Young, Dumb, Stupid- 39

1K 199 13
                                    

Duta tengah berbincang-bincang dengan sutradara ketika Haruna mengiriminya pesan mengatakan bahwa Jihan sakit. Gadis itu meminta tolong Duta untuk menjaga Jihan karena Haruna tengah berada di luar kota.

Maka setelah bincang singkat membahasa tentang karakternya di drama, Duta meminta ijin kepada Lamuel agar bisa pulang lebih awal ke unitnya. Sebab, jika Duta mengatakan kalau ia ingin pulang karena menjaga Jihan yang tengah sakit, pasti pria tua itu tidak akan mengijinkannya.

Ketika Duta menekan password unit gadis itu, ia malah melihat Jihan dengan pakaian yang telah rapih tengah berkemas entah kemana.

Duta menghampirinya, membuat Jihan menyadari kehadiran Duta.

"Kemana?"

Jihan mengernyit, tiba-tiba saja dikejutkan dengan kehadiran Duta, padahal ini bukan waktunya Duta pulang. "Hah?"

"Haruna bilang Lo sakit, terus sekarang Lo mau kemana?"

Mendengar itu Jihan menggeram kesal, ia telah mengatakan kepada Haruna untuk tidak memberitahu Duta tentang ia yang tengah sakit, tapi temannya itu benar-benar keras kepala.

"Gue ok, gak perlu khawatir," ujarnya lalu kembali menyusun barang-barangnya ke dalam tas kecil.

Duta menghela napas, mengulurkan tangannya untuk menyentuh kening gadis itu.

Panas.

Pemuda itu berdecak. "Lo ok dari mananya? Lo demam, ingusan lagi. Terus sekarang Lo mau kemana dalam keadaan demam begini?"

Jihan menghela napas kesal, ia menepis tangan Duta menatapnya tajam. "Lo kok udah pulang?"

"Jangan ngalihin pembicaraan."

Harusnya Jihan tahu Duta tetaplah Duta, meskipun sikap pemuda itu mulai berubah terhadapnya, pemuda itu tetaplah Gavaska Duta yang keras kepala.

"Gue sakit karena kangen rumah, gue mau pulang, kangen Papa Mama," ujarnya sewot.

Mendengar itu, ekspresi yang semulanya khawatir sekarang menjadi menahan senyum dan akhirnya tawa renyah keluar dari mulut Duta. Oke, sekarang ia tahu bahwa Jihan sangat merindukan rumahnya hingga sakit seperti ini. Ini sisi lain dari gadis pemarah itu ternyata.

"Diam Lo, gue sumpal remote TV ya!" kesalnya membuat Duta tambah mengeraskan tawanya.

"Orang sakit juga, malah diketawain. Tapi pas ada perlu, datang ke gue, gak kenang budi Lo," kesal Jihan.

Duta akhirnya menutup rapat mulutnya meskipun masih menahan senyum. Pemuda itu mengangguk paham, lalu mengambil tas kecil milik Jihan.

"Gue anter, sekalian ketemu Mama mertua."

"Mama mertua bapak Lo! Emangnya siapa Lo sampai manggil Mama gue Mama mertua?!"

Duta tersenyum hingga menyipitkan matanya. "Kan calon masa depan."

Jihan memijit pelipisnya pusing. "Jangan gila deh Lo Duta, rumah gue jauh."

"Gapapa, kalau jauh banget, sekalian nginep."

Jihan menatap pemuda itu datar, merasa bahwa sangat tidak aman sekali jika pemuda itu mengantarnya ke rumah apalagi sampai menginap. Bagaimana jika ada orang yang mengenali Duta? Dan lagi-lagi wajahnya terpampang di sana? Sial, ia tidak ingin berurusan dengan penggemar Duta lagi.

Ia merebut tasnya dari tangan Duta, melepas cardigan yang ia pakai dan berjalan ke arah sofa.

"Lho?" Duta kebingungan tentu saja.

Jihan menatap pemuda itu datar. "Gak jadi, bisa berabe kalau Lo ikut."

"Tapi katanya Lo homesick, gue anter ayo. Gak akan ada yang ngenalin gue, Lo lagi sakit Jihan." Duta berjalan mendekati Jihan.

Young, Dumb, StupidWhere stories live. Discover now