PART 35

13.6K 1.3K 166
                                    

Athair terbangun 2 hari kemudian. Tentu saja berita itu membuat Alisha bahagia bukan main

Gadis itu tadinya tengah berjalan santai di lorong-lorong rumah sakit, sampai dirinya tak sengaja bertemu dengan Charlie. Dokter itu lalu berkata jika Athair telah siuman, sebuah infomasi yang diberikan oleh Charlie benar-benar membuat Alisha langsung berlari dengan kecepatan kilat menuju keruangan dimana Athair di rawat

Gadis itu tanpa aba-aba langsung duduk di kursi lalu menangis dengan kencang. Sebuah kata maaf tidak berhenti keluar dari bibir Alisha

"Udah Alisha, jangan nangis lagi. Gue enggak apa-apa kok beneran" dengan tangan yang masih lemas, Athair mengelus pucuk kepala Alisah yang tengah menunduk "Ini udah dua jam lebih lo nangis. Nanti wajah lo jadi jelek loh"

Aliaha menghapus jejak air matamya dengan kasar "Athair, gue bener-bener minta maaf"

"Iya iya, gue maafin. Lagipula ini bukan salah loh kok. Jadi sekarang berhenti nangis, oke?"

Alisha menggeleng pelan "Ini salah gue, lo sampe kayak gini gara-gara gue"

"Alisha. Gue bener-bener gakpapa. Ini cuma luka lecet doang. Lo pasti udah tau kan dari Dokter tentang kondisi gue"

"Tapi ka-"

"Ngomong-ngomong" potong Athair dengan cepat "Kita sekarang ada di mana?"

"Dirumah sakit" jawab Alisha enteng

Dengan sedikit gemas, tangan kanan Athair mencupit pipi Alisha dengan pelan "Bahkan anak TK pun tau kalau ini di rumah sakit"

"Iya iya gue jawab serius, lepasin dulu dong. Sakit tau" Tangan Alisha mengusap pipinya pelan setelah Athair melepaskan tangannya "Kita dirumah sakit milik Pamannya Dareen. Ini masih di Alaska kok, cuma gue kagak tau spesifiknya ada di mana. Tapi yang pasti, kita berada di wilayah kekuasaanya Dareen"

"Masa lo kagak tau kita sekarang didaerah"

Alisha mengendikan bahunya acuh "Ini pertama kalinya gue di Alaska. Mana di culik lagi. Ya mana gue tau letaknya ada di kota mana"

"Ah bener juga, gue hampir lupa kalau lu pernah bilang soal lo yang kagak di kasih alat komunikasi sama sekali" Alisha menangguk mengiyakan ucapan Athair

"Ngomong-ngomong, karena rencana kita hancur berantakan, lo mau ngapain buat kedepannya?" Tanya Athair

"Huh?" Mata Alisha berkedip beberapa kali seakan mencerna perkataan Athair barusan "Kagak tau, gue juga bingung. Apa gue ngikutin alur aja ya? Kayanya kalau mau kabur lagi. Itu mustahil"

Laki-laki itu terdiam. Antara setuju dan tidak setuju dengan perkataan Aliaha barusan. Athair sedikit merasa heran. Sejak kapan gadis itu menjadi mudah menyerah seperti ini? Tapi pemikiran itu hilang ketika sekelibatan kata muncul di pikiran Athair

"Alisha, gue boleh tanya sesuatu gak? Tapi lu harus jawab jujur"

"Apa emang?"

"Lu punya perasaan sama si bule itu?" Ucap Athair dengan suara yang entah kenapa terasa sangat kaku

Gadis itu mengerjap pelan sambil menatap raut wajah Athair yang terlihat sangat amat serius. Tapi sedetik kemudian Alisha menurunkan pandangannya dan menatap ujung sepatu berwarna hitam yang di gunakannya

"Maybe" cicit Alisha pelan

"Maybe?"

"Gue kagak tau. Tapi kayaknya iya" Alisha menghembuskan nafas berat "Gue tau ini kedengarannya enggak masuk akal. Tapi, gue ngerasa kalau gue sama dia kayak punya suatu ikatan. Tapi gue kagak tau apa itu"

QUEEN FOR ALPHA Where stories live. Discover now