32 • Syarat

92 25 7
                                    

Apa pun akan aku lakukan untuk melihat senyuman indah terbit kembali di bibir kalian, walau banyak orang yang mengatakan aku telah melakukan hal terbodoh di dunia ini.


















Kening ku mengernyit bingung, mendengar ayah menyetujui ucapan ku dengan satu syarat. Aku menanti dengan gugup kalimat ayah selanjutnya, semoga saja syarat yang harus ku penuhi tidak begitu berat.

Ayah melepaskan cengkramannya, lalu menatap ku datar dan tajam. Ia mengajukan satu syarat yang benar-benar membuat tubuh ku membeku di tempat.

“Saya akan memberikan kesempatan terakhir, dengan satu syarat.” ujar ayah masih dengan seringai tajam di bibirnya.

“Sy-yarat?” dengan gagap aku menjawab ucapan ayah.

“Syarat apa yang harus Anna lakukan ayah? Anna pasti akan melakukannya, agar tetap berada di keluarga ini.” lanjut ku dengan lirih.

“Bagus, saya senang mendengar semangat mu itu anak bodoh!”

“Baiklah, syaratnya tidak susah, hanya berikan saya uang 5M.”

“Anggap saja itu menebus semua masa kejayaan saya dulu, bagaimana?”

“Kamu setuju bukan dengan syarat yang saya berikan?” tanya ayah masih dengan seringai tajamnya.

Aku mematung mendengar syarat yang ayah ajukan, bagaimana mungkin aku yang masih anak sekolah mendapatkan uang sebanyak itu. Dengan cara apa aku mendapatnya, ya Allah tolong bagaimana sekarang.

“Asiiikkk, boleh tuh syaratnya ayah. Pasti nanti kita hidup enak lagi kayak dulu,” Asya menyela dengan raut senang di wajahnya.

“Saya juga setuju mas, dengan uang segitu kita bisa membangun rumah dan usaha baru, jadi saya juga gak perlu kerja lagi.” timpal ibu dengan rasa senang di raut wajahnya.

“Astra juga setuju, lumayan bisa beli motor baru yang Astra pengenin dari dulu.” Astra juga menyetujui syarat ayah dengan riang.

Aku menatap mereka satu per satu yang terlihat memiliki binar kebahagian setelah ayah melontarkan syarat tersebut, aku senang melihat itu, sudah lama sekali aku tidak melihat itu dari mata mereka.

Akankah aku menyanggupi syarat ayah? Tapi nominal uang tersebut begitu besar dengan aku yang hanya bekerja sebagai pramusaji di restaurant. Bahkan dengan pekerjaan tersebut, butuh berpuluh-puluh tahun untuk mengumpulkannya.

Aku bimbang akan keputusan yang akan ku buat, aku tidak ingin berpisah dengan mereka, namun aku juga tidak yakin untuk mendapatkan uang sebanyak itu.

“Bagaimana? Jangan terlalu lama berpikir, ini sudah malam dan saya butuh istirahat!”

“Cepat katakan, apa keputusan mu!”

“Saya memberikan waktu seminggu untuk syarat tersebut, jangan pernah injakkan kaki mu ke rumah ini sebelum membawa uang itu.” jelas ayah dengan wajah datarnya.

“Seming-gu? Ayah, bagaimana Anna bisa dapatin uang sebanyak itu dengan waktu yang singkat.”

“Saya tidak peduli, mau jual diri juga terserah.”

Hati ku berdenyut sakit mendengar ucapan ayah, ya Allah bagaimana aku bisa memenuhi syarat ayah tersebut dengan cara yang halal.

“Jangan membuang waktu, silahkan keluar dari rumah ini. Jika sudah mendapatkan uang itu, baru kamu boleh kembali ke rumah ini.”

Tanpa mendengar keputusan yang ku buat, setuju atau tidak dengan syarat tersebut, ayah mengambil tas besar milik ku yang berisi perlengkapan untuk seminggu ke depan atau mungkin lebih.

Luka Tersembunyi [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें