Young, Dumb, Stupid- 47

945 181 14
                                    

"K-Kak."

Jihan memejamkan matanya takut, langkahnya terus mundur ketika orang di depan semakin maju. Ketika kakinya telah berhenti terhalangi dinding, Jihan benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa sekarang.

Matanya menatap takut Davu yang tersenyum ke arahnya. Sialan, siapa yang akan mengira bahwa Davu akan melakukan hal seperti ini kepadanya? Pemuda itu adalah kakak tingkat yang baik dan penolong, Jihan tidak pernah tahu di balik wajah ramahnya itu tersimpan sifat bajingan.

Davu semakin mendekat, ia membelai rambut Jihan.

"Kamu tahu gak Jihan, banyak mahasiswi yang ngejar-ngejar Kakak di kampus? Bahkan setelah tahu kakak putus sama Jiji, mereka makin gila. Tapi entah kenapa, hati kakak udah jatuh sama kamu," ujarnya seraya terkekeh.

TAPI JIHAN TIDAK PEDULI, SUNGGUH!

Oh Tuhan, kenapa Jihan harus dihadapkan dengan situasi ini? Davu adalah kakak tingkatnya, orang yang cukup disegani di fakultas teknik. Jihan tidak bisa mengusirnya secara kasar, atau pemuda itu akan sakit hati dan melakukan hal yang lebih nekat padanya nanti.

"Kak, bukannya ini terlalu dekat ya?" Jihan bertanya dengan hati-hati.

Davu mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa? Kita kan lagi proses pendekatan Jihan, wajar kan?"

"S-saya gak pernah iyain ajakan Kakak—"

"Tapi kamu suka sama Kakak kan?" Davu menaik turunkan alisnya.

Jihan menghela napas, kenapa pemuda ini sangat percaya diri? Serius, ketika melihat lebih dekat, Davu tidak tampan, sungguh. Ia hanya menang di penampilan.

"Kak, saya mohon—"

Ucapan Jihan terhenti ketika pintu unitnya baru saja dibuka, menatap ke samping dan betapa terkejutnya Jihan mendapati Duta tengah berdiri mematung di depan pintunya.

Ketiganya sama-sama terkejut tentu, tapi Davu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia menarik Jihan ke pelukan pemuda itu dan mengecup pucuk kepalanya sekilas, sembari menatap remeh pada Duta.

Kejadiannya sangat cepat ketika Jihan kembali mendengar pintu unitnya kembali tertutup dan Duta benar-benar menghilang dari sana.

Oh tidak, pemuda itu salah paham!

Jihan mendorong Davu dengan kesal.

"Kakak kenapa sih, hah?!"

Davu mengernyit. "Kakak cuma—"

Ucapan pemuda itu terhenti ketika Jihan telah lebih dahulu keluar dari unitnya, sangat diyakini bahwa gadis itu pasti mengejar Duta.

Jihan menggedor-gedor pintu unit Duta, memanggil nama pemuda itu. Entah bagaimana sekarang ia merasa deja vu, ketika Jihan memergoki Duta berduaan dengan Kandis, hal yang sama terjadi padanya.

"Dek Jihan."

Seseorang memanggilnya dari belakang, itu wanita yang sama seperti kemarin-kemarin.

"Dek Duta tadi jalan cepet banget ke lift, kayaknya dia lagi marah, dia gak sempet masuk ke unitnya."

Penjelasan wanita itu membuat Jihan sontak berlari ke lift, meninggalkan wanita itu yang menatap Jihan aneh. Bahkan Jihan tidak ingat dengan keberadaan Davu yang masih ada di dalam unitnya.

Keluar dari lift, Jihan berlari ketika melihat motor Duta baru saja menjauh dari gedung Kondominium. Ah sial, pemuda itu benar-benar telah salah paham, dan lebih sial lagi karena semua ini terasa seperti Deja Vu. Jihan tidak tahu harus mengejar Duta kemana, ia tidak mempunyai kendaraan ditambah tujuan pemuda itu tidak jelas.

Young, Dumb, StupidWhere stories live. Discover now