PART 52

10.1K 1K 33
                                    

Dareen berjalan menuju kekamarnya dengan emosi yang mengebu-gebu. Padahal, sebentar lagi dirinya akan berhasil membunuh Luna yang tak tau aturan itu. Tapi, tiba-tiba saja Omega pribadi milik mate-nya datang dan berkata jika tangan mate-nya terluka karena terkena coklat panas. Jadi, dengan emosi yang belum stabil seperti saat ini. Dareen dengan terpaksa melepaskan Luna sialan itu untuk bertemu dengan mate-nya.

Luna itu benar-benar sangat beruntung

Langkah pria itu akhirnya terhenti saat sampai di pintu kamar. Dareen kemudian membuka pintu tersebut dan tak lupa menutupnya kembali ketika ia sudah berada di dalam

Hal pertama yang Dareen lihat adalah mate-nya yang tengah terduduk di pinggir ranjang sambil membelakangi dirinya. Dareen seketika menghela nafas berat, lalu menghirup udara yang bercampur aroma mate-nya guna menetralisir amarah yang tak kunjung hilang juga

Dengan langkah yang lebar. Kini, Dareen sudah berdiri tepat di hadapan matenya yang tengah mengompres punggung tangan kiri itu dengan sebuah handuk putih mini. Dareen pun kemudian terduduk di lantai. Memegang tangan mungil milik mate-nya. Lalu melempar handuk putih itu kesembarang arah

Dareen seketika mengeram tertahan saat melihat punggung tangan kiri itu memerah dan hampir melepuh

"Maaf," cicit Alisha pelan dengan kepala yang menunduk "Maaf jika aku selalu membuatmu khawatir."

Dareen menggelengkan kepalanya pelan "Tidak apa-apa Honey. Kau tak perlu meminta maaf."

Alisha tak membalas ucapan Dareen. Melihat itu. Jay langsung saja mengambil alih tubuh manusia itu agar dapat menyembuhkan luka matenya

Dan setelah merasa jika luka itu sudah sembuh seratus persen. Dareen kembali mengambil alih tubuh manusianya itu dan langsung terduduk di pinggir ranjang tepat di samping mate-nya. Tangannya itu kemudian terulur untuk mengusap rambut Alisha dengan lembut

"Kenapa kau bisa terluka?"

Alisha memandangi Dareen sekilas sebelum kembali menunduk "Aku sedang tidak fokus karena tengah mengerjakan program coding ku. Jadi tanpa sengaja aku menyengol gelas itu ketika ingin mengambilnya."

"Maaf." lanjutnya dengan nada menyesal

Dareen menghela nafas pelan sebelum kedua tangannya mengangkup wajah Alisha agar mereka saling bertatapan. Dareen benar-benar tak suka jika mata yang indah itu menatap kearah lain saat bersama dengan dirinya

"Apa ada bagian lain yang terluka?" Tanya Dareen yang mendapatkan gelengan pelan dari Alisha

"Jika ada bagian lain yang sakit. Segera beritahu kepadaku. Mengerti?"

Alisha mengangguk sambil memandangi Dareen dengan dalam "Ngomong-ngomong. Ada apa dengan mu? Kenapa penampilan mu berantakan sekali?"

Sedetik kemudian, telinga Alisha menangkap suara geraman yang terdengar seperti tengah menahan emosi

"Tadi ada seorang Luna yang tak tau aturan. Aku sangat ingin membunuhnya tanpa peduli dengan mate dari Luna itu yang terus saja memohon kepadaku. Aku tak suka seseorang yang tak tau batasannya" Seru Dareen berusaha menjelaskan dengan sedikit menahan emosi. Tangan yang sedari tadi berada di pipi Alisha itu turun untuk menangkat tubuh ramping itu agar duduk dipangkuannya.

"Maksud mu Luna Tiara?"

"Apa yang dia lakukan kepadamu?" Tanya Dareen dengan wajah yang sudah menempel pada leher matenya. Tepat dimana tanda itu berada

"Tidak ada"

"Honey!" peringat Dareen penuh tekanan yang membuat Alisha meneguh ludahnya dengan kasar

QUEEN FOR ALPHA Where stories live. Discover now