah Honey"

Alisha dengan cepat membuka pintu. Tak lupa untuk menuntup pintu itu kembali ketika ia sudah melangkah masuk

"Ada apa hmm?"

Alisha berdiri didepan meja Dareen. Menatap beberapa tumpukan kertas yang dapat sedikit ia mengerti "Aku hanya ingin bertanya tentang kepulanganku"

Suara ketikan pada keyboard itu seketika berhenti. Alisha dapat melihat urat ditangan Dareen menonjol pertanda jika sang empu tengah menahan amarah. Ekspresi yang di tampilkan Dareen juga tiba-tiba saja menjadi tajam

Ini aneh. Bukankah Dareen sendiri yang berjanji kepadanya. Tapi kenapa dia marah. Sepertinya benar dengan tebakannya barusan. Dareen benar-benar lupa dengan janjinya

"Honey kemarilah"

"Apa?"

"Kemarilah aku mohon"

Walaupun sedikit ragu, Alisha tetap melangkahkan kakinya untuk menuju ke arah Dareen yang tengah terduduk. Gadis itu seketika memekik pelan karena tanpa aba-aba, Dareen langsung menarik dirinya. Memposisikan tubuhnya agar berada di pangkuan pria itu

Alisha tetap mematung saat merasakan bagaimana tangan berotot itu melilit tubuhnya dengan sangat erat. Ia bahkan harus sedikit mendongakkan kepalanya ketika wajah Dareen tepat berada dilehernya.

"Dareen?" Ia memegang kedua lengan Dareen. Merasakan bagaimana pria itu seperti tengah menahan amarah

Pria itu tak menjawab. Tapi pelukan itu entah kenapa terasa lebih erat daripada sebelumnya

"Kau tidak lupakan dengan janjimu, kan? Aku harus pergi sekolah" Tidak ada jawaban. Yang Alisha dengar hanya suara geraman serigala saja. Tapi geraman itu tentu saja tidak menjawab pertanyaan yang Alisha ajukan

"Dareen?" Panggil Alisha sambil berusaha untuk menjauhkan tubuh kekar Dareen darinya

Tanpa aba-aba, Dareen tiba-tiba saja menjauhkan wajahnya dari leher Alisha. Menatap mata coklat itu dengan Dalam

"I love you, Honey"

Alisha mengerjapkan matanya pelan. Tapi, entah kenapa ia tetap saja bungkam seakan tak berniat menjawab pernyataan Dareen barusan. Ia kemudian tersentak karena tangan Dareen yang mengelus pipinya dengan lembut. Menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantiknya.

QUEEN FOR ALPHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang