PART 33

14.1K 1.4K 116
                                    

Waktu menunjukan pukul 11 siang ketika Alisha akhirnya membuka matanya

Manik coklat itu meneliti keseluruh ruangan, alisnya bertaut menjadi satu ketika menyadari dimana dirinya sekarang

Sebuah ruangan yang didominasi warna gelap dengan aroma super maskulin ini menyambut kesadaran Alisha begitu sjaa

Dirinya tentu saja kenal dengan ruangan ini. Karena ini adalah kamar Dareen, kamar yang ia tinggali selama dirinya berada di mansion super megah ini

Dengan perlahan, Alisha berusaha mendudukan tubuhnya diatas kasur berwarna abu-abu ini. Tapi sedetik kemudian, Alisha mengerang pelan ketika merasakan lehernya terasa sedikit perih

Gadis itu mendesis ketika tangannya menyentuh bagian leher yang terasa sakit. Bisa Alisha tebak, jika lehernya terluka dan lukanya ini masih basah karena sedari tadi ia terus merasakan perih walauapun hanya tertiup angin saja

Dahi Alisha mengernyit saat sebuah memori menghampiri dirinya soal kejadian semalam. Ia sedikit bingung dengan apa yang dilakukan Dareen kepada lehernya. Karena semalam ia baru kali ini merasakan sakit yang teramat sangat.

Pria itu benar-benar bertindak seperti seorang bajingan. Dan Alisha sangat benci itu

"Athair" guman Alisha pelan. Sial, dirinya hampir lupa dengan laki-laki itu. Bagimana keadaan dia sekarang? Alisha bahkan baru ingat jika semalam ia sempat melihat kemeja putih Dareen yang seperti terkena cipratan darah segar. Gue harap lo kagak apa-apa

Argh sial!! Gue harus gimana sekarang?. Alisha mengacak rambutnya frustasi. 

Tiba-tiba saja Alisha teringat dengan cerita werewolf yang ia baca beberapa hari yang lalu. Berarti benar jika Dareen seorang werewolf? Dan sekarang ia telah ditandai oleh pria itu?

Sial. Mungkin Alisha sekarang benar-benar tidak akan pernah lepas dari sisi Dareen selamanya

Klik!

Alisha melirik ke arah pintu ketika mendengar suara kunci pintu yang terbuka. Jantung gadis itu tiba-tiba berdetak kencang namun sedetik kemudian berubah menjadi kelegaan karena yang muncul hanya seorang maid yang sangat Alisha kenal. Itu Mira

Maid itu melangkah dengan perlahan mengampiri Alisha "Nona. Saya akan membantu anda untuk membersihkan diri"

Alisha mengeleng pelan, tapi kemudian meringis kecil ketika luka di lehernya terkena beberapa helai rambut panjangnya

"Nona, Anda tiba apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa. Emm... apakah kau punya salep atau apapun itu? Sepertinya leher ku terluka"

Mira melirik sekilas ke arah leher Alisha, kemudian maid itu tersenyum manis "Sepertinya Nona tidak memerlukannya, itu hal yang lumrah jika Nona masih merasakan nyeri"

"Lumrah?"

"Ah bukan apa-apa Nona, Mari saya bantu untuk membersihkan diri"

"Tidak perlu, aku bisa sendiri" balas Alisha lalu berusaha untuk bangkit dari tempat tidurnya menuju ke sudut ruangan yang terdapat sebuah kamar mandi super mewah

Langkah Alisha terhenti tepat di pintu kamar mandi "Emm.. ngomong-ngomong. Apakah kau tau dimana Dareen berada?"

"Tuan Dareen sedang menyambut beberapa tamu penting, Nona" Alisha terdiam sebentar lalu kembali melanjutkan langkahnya untuk masuk kedalam kamar mandi. Tak lupa juga untuk mengunci pintu, walaupun hanya ada Mira saja. Tapi Alisha tetap harus waspada

Tak berapa lama kemudian, gadis itu kini telah berada di depan cermin kamar mandi, memandangi pantulan dirinya dengan lekat. Tidak ada yang aneh dengan dirinya kecuali pada bagian leher. Tangan Alisha mengepal erat melihat bagaimana lehernya dipenuhi oleh kissmark.

QUEEN FOR ALPHA Where stories live. Discover now