Young, Dumb, Stupid- 1

4.3K 281 5
                                    

Tangisan- ah bukan, rengekan seorang gadis terdengar ke seluruh penjuru kantin membuatnya menjadi perhatian semua orang sekarang.

"AAAA KENAPA KISAH CINTA GUE SELALU GAGAL, HARU!" teriaknya diiringi dengan sedotan ingus membuat orang-orang di kantin bertambah sinis menatap gadis itu.

Entah sudah bungkusan tisu ke berapa yang ia gunakan untuk menghapus air mata patah hatinya itu, tapi yang pasti mejanya telah penuh dengan tisu-tisu bekasnya, bahkan ada yang masuk ke dalam mangkuk bakso orang di depannya.

Dari tadi dia sibuk menutup telinga dan mata karena merasa malu dengan tingkah sahabatnya ini, tapi ketika tisu itu melompat masuk ke dalam mangkuk baksonya, ia benar-benar tidak bisa menahan semua ini lagi.

"Ish Jihan!" kesalnya menatap tajam sang sahabat.

Gadis yang bernama Haruna itu berdiri lalu menarik sang sahabat untuk pergi dari sana. Haruna malu, sungguh malu.

Haruna menarik Jihan ke tempat yang lumayan sepi, hanya ada beberapa mahasiswa yang tengah bermain game di sini.

Gadis itu masih menangis, membuat Haruna jengah sendiri.

"Udah berhenti Jihan, itu baru crush yang ninggalin Lo jadian, belum pacar yang ngelingkuhin Lo," ujarnya.

Mendengar itu tangis Jihan bertambah keras. "Lo kok gitu sih ngomongnya? Sahabat macam apa Lo ini, sama sekali gak ngertiin gue. Gue lagi patah hati Haru, patah hati!"

Haruna memutar matanya jengah. Ia mengerti Jihan tengah patah hati, tapi gadis itu benar-benar bodoh menangisinya berjam-jam seperti ini. Lagipula, hanya perkara Crush yang pacaran, dia juga tidak tahu bahwa Jihan itu ada dan hidup.

Hah, harusnya Haruna tidak mengatakan kepada Jihan kabar yang tengah hangat itu. Tapi bagaimanapun, cepat atau lambat gadis itu juga pasti akan mengetahuinya. Jihan selalu update informasi terbaru tentang Mas Crush-nya itu, lebih tahu dari pada Haruna. Tapi masalahnya, Crush Jihan yang bernama Davu itu menembak kekasihnya tepat di depan Haruna.

"Hah, gue harus apa Haru? Sakit. Udah dua tahun gue jadi pengagum rahasia-nya, tapi kenapa Kak Davu gak pernah ngeliat gue?" Jihan menarik ingusnya kembali.

Haruna jengah. "Gimana cara Kak Davu ngeliat Lo, Kak Davu aja gak tau kalau Lo itu idup, Jihan."

Jihan menghela napasnya. "Kenapa gue gak berjuang dari dulu ya?"

Haruna bersidekap dada menatap Jihan benar-benar jengah. "Gak ada gunanya nyesal sekarang. Salah Lo sendiri kenapa dari dulu gak terus terang aja, sekarang udah milik orang lain, baru nangis-nangis Lo."

"Ya sekarang gue harus apa Haru?! Gue cinta banget sama Kak Davu."

Pret!

Haruna tampak berpikir sejenak, sebelum sebuah bola lampu bercahaya muncul di atas kepalanya.

"Gimana kalau Lo berdo'a aja di pohon beringin keramat di belakang fakultas kesenian?"

Sebenarnya tidak ada gunanya berpikir, Haruna dan Jihan sebenarnya sama saja, tidak ada yang lebih baik.

"Hah?" Jihan seketika menghentikan tangisnya.

Young, Dumb, StupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang