part 17 [day 17]

1.1K 115 13
                                    

Chris terbangun dari tidurnya saat seseorang mengetuk pintu, selama beberapa hari ini ia selalu mendapatkan ini semua karena entah kenapa setiap paginya Nive selalu datang ke kamarnya hanya untuk membangunkan dirinya saja, terdengar sangat aneh namun Chris tidak ingin berpikir hal yang aneh karena mungkin saja Nive melakukan semua ini karena ia ingin menjadi teman baik untuk dirinya? Mungkin saja begitu.

Chris beranjak dari ranjang, dengan mata yang masih lengket ia membukakan pintu. Dugaan Chris memang benar saat ia membuka pintu, disana sudah ada Nive yang tengah tersenyum manis ke arah dirinya, selalu seperti ini selama beberapa hari belakangan ini membuat Chris merasa sedikit terbiasa untuk ini semua.

"Pagi! Huh ... ternyata membangunkan kamu cukup sulit ternyata, kau seperti anak kecil yang sangat susah bangun pagi, padahal aku sudah mengetuk pintu kamarmu dengan keras namun baru sekarang kau membukakan pintu nya," ujar Nive menatap Chris jengkel sebelum berjalan masuk ke dalam kamar  dengan lancang nya.

"Aku memang sedikit sulit untuk dibangunkan karena jam tidurku sedikit berantakan akhir-akhir ini," jawab Chris apa adanya karena memang ia susah tidur selama beberapa hari belakangan ini karena sering melakukan panggilan telepon bersama dengan Leo setiap malam nya, mau bagaimana lagi saat di siang hari si manis sangat sulit dihubungi karena terlalu sibuk bekerja jadi saat malam hari Chris baru bisa mendapatkan kabar serta perhatian dari kekasih nya itu.

"Kau sekarang jadi jauh berubah sejak bersama dengan kekasihmu itu. Dulu kau sangat mementingkan jam tidurmu agar tidak rusak tapi sekarang jam tidurmu berantakan hanya karena memikirkan dia," ujar Nive dengan santainya ia duduk diatas ranjang tanpa merasa canggung sedikitpun, Nive memang seperti ini maka dari itu ia sangat berani mengambil resiko apapun agar bisa mendekati seseorang yang memamg ia incar.

Chris menatap Nive sebentar karena mendengar perkataan yang kurang mengenakan tentang kekasihnya, kenapa baik Nive maupun mamanya selalu menyangkutkan semua hal pada Leo yang memang tak tahu hal apapun? Chris jadi merasa sedih dengan semua ini karena si manis selalu disalahkan padahal dia pemuda yang sangat baik.

"Ini bukan karena dia. Aku memang cukup sulit tidur selama beberapa hari belakangan ini karena memang ada sesuatu yang aku pikirkan, kau mengertikan jika memang ada saat nya kita memikirkan sesuatu yang sulit saat malam hari tiba?" ucap Chris ia berjalan masuk kedalam kamar mandi dengan santai.

***

Chris berjalan menuruni tangga dengan pelan diikuti Nive dari belakang, pemuda itu entah kenapa selalu menempel pada dirinya membuat Chris hanya bisa diam selagi Nive tak berbuat aneh maka ia akan membiarkan sepupunya itu ikut kemanapun ia pergi termasuk hari ini saat dirinya akan pergi bersama dengan Leo karena sekarang sudah akhir pekan, ini sudah di jadwalkan dari hari-hari sebelumnya.

"Kau sejak tadi tak mengatakan akan pergi kemana?" tanya Nive yang merasa aneh dengan tingkah yang ditunjukan Chris, sejak tadi ia berada didalam kamar anak bibinya itu namun Chris tak mengatakan akan pergi kemana.

"Aku ingin pergi bersama kekasihku hari ini," ujar Chris ia melirik Nive sebentar, yang mendapati dengusan dari Nive.

"Bolehkah aku ikut? Aku ingin meminta maaf pada kekasihmu itu," ucap Nive tentu dengan berbohong karena ia tak akan pernah sudi meminta maaf pada Leo, di sini ia hanya ingin menyelamatkan Chris dari patah hati tak lebih, jadi untuk apa meminta maaf atas kesalahan yang murni bukan kesalahan yang ia perbuat sendiri.

Chris tersenyum tipis mendengar perkataan dari Nive, ia merasa senang karena sepupunya itu sudah ingin meminta maaf atas kesalahan yang dia perbuat walaupun Chris merasa sedikit ragu jika memang itu nyata, Nive terkenal dengan keras kepala dan juga sifat angkuhnya pasti akan sangat sulit meminta maaf pada seseorang tapi sekarang? Jika memang itu nyata maka Chris akan merasa sangat senang mendengarnya.

"Bolehkan?" Nive mengapit tangan kiri Chris, memohon agar di izinkan ikut.

Chris menghela napas sebelum mengangguk setuju dengan permintaan Nive, keduanya tersenyum saat keluarga kecilnya sudah menunggu untuk sarapan.

Chris sarapan dengan diam, ia hanya menanggapi sesekali candaan Hendry. Chris menggulir matanya, melihat jam tangan yang sudah menunjukan pukul delapan lebih. Hari ini ia dan Leo berencana akan pergi kencan, menghabiskan libur akhir pekan bersama. Ia segera beranjka dari duduknya, tak ingin telambat menemui.

***

Kini ia sudah berada di depan rumah Leo, menjemput sang kekasih. Saat pintu terbuka ia mendapati Leo dengan wajah masam, di tekuk dengan aura gelap.

Leo mendengus tak suka saat melihat manusia bajingan itu ikut, siapa lagi jika bukan Nive. ia benar-benar kesal dengan kebodohan Chris yang membawa Nive dikencan mereka. Apa Chris benar-benar tak paham dengan konsep kencan?

"Pagi, maaf aku sedikit terlambat." Chris tersenyum cerah, namun tak ada tanggapan manis dari Leo.

"Kau, kau tak ada kerjaan sampai harus ikut bersama Chris?" Leo menatap sinis pada Nive, membuat pria yang ia tatap itu terkekeh mengejek padanya.

"Kenapa?" Nive mengangkat sebelah alisnya, "kau keberatan?"

Leo membuang pandangannya, ia malas adu debat dengan Nive. Sudah berhari-hari ini ia dibuat jengkel oleh Nive, bahkan bukan hanya sekali pria itu mengganggu disaat ia dan Chris tengah melakukan panggilan video, benar-benar menyebalkan.

"Sudahlah ayo pergi, untuk kali ini aku memaafkanmu karena telah membawa hama," ucap Leo, ia berjalan mendahului Chris.

Chris sendiri merasa bersalah, ia merutuki kebodohannya. Chris orang yang am dalam suatu hubungan, Leo yang pertama jadi dia kurang mengerti, Leo cinta pertamanya jadi wajar saja 'kan? Jika Chris masih am.

Chris mengekor dibelakang Leo, ia masuk ke dalam mobil. Chris merasa dibohongi oleh Nive, sepupunya bilang ingin meminta maaf, namun justru ia makin memperkeruh hubungannya.

"Duduklah di depan bersama Wasy, Leo dan aku duduk dibelakang," ucap Chris.

Nive ingin membatah sebelum,

"Jika tak mau, aku akan meninggalkanmu di sini," ancam Chris. Nive mendengus, ia dengan terpaksa duduk di depan, membiarkan Leo dan Chris duduk dibelakang dengan mesra.

Selama perjalanan hanya ada keheningan, Leo tak ingin banyak bicara ia sudah kesal dengan keberadaan Nive. Begitupun Chris, ia hanya diam membiarkan bahunya menjadi sandaran kepala Leo.

"Kalian tak bisu, ayolah aku bosan jika hanya diam seperti ini," ujar Nive memecah keheningan, Leo meremat paha Chris ia sudah benar-benar kesal saat ini, tingkah Nive sangat menyebalkan.

"Kau tak malu?" ucap Leo sinis, "ini hari kencanku dengan Chris, kau orang tak tahu malu yang banyak tingkah, sungguh merusak akhir pekanku," lanjutnya.

"HEY!" Nive memekik tak terima dengan ucapan Leo.

"Oh ... demi Tuhan Chris, aku akan marah jika manusia ini tetap ikut," ucap Leo, ia menatap Chris dengan tatapan menusuk, menuntut atas keinginannya yang harus bisa Chris sanggupi.

Chris memijat pangkal hidungnya, ia menyuruh Wasy menghentikan mobil.

"Ayo turun, biarkan Wasy mengantar Nive. Tak apa 'kan, jika kita naik angkutan umum?" Chris menarik tangan Leo, Leo hanya menurut ia lebih baik naik angkutan umum, daripada satu mobil dengan Nive. keduanya keluar dari mobil, membiarkan Wasy mengantar Nive, tak peduli dengan makian dan teriakkan tak terima dari Nive.



____TBC

DAY 17, gimana masih mantengin Regret gak nihhh?

 











Regret ( Terbit)Where stories live. Discover now