Young, Dumb, Stupid- 10

1.6K 168 4
                                    

Jihan menendang kerikil di jalanan, gadis itu tengah dilanda kebosanan sekarang. Bagaimana tidak, Haruna, satu-satunya teman se-frekuensi dari Jihan tidak hadir hari ini karena mengejar boy group favoritnya itu ke luar kota.

Ya, Haruna memang segila itu kalau urusan Atlas. Haruna bilang, ia harus sering-sering bertemu dengan delapan orang itu agar Atlas mengingat dirinya.

Jihan menghela napas lelah, ia baru saja menyelesaikan kelasnya. Tidak ada kegiatan lagi sebenarnya, benar-benar hari yang membosankan jika boleh Jihan katakan. Tidak ada Haruna, orang-orang di sekelilingnya juga seperti menganggap Jihan tidak ada. Sehingga dari datang dan pulang, Jihan benar-benar sendirian.

Bahkan orang yang Jihan tidak sukai dan tidak ia harapkan kedatangannya pun tidak terlihat. Bahkan Jihan tidak melihat keberadaannya di unitnya dari kemarin. Bukan, bukan Jihan berharap pada Duta, ia hanya merasa cukup aneh, apakah nasib sial roh pohon sudah berakhir?

Kalau benar bolehkah Jihan bersyukur?

Ah sepertinya Jihan menyimpulkan terlalu cepat, manik gadis itu tidak sengaja melihat sesuatu yang berhasil membuat hatinya sakit.

Ya, di depan sana, Davu, Mantan Crush-nya tengah bermesraan dengan sang kekasih. Jihan menunduk, kalau sudah seperti ini bagai Jihan benar-benar kecil di mata dunia. Ia belum sepenuhnya move-on, rasa yang ia pendam selama dua tahun tidak akan mudah dihapus begitu saja.

Akhir-akhir ini memang Jihan tidak terlalu memikirkannya karena kedatangan Duta, pemuda itu benar-benar membuatnya kesal bukan main dengan seluruh tingkahnya.

Jadi, dengan menunduk karena tidak ingin melihat dua orang yang membuatnya sakit hati itu, Jihan berjalan melewati keduanya.

Jihan menghela napas lega ketika telah sampai di luar kampus. Sebelumnya ia telah memesan ojek online dan sekarang Jihan akan sampai ke rumah dengan selamat.

Seperti yang Jihan katakan, Kondominiumnya dengan kampus cukup dekat, tapi akan memakan waktu yang melelahkan jika berjalan kaki. Hanya memakan perjalanan belasan menit, akhirnya Jihan sampai di Kondominiumnya.

Setelah ojek online itu meninggalkan area Kondominium, mata Jihan tidak sengaja melihat pedagang ice cream. Cuaca yang panas dengan ice cream dicampur roti tawar, ah mungkin ini saatnya Jihan mengulang kenangan masa kecilnya lagi.

Mood-nya kembali, Jihan menghampiri pedagang ice cream itu, tapi matanya lebih dahulu melihat anak kecil yang berlari entah dari mana melintasi jalanan, anak itu sepertinya mengambil kucing jalanan yang tergelak menyedihkan di tengah jalan. Mata gadis itu membulat ketika melihat sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju.

Karena itu, dengan tidak memikirkan apapun lagi, Jihan berlari memeluk anak kecil itu. Berusaha melindunginya meskipun Jihan telah menebak akhirnya seperti apa.

Tapi bukan itu adegan pentingnya, disaat Jihan memeluk anak kecil itu ada orang lain yang juga berlari memeluknya. Sehingga ketiganya sekarang saling melindungi.

Suara decitan mobil yang mengerem mendadak berbunyi dengan sangat nyaring, semua orang yang berada di sana berteriak keras mencemaskan ketiganya.

Jihan menghela napas ketika tahu bahwa mobil itu mengerem pada waktunya dan tidak menabrak mereka. Jihan menatap pemuda yang memeluknya erat itu, dan terpaku sejenak.

Duta.

Pemuda itu juga menatap Jihan dengan tatapan cemas, dengan sekali sentakan ia membalikkan tubuh gadis itu.

"LO GILA HAH?!"

"D-Duta..."

"KALAU LO DITABRAK GIMANA? APA YANG AKAN GUE BILANG SAMA ORANG TUA LO TENTANG ANAKNYA YANG MENINGGAL DITABRAK MOBIL DI DEPAN MATA GUE?!"

Young, Dumb, StupidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang