part 45 (day 45)

1.2K 104 25
                                    

Waktu berjalan terasa cepat, bahkan Chris sudah menghabiskan setengah dari kesempatan dua bulannya.

Jika hari ini gagal, mungkin akan ada hari selanjutnya, itulah yang selalu Chris tanamkan didalam hatinya agar tak merasa sakit walaupun nanti ia kalah yang terpenting dirinya sudah berusaha untuk mengembalikan semuanya seperti dulu lagi.

"Aku sudah selesai, mari berangkat karena nanti sore aku harus keluar bersama dengan Dalfa," ujar Leo, ia berjalan terlebih dahulu, dikuti oleh Chris, rencananya keduanya akan pergi kencan.

Chris merasa miris, walaupun bersama dengan dirinya, menghabiskan waktu berdua, Leo masih memikirkan orang lain, pikirannya berada ditempat lain bukan bersama dengan dirinya, mungkin kah hari ini akan gagal juga seperti hari-hari sebelumnya?

Kemungkinan terbesar itu akan terjadi, tapi Chris masih berharap agar hari ini berjalan dengan baik, iya berharap lagi untuk yang kesekian kalinya, walaupun sudah sering kali harapan menghancurkan dirinya sendiri.

Dalam perjalanan menuju mall, tak ada yang membuka suara, hanya ada keheningan, baik Chris, maupun Leo keduanya memilih diam, apa lagi Leo yang sudah merasa tak suka saat melihat Wasy yang selalu menatapnya dengan tatapan dingin dari kaca kemudi, seakan-akan dirinya manusia paling jahat di sini, padahal ia hanya ingin mencari keadilan untuk semua yang terjadi pada dirinya.

Tak butuh waktu lama, keduanya sudah sampai.

Chris hanya mengikuti keinginan Leo, ia menuruti apapun kemauan sang kekasih, bahkan Chris dengan suka rela membelikan hadiah yang akan Leo berikan untuk Dalfa, benar-benar definisi menafkahi selingkuhan sang kekasih.

"Chris, apa menurutmu ini cocok?" tanya Leo, ia menatap Chris yang ada disampingnya membuat sang empu langsung memfokuskan matanya pada barang ditangan Leo.

Melihat apa yang pemuda itu tunjukan padanya, ternyata itu pakaian santai yang terlihat cukup bagus menurut Chris.

"Lumayan, kau ambil saja beberapa, karena itu pasti bakalan habis beberapa hari lagi karena barang terbatas," ujar Chris saat melihat bahan yang digunakan untuk pakaian itu, pasti dalam waktu satu hari itu semua akan terjual habis.

Leo langsung mengambil pakaian itu saat mendengar perkataan dari Chris, lagi pula ia tak perlu merasa khawatir akan kehabisan uang karena ada Chris disampingnya, semuanya akan aman terkendali.

"Chris, aku penasaran makanan apa saja yang kakakmu sukai? Karena setiap kali makan bersama dengan dia, Hendry tak pernah memilih tentang makanan apapun," ujar Leo yang sekarang mulai penasaran makanan apa saja yang Hendry sukai.

Chris terdiam, kenapa Leo harus bertanya hal seperti ini pada dirinya? Ia merasa tak nyaman dan juga tidak suka karena sekarang khusus harinya bersama dengan Leo, tapi apa yang pemuda itu lakukan? Apa Leo sengaja melakukan semua itu agar dirinya merasa sakit hati dan menyerah begitu saja?

Chris tak akan melakukan semua itu selagi waktu yang ada masih banyak jadi buat apa menyerah?

"Kakak bukan pemilih dalam hal makanan, makanan apapun selagi layak, dia akan memakannya," ujar Chris, lalu tersenyum manis, seakan-akan pertanyaan yang Leo berikan tak ada apa-apanya untuk dirinya.

"Berarti kalian berbeda, kau kan tak semuanya bisa kau makan." Leo berucap dengan santai membuat Chris tersenyum tipis.

Walaupun itu perkataan membandingan dirinya dengan sang kakak, namun entah kenapa ia merasa senang karena Leo mengingat jika ia tak bisa sembarangan memakan apapun itu, semuanya tak bisa ia makan seperti kakaknya.

"Kau masih ingat ternyata. Aku sangat senang akan hal itu, terima kasih," ujar Chris, membuat Leo terdiam, ia mengatakan semua itu bukan ingin membuat senang tapi kenapa pria itu malah mengartikannya seperti itu?

Regret ( Terbit)Where stories live. Discover now