13 • Bertemu

154 103 23
                                    

Perasaan apa ini, rasanya sangat berbeda. Aku sudah berusaha menepisnya tapi ternyata gagal.














Dengan perasaan sedih aku bersiap-siap untuk pergi bekerja, tentunya setelah urusan di rumah telah selesai semua.

Saat ini masih pukul 08.00 WIB, sebenarnya masih terlalu pagi untuk bekerja paruh waktu seperti ku. Namun, aku ingin menebus satu hari kemarin saat tidak dapat bekerja.

Lumayan juga uangnya jangan sampai dipotong untuk bulan ini, karena saat ini aku sedang membutuhkan uang untuk keperluan sehari-hari.

Khususnya untuk sekolah, terkadang iuran kelompok yang jumlahnya besar membuat aku harus extra mengeluarkan uang untuk itu.

Setelah selesai bersiap, aku mengunci pintu dan meletakkannya di dekat pot bunga. Sebenarnya jika dilihat-lihat siapa juga yang akan membobol rumah ini, karena rumah yang kami tinggali terbuat dari papan, begitu sederhana.

Terkadang aku menangis melihat rumah yang kami tempati, jika bukan karena kesalahan ku dulu mungkin kami masih berada di rumah yang fasilitasnya terjamin. Tapi karena kesalahan yang telah aku lakukan semuanya berubah saat ini.

Jadi, ketika mereka menyalahkan ku untuk itu, adalah sebuah kebenaran.

Setelah puas meratapi nasib, aku segera berjalan meninggalkan pekarangan rumah. Semoga saja sedikit demi sedikit uang yang aku kumpulkan dapat membayar semua masa kejayaan keluarga kami dulu.

Aku melewati jalan tembusan agar segera sampai ke restaurant , sejujurnya tenaga ku belum begitu pulih. Karena semalam aku tidak dapat tidur mendengar gelak tawa mereka di rumah, aku hanya bisa menangis di bawah bantal sampai jatuh tertidur.

Dua puluh menit berlalu akhirnya aku sampai restaurant, suasana restaurant pagi ini lenggang. Hanya satu dua orang yang makan di sini, mungkin belum waktunya istirahat dari kesibukan mereka.

"Loh dek, bukannya kamu lagi sakit?" tanya Bang Lian dengan raut muka kagetnya melihat sosok diri ku yang memasuki restaurant.

"Masih pakai masker gitu, berarti belum sembuh total."

"Ngapain kerja coba."

"Lebih baik pulang deh istirahat di rumah biar cepat sembuh."

"Ngapain coba dipaksain kerja lagi sakit gitu."

"Mending pulang sana, atau abang telponin Tante Ami nih biar kamu pulang," ancam Bang Lian segera mengotak-atik handphonenya.

"Eh jangan bang," seru ku panik. Kalau Tante Ami tahu aku bekerja masih sakit begini, beliau akan memaksa ku untuk pulang. Apalagi jika Dina tahu maka tamatlah riwayat ku.

"Aku udah sembuh kok beneran deh, ini pakai masker karena tinggal batuk kecil aja. Takut nularin ke pelanggan dan pegawai lainnya bang."

"Pliisss, jangan bilang Tante Ami ya kalau Anna kerja hari ini." Mohon ku pada Bang Lian.

Karena hari ini Jumat, Tante Ami tidak akan datang untuk memantau restaurant sebab, setiap hari Jumat beliau akan menghabiskan waktu di rumah ibu mertuanya.

Makanya aku berani untuk datang bekerja hari ini, tapi jika Bang Lian menelpon Tante Ami aku yakin beliau akan memaksa ku untuk pulang dan istirahat di rumah.

Luka Tersembunyi [END]Where stories live. Discover now