PART 39

13.3K 1.2K 21
                                    

Sudah beberapa hari berlalu semenjak Dareen menciumnya di pinggir danau. Dan entah kenapa Alisha merasa jika pria itu semakin ingin menempel kepadanya. Pria itu selalu berkata jika ia akan membawa Alisha pergi kemanapun dia pergi jika itu sangat memungkinkan

Dan contohnya seperti saat ini.

Tepat di perusahaan inti Walcott Company. Alisha duduk disebrang sebuah ruangan rapat VVIP yang mana terdapat Dareen di dalamnya

Ruangan itu memiliki sebuah kaca transparan di samping pintu yang selalu digunakan Dareen untuk mencuri-curi pandang kearah Alisha. Hanya untuk memastikan jika matenya berada di jangkauan matanya

Sedangkan Alisha kini tengah menatap Dareen dengan bosan sambil memakan semangkok penuh buah stroberi yang diberikan Richard sebelum pria itu menyusul Dareen memasuki ruang rapat.

Dua jam yang lalu, Alisha sempat bertanya kenapa ia tak boleh menunggu di ruangan pribadi milik Dareen saja. Dan pria itu hanya menjawab jika ia trauma dengan apa yang Alisha alami karena ulah Axton

Mendengar penjelasan itu, tentu saja membuat Alisha setuju-setuju saja. Walau pada akhirnya ia harus terduduk bosan seperti saat ini

Alisha kemudian menoleh ke arah samping kanan, dimana Clarissa sang sekertaris pribadi Dareen berada. Ini sedikit aneh. Seharusnya seorang sekertaris harus ikut rapat dengan bosnya. Tapi sekarang malah sekertaris  itu tengah memandangi dirinya dengan tatapan maut.

"Aku heran kenapa dia memilihmu daripada aku. Oke kau memang lebih cantik daripada aku. Tapi masalah body. Aku lebih daripada dirimu"

Alisha menaikan alisnya heran dengan ucapan yang dilontarkan Clarissa tiba-tiba "Mungkin karena penampilan lo yang kayak jalang" ujar Alisha menggunakan bahasa Indonesia-nya.

"English. Please!"

Alisha memutar bola matanya malas "Mungkin karena aku memang takdirnya"

"Ini sudah jaman modern. Mana mungkin ada orang yang percaya takdir?"

"Buktinya Dareen percaya"

"Kenapa kau sangat menyebalkan?"

"Kau juga sama"

"Sial. Anak kecil seperti mu tidak pantas untuk Dareen. Aku akan merebut dia darimu. Lihat saja nanti" Seru Clarissa sambil menatap Alisha penuh dengan aura permusuhan

Alisha memasukan satu buah stroberi ke dalam mulutnya dengan malas "Good luck then"

Clarissa mendengus pelan seakan tindakannya yang ingin merendahan Alisha tidak berjalan dengan lancar. Padahal selama ini, para wanita yang ingin mendekati Dareen selalu mundur setelah berhadapan dengannya. Tapi gadis Asia ini benar-benar membuat Clarissa harus berpikir lebih matang

"Apakah aku harus mencelakaimu dulu agar kau menyingkir dari kehidupan Dareen?" Ujar Clarissa dengan mata yang memandang Alisha dari atas sampai kebawah

"Lakukan saja. Tapi jangan salahkan aku jika nanti orang tuamu akan mendapatkan kabar bahwa putri kesayangannya telah tewas dengan kondisi yang mengenaskan" Alisha mendengus kesal. Ia tau betul jika Clarissa ingin mentalnya hancur dengan cara mengacamnya. Tapi sayang itu tidak akan berhasil. Lagipula ini bukan pertama kalinya ia diancam oleh seseorang. Ia sudah lebih dari kata terbiasa untuk menghadapi situasi seperti ini

Sedangkan Clarissa yang mendengar balasan itu malah meneguk ludahnya dengan kasar. Sialan, kenapa malah dirinya yang merasa takut?

Pikiran Clarissa lalu teralihkan ketika mendegar suara decitan kursi di sampingnya

"Ngomong-ngomong. Kau tau dimana toiletnya berada?"

Clarissa berdecak pelan. Tapi anehnya ia malah menunjukan tempat dimana toiletnya berada kepada musuh barunya ini

QUEEN FOR ALPHA Where stories live. Discover now