Young, Dumb, Stupid- 4

2.1K 210 4
                                    

Jihan Tenggala, Mahasiswi Teknik jurusan Teknik Mesin di sebuah universitas terkenal di ibu kota. Jauh dari keluarga, dia tinggal sendiri di sebuah kondominium yang tidak terlalu jauh dari kampusnya. Tapi jika berjalan kaki, tentu akan memakan waktu.

Jihan sekarang tengah berada di cafe depan universitas, mengerjakan beberapa tugas yang tidak sempat ia kerjakan di rumah.

Mengenai punggungnya, itu tidak terlalu sakit sekarang karena peristiwa itu telah tiga hari berlalu. Dan jika kalian bertanya tentang hal lain, dalam artian seseorang yang bertanggung jawab atas semua ini, jangan berharap terlalu banyak.

Pemuda itu, kalau tidak salah Duta namanya, semua ucapannya di ruang kesehatan waktu itu adalah kebohongan. Jihan bahkan tidak melihat batang hidungnya dalam tiga hari ini. Hah, apa itu yang disebut sebagai pria bertanggung jawab?

Jihan menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sepertinya sebentar lagi kelasnya akan dimulai. Maka dari itu, Jihan menyudahi kegiatannya dan meninggalkan cafe.

Ketika akan menyeberang, ponselnya berdering dan tertera nama Haruna. Jihan mengangkatnya, mendengar teriakan kesenangan Haruna karena ia berhasil mendapatkan tiket konser dari boy group favoritnya, Atlas.

Jihan hanya mendengus, turut senang karena akhirnya untuk yang kesekian kali, Haruna lagi-lagi mendapatkan tiket konser dari idolanya.

Matanya menatap jalanan seraya Haruna bercerita. Manik itu seketika membulat ketika klakson motor memekakkan telinga dari kiri.

"AWAS NEK!"

Motor itu hampir saja menabrak nenek-nenek dengan bawaan yang banyak. Jihan mendesah lega, untung tidak menabrak, tapi sayangnya barang-barang nenek itu berserakan di jalanan, semuanya adalah buah-buahan.

Karena tidak ada yang menolong, nenek itu juga tampak shock, Jihan segera mengambil langkah menolongnya. Mengambil kantong plastik itu, tapi tangan yang lain juga memegangnya bertepatan dengan Jihan.

Keduanya sama-sama menatap, matanya terkejut ketika tahu bahwa pemuda itu adalah Duta, entah refleks atau bagaimana Jihan malah mempertahankan kantong plastik itu sembari menatap tajam Duta.

"Lo masih mau megangin kantong plastik ini atau tolong bantu mungutin buah-buahan itu?" ujar Duta.

Seakan tersadar, Jihan melepaskan kantong plastik dan membiarkan Duta mengambilnya. Jihan memunguti semua buah-buahan yang berserakan di jalanan dan meletakkannya ke dalam kantong plastik yang dipegang Duta.

Jihan menghela napas lelah ketika semua buah telah selesai ia masukkan ke dalam kantong plastik. Sedangkan Duta yang sedari tadi hanya memegang kantong plastik mendengus menatap Jihan, lalu memberikan kantong plastik itu kepada si nenek.

"Ini nek, buahnya. Lain kali hati-hati ya," ujar Duta ramah.

"Terimakasih nak, ini buah jeruk sebagai imbalan." Nenek itu memberikan sekantung kecil jeruk kepada Duta.

Melihat itu mata Jihan melotot. Siapa yang membantu siapa yang mendapatkan imbalan?!

"Gak perlu nek, saya ikhlas," tolak Duta.

Apa katanya? Ikhlas? Bahkan dia sama sekali tidak bergerak dari tempatnya dan membiarkan Jihan memungut semua buahan itu.

"Gapapa nak, nenek ikhlas. Sekali lagi terimakasih ya," ujarnya dan setelah itu si nenek langsung meninggalkan tempat itu.

Sepeninggal nenek tersebut, Duta tersenyum senang karena mendapatkan jeruk. Ketika ia berbalik, Jihan telah menatapnya sembari bersidekap dada.

"Enak ya, siapa yang nolongin siapa yang dapet buah," sindirnya.

Young, Dumb, StupidWhere stories live. Discover now