PART 46

10.6K 1K 18
                                    

Seharusnya Dareen berada di negara ini selama dua minggu. Persis seperti yang pria itu katakan ketika ia tengah beres-beres untuk kepulangannya

Tapi baru 4 hari berlalu, Dareen harus segera kembali malam ini juga. Dan berkat itu. Sejak tadi pagi-pagi sekali, Dareen sudah menyelinap masuk kekamarnya lalu memeluknya dengan sangat erat

Ini sudah berjam-jam lamanya. Dan Dareen masih setia memeluknya sambil tiduran di atas kasur dan tentu saja dengan kebiasaan pria itu yang selalu shirtless ketika berada di atas kasur

Entah sebuah kebetulan atau tidak. Hari ini merupakan tanggal merah, sehingga membuat Alisha masih setia berada di kamar bersama Dareen yang memeluknya dengan wajah pria itu yang terbenam dilehernya

Tangan mungil itu mengelus rambut Dareen dengan lembut. Yang mana malah membuat Dareen mengeram pelan dan semakin mengeratkan pelukannya

"Jam berapa kau berangkat?" Tanya Alisha secara tiba-tiba

"Sekitar jam 8 malam nanti"

"Kau tak bersiap-siap untuk kepulanganmu?"

"Aku tengah bersiap-siap sekarang" Bisik Dareen pelan dengan mata yang tertutup "Bersiap-siap untuk jauh darimu"

Alisha mendengus pelan. Ia kemudian teralihkan oleh suara ponselnya yang tiba-tiba saja berbunyi. Dengan posisi Dareen yang tidak ada niatan untuk bergerak. Alisha pun mengambil ponsel itu dengan satu tangan yang terbebas

"Ada apa?" Tanya Dareen yang merasa semua perhatian dari matenya menghilang begitu saja. Bahkan ia tak lagi merasakan elusan di pucuk kepalanya

Alisha pun menjawab pertanyaan walaupun dengan mata yang masih menatap layar ponselnya "Sahabat ku mengajakku untuk pergi"

"Kemana?"

"Mall"

"Jangan pergi"

"Memangnya kenapa?" Tanya Alisha sambil tersenyum geli karena suara Dareen yang terdengar seperti tengah merengek "Sepertinya pergi di tanggal merah seperti ini adalah ide yang bagus"

"Itu ide buruk. Benar-benar buruk"

Ponsel Alisha berbunyi kembali. Kali ini bukan suara pesan masuk. Tapi suara panggilann grup yang berasal dari keempat sahabatnya

Tapi sebelum Alisha mengangkat panggilan tersebut. Dareen sudah lebih dulu mengambil ponsel miliknya dan melemparnya di satu sisi kasur yang jauh dari jangkauan Alisha

"Jangan memikirkan hal lain ketika bersama ku Honey" Tekan Dareen yang entah bagaiamana sekarang berada di atas Alisha. Mengurung tubuh matenya tepat di bawahnya "Aku tak suka"

Tubuh Alisha mematung seketika. Apalagi dengan jarak Dareen yang begitu dekat dengan dirinya. Sial, jantungnya sudah tak aman sekarang

"Lalu apa yang kau suka?"

"Dirimu" Dareen kemudian memajukan tubuhnya. Mengarahkan wajahnya tepat di tanda yang ia berikan. Mengecup tanda itu sebentar sebelum ia menciumi seluruh wajah matenya dengan gemas

Alisha tersenyum dengan lebar ketika Dareen menciumi wajahnya, apalagi bulu-bulu tipis di wajah pria itu membuat wajahnya terasa geli

"Dareen hentikan, iya-iya aku tak akan memikirkan apapun ketika bersamamu. Aku janji"

Sedetik kemudian Dareen pun menghentikan perbuatannya. Bukan karena ucapan yang dlontarkan matenya barusan. Tapi karena suara nyaring yang berasal dari perut matenya

Dareen pun terkekeh ringan ketika melihat wajah matenya yang memerah padam

"Sepertinya aku terlalu lama memelukmu" Timpal Dareen sambil menyingkirkan tubuhnya dari atas tubuh matenya "Kau mau makan apa? Mau kupesankan?"

QUEEN FOR ALPHA Where stories live. Discover now