Young, Dumb, Stupid- 32

1.1K 135 1
                                    

Ketika Haruna mengatakan ingin bertemu, Jihan tanpa pikir panjang segera menemui temannya itu. Dan ternyata bukan hanya Haruna, ada tiga orang lainnya juga di sini.

Katara, Dhiwa dan Aaron.

Entah di mana Haruna menemukan ketiganya.

Helaan napas terdengar dari Katara.

"Itu gak bener."

Jihan mengangguk. "Gue tahu."

"Gue udah kenal Duta dari SMP, dia anak yang baik meskipun sering absen," ujar Aaron.

"Tahun pertama Duta sering absen karena kondisi mentalnya setelah Kakaknya meninggal. Dan tahun kedua hingga kelulusan, dia jarang masuk karena menjadi trainee untuk menggapai mimpinya. Dia sama sekali gak pernah membully orang, dia anak yang baik dan penolong," ujar Dhiwa.

"Jadi anak yang ada di foto itu siapa?" tanya Haruna tiba-tiba.

"Itu Tomi, dia emang anak abk, dan sering di-bully sama anak-anak lain. Tapi bukan Duta yang ngebully-nya, Duta bahkan nolong Tomi waktu dia dipukul siswa lain. Dan foto itu diambil tepat waktu Duta nolongin Tomi," jelas Katara.

"Kenapa foto kayak gitu bisa ada? Siapa yang ngambil? Dan untuk apa?" tanya Haruna.

"Foto itu diambil sama anak-anak klub berita, admin akun handsome boy yang isinya anak-anak ganteng di sekolah waktu itu. Foto itu sempat viral di grup chat karena memuat visual Duta yang emang ganteng, dan dari sana nama Duta mulai populer," jelas Dhiwa.

"Kalau gitu, kita bisa buktikan kalau ini cuma fitnah kan? Kita bisa cari bukti di akun handsome boy itu." Jihan berucap.

Aaron menggeleng. "Kabar buruknya akun handsome boy udah dihapus semenjak banyak siswa yang protes karena wajah mereka diposting tanpa izin."

Jihan menghela napas. "Itu artinya kita benar-benar gak bisa buktikan kalau ini palsu?"

"Kenapa kita gak tunggu klarifikasi agensi aja? Mereka juga pasti lagi nyelidikin ini kan?" tanya Haruna.

Jihan menggeleng. "Gak bisa, kita juga harus ikut turun tangan karena jelas kita tahu kebenarannya di sini."

Haruna menghela napas. "Sebenarnya untuk agensi sebesar HNH, mereka bisa ngurus diri sendiri. Tapi kalau emang Lo mau ikut nyari buktinya, kenapa gak lihat akun yang pertama kali nyebar berita palsu itu?"

Katara mengangguk. "Gue yakin pelaku penyebaran berita palsu itu orang terdekat, karena kejadian itu udah lama banget, bahkan akun handsome boy aja udah dihapus."

"Apa nama akunnya?" tanya Jihan.

"Setelah gue tanya-tanya, berita itu pertama kali muncul di twitter sama akun yang namanya dddx. Dia yang nyebar berita itu pertama kali sekaligus foto itu," ujar Haruna.

Kelimanya kompak membuka Twitter dan mencari akun dengan nama tersebut. Dan benar saja, akun tanpa profil itu benar-benar telah ramai, postingannya hanya satu, tapi telah banyak disukai dan diretweet oleh orang-orang.

"Dilihat dari tanggal dia bergabung, kemungkinan itu adalah akun lama, tapi dia menghapus semua postingan dan jejaknya. Dilihat dari postingan yang dia sukai, dia cuma menyukai komentar-komentar orang di postingannya itu." Aaron berbicara.

"Kalau gitu, masih ada kesempatan untuk mengungkap siapa pelakunya. Kalau keberuntungan ada di kita, pasti ada satu atau dua postingan yang dia sukai di masa lalu," ujar Jihan.

Semua orang menatap pada Jihan, lalu mereka semua kompak menggali lebih dalam akun tersebut, sangat banyak postingan yang pemilik akun itu sukai sehingga membuat kelimanya lelah.

Katara yang menyerah lebih dahulu, dilanjutkan dengan Dhiwa, lalu Haruna. Selang beberapa menit setelahnya baru lah Jihan meletakkan ponselnya kesal karena tak kunjung menemukan akar postingan tersebut. Sekarang hanya Aaron harapan satu-satunya.

Pemuda itu memang tidak akan mudah menyerah, dia bahkan senang jika disuruh melakukan hal seperti ini. Dia teliti dan cerdas.

"Ini dia!" Aaron berseru kencang lalu meletakkan ponselnya di atas meja.

Semua orang melihat, dua postingan terakhir disukai oleh pemilik akun, tampaknya sebuah berita lokal tentang kemacetan dan informasi tentang turnamen game online, tidak ada yang spesial. Tapi ada seseorang di sana yang mengernyit bingung.

Itu Katara.

"Berita kemacetan yang dia sukai itu lokasinya tepat ada di depan Kondo gue," ujar Katara tiba-tiba yang membuat keempatnya kompak menoleh pada gadis itu.

Dhiwa mengernyit. "Jadi maksud Lo si dddx ini tinggal di Kondo yang sama dengan Lo?"

Katara menghela napas. "Kemungkinan kecil sih."

Haruna mengangguk. "Ya, kemungkinan kecil. Bisa aja dia cuma sekedar menyukai postingan lewat kan? Atau emang dddx ini tipe orang yang peduli tentang kemacetan Jakarta."

Dhiwa mengangguk. "Kayaknya emang lebih baik kita tunggu konfirmasi agensi, mereka bekerja dengan baik dari kita. Bahkan kita di sini aja gak punya bukti berarti."

Jihan menghela napasnya. "Emang kita gak bisa cari keberadaan admin akun handsome boy itu ya?"

"Cari aja, kita bertiga aja bahkan gak tau namanya," ujar Aaron.

Haruna menepuk pundak Jihan. "Han, udah paling bener tunggu agensi aja. Bener kata Dhiwa, kita bahkan gak punya bukti di sini."

Kelimanya lalu saling diam, memikirkan beberapa hal sebelum sepakat untuk bubar.

★★★

Katara memasuki gedung Kondo-nya dengan perasaan pusing dan juga kesal. Jelas sekali ia tidak suka dengan orang yang memfitnah Duta, Duta adalah pemuda yang bersih, dia adalah orang yang sangat baik sepanjang mereka berteman.

Dan juga, Katara pun memikirkan tentang dddx yang sepertinya patut dicurigai. Tentu saja pemilik akun itu adalah orang yang dekat dengan Duta, atau bahkan mereka juga mengenalnya. Foto itu sudah sangat lama dan bahkan Katara saja tidak ingat jika skandal itu tidak muncul.

Siapa sebenarnya dddx? Kenapa dia tega melakukan ini kepada Duta? Setahu Jihan, Duta sama sekali tidak mempunyai musuh. Jadi siapa oknum yang membuat tuduhan keji tak berdasar itu?

Fokus dengan isi pikirannya, Katara sama sekali tidak menyadari seseorang di depannya yang juga tengah fokus dengan ponselnya.

Tabrakan tidak terhindarkan. Untung saja Katara tidak jatuh, keseimbangan tubuhnya luar biasa. Ia menatap kesal pada pemuda yang baru saja menabraknya itu. Pemuda itu meminta maaf, penampilannya benar-benar seperti orang-orang anti sosial, dengan headphone, roti di tangan dan juga ponsel yang ia tatap.

Mengintip sedikit, itu adalah berita harian dari salah satu siaran berita terkenal di Indonesia. Setelah pemuda itu berlalu di hadapannya, Katara menatapnya bingung.

Katara pernah melihat pemuda itu beberapa kali, dia memang penghuni yang sangat jarang berinteraksi dengan penghuni lainnya seakan-akan dia mempunyai kehidupannya sendiri.

Menggeleng tidak habis pikir dengan gaya hidupnya, Katara ingin melanjutkan langkahnya kembali tapi sesuatu di kakinya menarik atensi gadis itu. Sebuah kertas, ah ya, itu mungkin jatuh dari pemuda tadi.

Katara bukan orang yang peduli, tapi sekarang ia memilih mengambil kertas itu ketika melihat sekilas apa yang dimuat di dalamnya.

"Turnamen game online dua ribu dua puluh tiga." Begitulah kira-kira yang dibaca oleh Katara.

Seketika Katara menoleh, melihat pundak pemuda itu yang telah menghilang dari balik pintu kaca. Tangannya meremat kertas itu, sepertinya Katara menemukan satu kandidat yang pantas dicurigai.

Young, Dumb, StupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang