PART 55

14.2K 969 30
                                    

Alisha terbangun di pagi hari saat merasakan jika wajahnya di kecup berkali-kali. Bahkan kini ia sekarang malah merasakan pipinya digigit oleh sesuatu yang mana membuat Alisha langsung membuka kedua matanya dan segera mengelus pipinya yang terasa sakit.

"Sakit" Rengek Alisha sambil menatap wajah DareenㅡAh bukan. Matanya berwarna amber. Itu Jay, sepertinya serigala itu berganti shift menjadi manusia tanpa membiarkan Dareen untuk mengambil alih tubuh manusia itu kembali.

Dan sepertinya juga, kedua jiwa dalam satu tubuh itu akan bertengkar saat mereka telah berada ditubuhnya masing-masing.

Tangan kekar itu kemudian terangkat untuk mengusap pelan pipi mate-nya yang ia gigit tadi. Jay kemudian memajukan wajahnya lalu mengecup pipi itu sebentar.

"Maaf Sweety. Aku hanya gemas dengan pipi merah mu tadi."

Wajah Alisha cemberut seketika "Kau tak bekerja?"

"Dareen sudah menyelesaikan semua pekerjaannya. Jadi sekarang aku bebas. Hanya saja, mungkin aku tak bisa ikut dengan mu sampai ke Indonesia"

"Itu tak masalah. Aku tau kau sibuk"

Jay tersenyum lembut sambil menarik tubuh Alisha kedalam pelukannya. Memeluk erat tubuh itu seakan-akan mengumpulkan kenangan tentang kehangatan dari sebuah pelukan yang mate-nya berikan. Ia benar-benar akan merindukan mate kecilnya ini. Jay berharap jika Dareen dapat menyelesaikan semua pekerjaannya dengan cepat agar mereka lebih sering mengunjungi mate-nya nanti.

"Sweety." panggil Jay

"Ada apa?" Guman Alisha yang masih pada betah untuk membenamkan wajahnya pada dada bidang polos itu

"Kau tak ingin memberikan ku sesuatu di pagi yang cerah ini?"

Alisha yang mendengar itu langsung saja mengangkat kepalanya guna menatap wajah Jay yang kini juga tengah menatapnya penuh cinta "Memberikan apa?"

"Morning kiss?"

Gadis itu terkekeh ringan tapi tetap mengecup sekilas bibir Jay sebelum menengelamkan kepalanya kembali kedalam pelukan super hangat itu.

Jay mengerjapkan matanya pelan. Tindakan mate-nya barusan terasa sangat amat cepat. Ia bahkan belum sempat merasakan bibir merah itu. Pria itu kemudian menunduk. Menatap ke arah Alisha yang tengah meringkuk didalam pelukannya. Tapi walaupun begitu, Jay masih dapat melihat telinga mate-nya yang memerah. Ah lucunya. Haruskah ia mulai bermain-main dengan mate kecilnya ini?

"Sweety, itu bukan ciuman. Tapi kecupan."

"Itu sama saja."

"Itu berbeda. Sekarang berikan aku sebuah ciuman atau aku yang mengambil ciuman itu sendiri."

Alisha menggeleng pelan dengan tangan yang memeluk tubuh kekar itu semakin erat. Tapi tentu saja. Tenaga manusia serigala itu seratus kali lipat diatasnya. Dan dalam hitungan detik. Kini Alisha sudah terkurung tepat di bawah tubuh atletis itu.

Dengan kedua tangan yang berada di sisi kepala Alisha. Jay menopang tubuhnya agar tidak menindih tubuh mungil mate-nya. Dan perlahan tapi pasti, Jay mulai memajukan wajahnya.  Hingga kini, mereka dapat merasakan hembusan nafas masing-masing. Semakin dekat sampai kedua bibir itu sudah menempel dengan sempurna.

Bibir yang awalnya hanya menempel itu mulai bergerak. Jay mulai melumat bibir merah itu dengan menuntut yang mana membuat Alisha langsung mengerang tertahan.

Ciuman itu semakin intens saat lidah mereka mulai berpangutan satu sama lain. Mereka berciuman cukup lama hingga pada akhirnya harus terhenti karena Alisha yang mulai kehabisan nafas.

QUEEN FOR ALPHA Where stories live. Discover now