Young, Dumb, Stupid- 22

1.2K 153 0
                                    

"Maaf, ya. Kondo gue agak berantakan, gak sempat—"

Tangan yang baru saja membuka pintu itu refleks kembali menutupnya dengan tiga orang di depan yang tidak jadi masuk.

"APA YANG LO LAKUIN DI UNIT GUE DUTA, ASTAGA?!"

Jihan. Gadis itu hampir saja menjadi objek kesalah pahaman teman kampusnya termasuk Haruna kalau saja ia tidak cepat-cepat menemukan Duta tengah berbaring nyaman di Sofanya sembari menonton televisi.

Pemuda itu menggeliat. "Nonton TV."

Hal itu tentu saja membuat Jihan menggeram kesal. "Ya tapi kenapa harus di unit gue?!"

Duta berdecak. "Di unit gue listriknya mati." Dan pemuda itu kembali berbaring nyaman di sofa Jihan.

Bel pintunya yang berbunyi membuat Jihan semakin cemas, kalau ketiga temannya menemukan Duta di sini, benar-benar akan menjadi hal yang sangat buruk.

"Duta, temen gue lagi di sini." Gadis itu berusaha berbicara baik-baik.

"Ya suruh aja masuk, gue gak ganggu kok."

Dan sekarang gigi Jihan telah bergemelatuk, bibirnya telah komat kamit, ingin menyembur kembali sebelum teriakan Haruna membuatnya semakin cemas.

Ia menarik Duta untuk berdiri, menariknya untuk ke kamar gadis itu. Entah bagaimana cara Duta datang ke unitnya tadi, tapi tidak mungkin Jihan menyuruh Duta untuk melompati balkon karena pagar yang licin karena hujan. Jihan tidak akan mengambil resiko yang membahayakan calon idol itu, apalagi Jihan pernah berjanji untuk menikahi mayat Duta jika pria itu jatuh dari balkonnya.

"Tetap di sini, jangan pegang apapun, dan jangan bersuara!" Jihan memperingati Duta.

Duta hanya mengangguk, menahan senyumnya, lalu melakukan ekspresi seolah mengunci mulutnya.

"JIHAN!"

Suara Haruna lagi-lagi terdengar, Jihan lagi-lagi memperingati Duta dengan matanya sebelum menutup kamar itu.

"IYA BENTAR!"

Segera setelah memungut buku-bukunya yang berserakan di meja belajar, Jihan membuka pintu unitnya kembali. Gadis itu meringis ketika dihadiahi tatapan menelisik curiga dari ketiganya.

"Ngapain aja sih Lo?" Haruna lebih dahulu berjalan masuk diikuti dua orang lainnya.

Jika Jihan lupa mengenalkan, keempatnya memang mempunyai tugas. Bukan tugas yang berhubungan dengan pelajaran sebenarnya, mereka mendapat perintah dari para senior untuk melakukan acara amal Fakultas Teknik.

Hanya acara untuk mengakrabkan diri satu sama lain, tidak terlalu serius, tapi tentu saja para mahasiswa tidak akan menolak jika diberi dana untuk liburan yang berkedok acara amal itu.

Kelompok sudah dibagi, dan keempatnya menjadi satu tim sekarang. Mereka tengah memikirkan acara apa yang akan mereka lakukan dan siapa saja yang akan mereka ajak untuk membantu.

Tepat setelah Jihan meletakkan stok makanan ringannya yang bernuansa serba coklat itu di depan ketiganya, Haruna segera berbicara.

"Jadi acara apa yang mau kita angkat? Tangan Haruna dengan pelan mengambil sebungkus besar cemilan coklat Jihan.

"Gimana sama bagi-bagi kue? Simpel," ujar salah seorang di antara mereka, sebut saja namanya Rani.

Mendengar itu Haruna dengan keras menggeleng. "Gak, itu terlalu simpel banget gak sih? Acara ini cuma datang setahun sekali, jangan sia-siain dana yang dikasih. Lagian ya, tim lain juga udah make ide itu."

Jihan mengangguki ucapan Haruna, acara yang diusulkan terlalu simpel. Ujung matanya dengan cemas melirik pada kamar, melotot ketika melihat Duta mengintip di balik pintu. Jihan memberikan jari tengahnya secara diam-diam kepada pemuda itu yang menyebabkan pintu kamarnya kembali tertutup.

Young, Dumb, StupidWhere stories live. Discover now