5 • Sakit

298 169 16
                                    

Dari semua rasa yang dianugerahkan oleh Allah swt untuk dapat dirasakan, mengapa harus rasa ini yang aku rasakan?









Ayah menunjuk ku, "KAMU..!"
Sambil menarik jilbab yang aku kenakan,

Plak , ayah menampar pipi ku hingga darah keluar dari sela-sela gigi ku akibat kerasnya tamparan ayah.

"Bagaimana rasanya? Sakit bukan? Itu yang saya rasakan ketika tetangga memandang rendah saya karena kamu."

"SAYA BENAR-BENAR MALU MEMBESARKAN ANAK GADIS SEPERTI KAMU!"

Sakit, sungguh sakit. Kalimat yang ayah lontarkan barusan lebih sakit dari tamparan yang dia berikan kepada ku.

"Aaya..,"

"DIAM! Jangan lagi kamu mengeluarkan suara sedikit pun, karena itu tidak dapat merubah segalanya," ucap ayah memotong kalimat yang baru saja akan aku ucapkan.

"Sudahlah, darah tinggi saya bisa naik jika melihat kamu. Pergi kamu dari hadapan saya. Jangan pernah tunjukkan muka mu lagi dihadapan saya lagi."

"Karena dengan wajah mu itu mengingatkan saya akan cemoohan orang-orang kepada saya."

"PERGI!!" bentak ayah dengan suara menggelegarnya, membuat tubuh ku melemas seketika.

Aku menangis dihadapan ayah, tapi ia sama sekali tidak menoleh sedikit pun ke arah ku. Rasanya begitu sakit sekali ya Allah, maafkan aku ayah, karena diriku ini dirimu menjadi ejekan tetangga.

Aku segera berlalu dari hadapan ayah dengan memegang pipi sebelah kanan yang telah ditampar ayah barusan. Darah dari gigi ku belum mau berhenti, ia masih mengalir dengan deras.

Saat aku melewati ayah, aku melihat ibu berdiri di bagian dapur dengan tatapan tajamnya. Ku langkahkan kaki ku ke arahnya, tapi sebelum sampai dapur

"Berhenti kamu, ngapain ke sini. Pergi ke kamar kamu sana, jika ayah melihat kamu disini maka ia akan murka kembali. Saya juga malu terhadap diri saya sendiri, dosa apa yang saya lakukan dulu hingga lahir anak seperti kamu," ujar ibu melewati ku begitu saja menghampiri ayah.

Air mata ku bertambah deras keluar, tidak kah ibu melihat bahwa pipi ku berdarah? Apakah ia tidak khawatir terhadap ku, apa ia tidak kasian terhadap diriku ini?

Aku berjalan menuju kamar ku dengan meringis menahan perih di pipi ku yang mulai membengkak. Rasanya sakit sekali, efeknya bahkan sampai ke otak. Aku merasa sangat pusing sekarang, tapi aku harus menahannya.

Saat akan membuka pintu kamar, pintu itu telah terbuka dari dalam.

"Aku capek deh kak, hampir tiap malam dengar kakak bertengkar sama ayah atau pun ibu. Gak bosen apa?" tanya Astra sambil berkacak pinggang.

Dia Astra Pryayoga adik laki-laki ku yang berusia 14 tahun. "Ya mungkin kak Anna seneng kali tiap hari ribut sama ayah terus," sela Asya Permata adik perempuan ku yang usianya masih 11 tahun.

"Dek..,"

"Kok kalian ngomong gitu sih?" tanya ku dengan air mata yang mulai menggenang kembali di pelupuk mata.

"Ya elah baper amat, gitu aja mau nangis," ujar Astra yang kemudian berlalu ke kamarnya.

"Inget ya kak, kalau bukan karena kakak hidup kita gak mungkin gini. Mungkin ayah juga enggak bakal dipandang rendah sama orang-orang."

"Sadar diri kak, kakak tuh udah buat dosa besar tau. Udah buat keluarga ini menderita dan susah," setelah mengatakan itu Asya segera pergi dari hadapan ku dengan muka datarnya.

"De---k....," nafas ku tercekat di tenggorokan, rasanya aku lupa cara berbicara dengan benar.

Aku segera berlari ke kamar dan menguncinya, aku terduduk di lantai yang dingin dan menangis sejadi-jadinya.

Ya Allah rasanya sakit sekali, hati ku sesak sekali ya Allah. Aku tahu ini semua karena diriku, aku telah membuat keluarga ini menderita dengan hidup ku.

Namun, aku sedang membayar itu semua dengan pekerjaan paruh waktu yang aku kerjakan saat ini ya Allah. Penghasilan itu memang belum bisa membayar semuanya, tapi izinkan hamba berusaha ya Rabb...

Hati ku begitu sakit mendengar perkataan yang mereka ucapkan kepada ku, dan dari semua perkataan itu semuanya adalah benar.

Aku adalah penyebab ini semua, sejujurnya jika boleh memilih aku memilih untuk tidak pernah berada di posisi ini. Tapi Engkau telah menggariskan takdir itu kepada hamba ya Allah. Kuatkan hamba ya Rabb, bantu hamba untuk segera keluar dari masalah ini.



























































Bismillah up lagi nih 🙌🏻
Jangan lupa tinggalkan jejak ya 👣

Terima kasih ✨

Luka Tersembunyi [END]Where stories live. Discover now