Young, Dumb, Stupid- 9

1.6K 189 3
                                    

"Ssshh." Ringisan keluar dari bibirnya ketika mata itu mengejap pelan.

Jihan memegangi kepalanya yang berdenyut sakit sembari menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya. Jihan menyadari sesuatu, ia tengah berada di Unit Kesehatan sekarang. Awalnya ia melupakan apa yang terjadi sampai ia ingat bahwa ia baru saja membuat hidungnya berdarah.

Jihan menoleh ke samping, membulatkan mata ketika menemukan seorang gadis lain tengah duduk santai di sana sembari menatapnya datar.

"KATARA— AKH!"

Jihan awalnya mencoba duduk ketika mengetahui bahwa gadis itu adalah Katara, tapi gerakannya terhenti karena kepalanya lagi-lagi berdenyut sakit.

Katara yang tadinya duduk diam sembari memainkan ponsel pun mendekat. "Udah bangun? Gue pikir mau bawa Lo ke rumah sakit kalo lima menit lagi Lo gak bangun-bangun."

Katara membantu Jihan mendudukkan dirinya. "Syukurlah kalau Lo udah bangun, gue juga mau pulang."

Gadis itu menghela napasnya. "Lain kali hati-hati kalo jalan, gue liat Lo sering banget kena insiden di lapangan bola."

Jihan mendengus. "Dua kali doang."

"Tetap aja sering." Katara menatap ke luar. "Yaudah, gue pulang. Lo bisa pulang sendiri kan? Gue ada latihan silat habis ini."

Jihan mengangguk. "Makasih."

Katara hanya berdehem sebagai jawaban. Setelahnya ia mengambil tas dan berjalan keluar dari Unit Kesehatan.

Sekarang tinggal Jihan sendirian. Masih dengan memegangi kepalanya, Jihan mencoba untuk turun dari brankar, tapi seseorang yang baru saja masuk menghadangnya.

"EEEE! Lo mau kemana?"

Jihan menghela napas melihatnya, kenapa pemuda ini selalu datang di saat-saat kesialannya? Ingatkan Jihan bahwa kondisinya seperti ini juga karena pemuda itu, Duta.

"Gue mau pulang," jawabnya singkat.

Duta mengangkat sebelah alisnya. "Lho, udah sembuh?"

Jihan memaksakan senyumnya, apakah pemuda ini berharap ia sakit selamanya?

"Gue lebih sehat dari yang Lo kira."

Duta mengangguk-angguk saja, lalu mengambil duduk. Seperti Deja Vu, mereka pernah melakukan ini beberapa waktu yang lalu.

"Iya lah cepet sehatnya, kan habis ngeliat abs tadi." Duta terkekeh sembari menatap Jihan jahil.

Jihan tahu Duta membicarakan hal tadi, jadi sekarang pipi gadis itu memerah menahan kesal juga malu.

Jihan menggelengkan kepalanya frustasi. "Terserah lo, yang penting sekarang gue mau pulang."

Duta mengangguk. "Bareng gue."

Mendengar itu Jihan dengan cepat menggeleng protes tapi dahinya lebih dahulu disentil Duta.

"Lo udah sakit gini masih aja keras kepala ya, hidung Lo tuh bengkok pikirin," ujarnya membuat Jihan semakin menatap kesal pada Duta.

"Lo sengaja ya nungguin gue di sini?!" tuduhnya, tapi Duta membalas dengan mengangguk.

"Iya, gue gak sejahat itu ninggalin teman satu Kondo sendirian. Apalagi setelah ngeliat Lo luka gara-gara ngeliat abs gue, mana tega," ujarnya.

Jihan menggeram. "Jangan dibahas lagi!"

"Apanya?"

Jihan diam sembari menatapnya tajam membuat Duta tersenyum penuh makna. "Iya-iya gak akan gue bahas lagi kok, cuma mungkin bakalan gue inget aja gimana terpakunya seorang Jihan ketika melihat abs gue."

Young, Dumb, StupidWhere stories live. Discover now