PART 40

14.1K 1.2K 27
                                    

Ketika Alisha dan Dareen baru saja pulang ke mansion. Gadis itu dikejutkan dengan seorang wanita tua yang tiba-tiba saja memegang kedua bahunya dengan sangat erat.

Alis Alisha mengerinyit heran melihat ekspresi wanita tua ini yang tiba-tiba berubah. Mulai dari datar, sedih dan bahagia. Semua ekspresi itu dapat Alisha baca dalam hitungan detik. Tapi entah kenapa, wanita itu kemudian memeluk dirinya begitu saja

"Wah kau sangat cantik, pantas saja dia tak pernah membawamu jika ada pertemuan antara bangsa immortal. Ku rasa cucuku tak ingin kau direbut oleh siapapun"

"Cucu?" Mata Alisha menatap Dareen dengan pandangan bingung

"She's my Grandma"

Alisha yang mendegar itu entah kenapa membuat dirinya nervous seketika "Ha-halo"

"Haha kau sangat lucu. Namamu Alisha kan?"

Gadis itu mengangguk sebagai jawaban

"Namaku Everild. Orang-orang disini selalu memanggilku dengan sebutan Luna. Tapi khusus untuk mu. Kau harus memanggilku dengan sebutan Grandma"

Para Omega yang berdiri di belakang Everild dan tentu saja Dareen tak dapat meyembunyikan raut wajah terkejutnya. Karena untuk pertama kali, Everild menyuruh seseorang untuk memanggil dirinya dengan sebutan Grandma. Bahkan mate Dareen yang terdahulu akan di marahi jika memanggil Everild dengan sebutan itu

Tapi kemudian Dareen tersenyum bahagia. Ia tahu betul kemampuan yang dimiliki oleh Neneknya. Sepertinya setelah ini ia harus bicara empat mata dengan Neneknya

"Baik, Grandma" kata Alisha sambil menampilkan senyuman manisnya

"Apakah kau sibuk, ak-"

"Dia butuh istirahat" potong Dareen "Maaf Grandma, tapi mateku baru saja terluka. Ia butuh istirahat. Jika Grandma ingin berbincang dengannya. Itu bisa dilakukan besok"

Everild baru saja ingin protes, tapi ia urungkan ketika melihat wajah Alisha yang pucat. Seketika raut wajah Everild menjadi panik. Kedua tangan yang mulai keriput itu memegang kedua pipi Alisha dengan lembut "Kau terlihat pucat. Apa kau tidak apa-apa?" Ia kemudian melirik Dareen dengan tajam "Kau ini seorang King of Werewolf, tapi bagimana bisa kau membiarkan matemu terluka"

Mata Dareen terpejam. Ia sama sekali tak bisa mengelak perkataan Neneknya ini

"Aku tidak apa-apa Grandma. Ini hanya luka kecil, lagipula Dareen sudah mengobatiku tadi" Ujar Alisha berusaha untuk menetralisir keributan antara Nenek dan cucunya

"Kau jangan membela pria itu. Dan kau.." jari telunjuk itu mengarah ke arah Dareen "Cepat bawa dia kekamar"

Dareen menangguk pelan. Tapi sebelum melangkahkan kakinya, ia menatap Neneknya dengan dalam. Tapi ketika ingin membuka mulut. Ucapanya sudah di dahului oleh Everild

"Temui aku di ruang kerjamu jika kau ingin tau"

Tanpa banyak bicara, Dareen langsung mengantar Alisha ke kamar mereka, memposisikan tubuh matenya di atas kasur agar terasa lebih nyaman. Sepertinya Alisha kekurangan banyak sekali darah. Wajah pucat benar-benar membuat hati Dareen menjadi sakit.

"Tidurlah. Aku akan membangunkan mu ketika waktu makan tiba" Alisha mengangguk pelan sebagai jawaban.

Dareen yang melihat itu tersenyum tipis. Mengecup dahi matenya sebentar sebelum berjalan pergi untuk menemui Neneknya

Hal pertama yang Dareen lihat ketika memasuki ruangan kerja adalah Everilf yang tengah meminum segelas darah segar sambil terduduk di sofa

"Grandma selalu marah jika mate ku terdahulu memanggilmu dengan sebutan 'Grandma'. Bahkan aku masih ingat tatapan jijik yang Grandma berikan kepada mereka. Tapi sekarang. Grandma langsung menguruh mateku untuk memanggilmu dengan sebutan itu. Jadi, sebenarnga apa yang Grandma lihat?"

QUEEN FOR ALPHA Where stories live. Discover now