Epilog

1.4K 205 9
                                    

"MAMA MERTUA! PAPA MERTUA!"

Jihan menjatuhkan rahangnya ketika Duta meninggalkannya sendirian di motor pemuda itu, dan sekarang lihat apa yang sedang ia lakukan benar-benar membuat Jihan tidak percaya.

Duta berlari memeluk kedua orang tuanya. Sialan, mereka tampak sangat akrab. Perasaan, Duta sama sekali tidak pernah bertemu dengan mereka berdua.

"Ma, itu ngapain Dugong satu masih di sana? Cosplay jadi cicak?" Oh itu adiknya yang baru keluar dari rumah dengan setoples kue kacang di pelukannya.

Jihan menghela napas kesal, memilih turun dari motor dan menghampiri keluarganya itu yang tengah bercengkrama dengan Duta.

Jehan, adik Jihan mendengus. "Bagus, setelah sekian purnama baru inget pulang Lo. Seneng amat idup di kota keknya, tapi bagus sih, gak ada Lo, rumah jadi tentram."

Setelahnya Jehan, remaja SMP itu berjalan masuk kembali ke dalam rumah setelah melempar sang kakak dengan kue kacang.

Jihan menggeram kesal menatap adiknya itu. "Lo pikir gue juga seneng deketan sama Lo hah? Babi Lo!"

Jihan mengejar adiknya itu ke dalam rumah, meninggalkan Duta dan kedua orang tua kekasihnya itu di depan. Ah sekarang Duta tahu, gen toxic ternyata bisa menurun juga ternyata. Jihan dan Jehan benar-benar mirip tanpa celah, baik wajah maupun sifat.

★★★

Pemuda itu duduk diam di sofa, menatap secara bergantian dua orang di depannya. Lama sekali Jehan menatap seperti tengah menilai sesuatu hingga Jihan melempar selembar tisu kepada adiknya itu.

"Jangan gitu banget liatinnya, gak tau apa muka lo kayak bocah yang lagi cepirit tapi tai-nya gak keluar-keluar?" Jihan menatap tajam pada Jehan.

Yang paling muda di sana berdecak. "Bacot Lo. Gue mau perhatiin calon kakak ipar gue ini, bisa-bisanya idola terkenal sekelas Gavaska bisa kepincut sama plastik lecek kayak lo."

"Ya karena gue cantik! Gak kayak Lo, gantengan Pak Munir montirnya Papa dari pada Lo!"

"Yaudah nikah aja sama Pak Munir sono!" Jehan mencibir Jihan, membuat gadis itu benar-benar naik darah.

Ingin menendang remaja SMP itu, tapi Duta segera melerai.

"Kalian ini mentang-mentang kakak adek jangan apa-apa mirip dong. Udah muka mirip, sifat juga mirip. Pusing gue please."

Jehan menghela napas. "Belum aja Lo liat Bang Johan, Kak."

Baru saja Jehan mengatakan itu, suara pintu depan terbuka mengalihkan atensi ketiganya.

"Assalamualaikum para ahli neraka, Abang kalian yang tampan dan rupawan datang membawa seribu kenangan!"

Duta melihat, pria yang tubuhnya lebih berisi itu, wajahnya mirip dengan kedua orang di depannya.

"Oh adik perempuanku Jihan, telah lama abangmu ini tidak melihatmu. Abang rindu sekali dengan wajah kusut macam kerupuk ubi kau itu!

Dan Jehan, adik bungsu Abang yang buruk rupa. Abang membawa oleh-oleh untukmu, sudah rindu dengan suara kentutmu yang sangat sopan itu!"

Oh sekarang Duta mengerti, sifat mereka adalah gen yang menurun. Itu berarti diturunkan dari ...

"Oh selamat datang anakku Johan penggemar nomor satu serial Adudu!"

Young, Dumb, StupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang