part 18 (day 18)

1.1K 119 8
                                    

Nive menatap Wasy yang ada disamping dirinya dengan tatapan tak terima, kenapa perempuan itu selalu saja berada dipihak Chris? Ia sangat yakin pasti Wasy juga mengetahui jika kekasih dari Tuan mudanya itu bukan orang yang baik tapi kenapa Wasy bersikap cuek?

Bukankah Wasy sudah bersama dengan Chris lumayan lama,  sudah bisa dipastikan jika perempuan itu tahu semua tentang Chris lalu kenapa disaat semua ini terjadi Wasy hanya terdiam tanpa melakukan hal apapun untuk mencegah agar semua ini tidak terjadi?

"Kau pasti tahu satu hal tentang kekasih  Chris itu 'kan?" ucap Nive, memicingkan matanya, "Kenapa kau tidak mengatakan semua hal yang terjadi pada Chris agar dia tak terlalu bodoh tentang cinta seperti ini, aku sangat yakin jika kau yang mengatakannya Chris akan langsung percaya tapi kenapa kau memilih untuk diam saja?" tanya Nive beruntun, memilih mengatakan semua yang ada didalam pikirannya pada Wasy.

Lihatlah perempuan itu walaupun Nive sudah berkata panjang lebar, namun tak ada tanggapan apapun darinya seakan-akan semua perkataan Nive tadi hanyalah angin lalu yang tidak penting sama sekali, demi Tuhan Nive berharap ia tak akan pernah mendapat jodoh seperti Wasy yang akan membuat ia mati muda karena terlalu banyak berpikir.

"Kau tentu punya telinga 'kan? Apa perlu aku memasang toa yang ada dijalan, di dekat telingamu agar kau mendengar semua yang aku katakan?" ujar Nive, ia berusaha menarik perhatian Wasy karena demi apapun di diamkan begitu saja rasanya sangat menyebalkan, ia sudah berbicara panjang lebar namun sama sekali tak mendapatkan jawaban apapun.

Wasy menggulir matanya ke samping sebentar, sebelum mengarahkan mobil untuk parkir. Ia menghela napasnya, lalu berbalik, seluruh atensinya mengarah pada Nive.

"Kenapa Anda tidak berbicara lagi Tuan? Saya sudah berhenti menyetir jadi kau bisa mengatakan semua hal yang memang ingin kau katakan sekarang. Karena saya mempunyai prinsip jika berkendara maka tak ada yang boleh mengajak saya berbicara, karena itu akan sangat beresiko untuk keselamatan kita jadi sekarang karena saya sudah memarkirkan mobil dengan benar, Anda bisa mengatakan apa yang memang mengganggu Anda sejak tadi," ujar Wasy dengan tatapan tenang milik nya, sungguh ia sedang dalam keadaan tidak ingin terlalu banyak berbicara namun sejak tadi Nive selalu mengajak dirinya bicara sehingga mengganggu konsentrasinya dalam mengendarai mobil.

Nive mendengus mendengar jawaban yang Wasy berikan, jadi secara tak langsung perempuan itu menyuruh diri nya berbicara ulang tentang semua yang ia katakan tadi? Sungguh rasanya Nive ingin sekali menonjok wajah Wasy yang terlihat sangat menyebalkan sekarang, kenapa harus ada wanita yang sangat menyebalkan seperti Wasy di dunia ini?

"Aku sudah tidak ada niatan untuk berbicara sekarang, cukup satu kali aku mengatakan semuanya," ujar Nive, ia membuang pandangannya. Ia merasa kesal dengan Wasy, tak apa 'kan, jika ia marah?

Lagi-lagi Wasy menghela napas, ternyata pemuda bar-bar seperti Nive akan terdiam jika berurusan dengan dirinya, itu akan sangat bagus karena ia tak perlu berbicara panjang lebar untuk mengatakan semuanya sekarang, benar kata Tuannya jika Nive sepupu yang sangat cerewet dan sedikit menyebalkan.

"Walaupun saya sudah hidup bersama dengan Tuan muda beberapa tahun ini,  semua hal yang berhubungan dengan dirinya saya tidak mempunyai hak untuk ikut campur, saya hanya akan mengikuti semua yang dia perintahkan bukan untuk mencampuri urusannya. Apa lagi urusan dengan kekasihnya sekarang, walaupun mungkin yang Anda katakan itu benar saya tidak bisa membuat Tuan Chris mengerti karena saya tahu sendiri bagaimana cintanya dia dengan kekasihnya itu. Yang hanya bisa saya lakukan sekarang hanyalah diam dengan memperhatikan semua nya, jika memang kekasihnya Tuan Chris memang bukan pilihan terbaik maka saya sendiri yang akan mengurus semuanya jadi Anda tidak perlu bersusah payah melakukan ini semua sekarang," ujar Wasy dengan sangat jelas, ia merasa tak ada salahnya mengatakan semuanya, panjang lebar sudah seperti pidato.

Nive masih diam tak mau menanggapi ucapan Wasy, ia tak suka dengan jawaban Wasy yang seakan tak mendukungnya.

"Saya tahu Anda khawatir sengan Tuan muda, namun cara Anda yang seperti ini akan semakin membuat Tuan muda marah, dan tak akan percaya pada Anda." Wasy berucap halus, berusaha memberi pengertian pada Nive.

"Tapi jika lebih lama lagi, Chris akan semakin jatuh dipelukan Leo. Kau tahu? Chris orang yang sangat setia, apalagi Leo cinta pertamanya," sahut Nive pada akhirnya, ia menunduk lesu.

"Tuan ... saya harap Anda tidak gegabah," ucap Wasy.

Sedangkan ditempat lain, Leo dan Chris tengah menikmati sejuknya suasana di danau.

Keduanya mendirikan tenda, piknik kecil-kecilan untuk menghilangkan penat.

"Aku suka tempat ini," celetuk Leo, ia menjadikan paha Chris sebagai bantal kepalanya.

Chris mengangguk setuju dengan ucapan Leo, ia mengelus kepala Leo dengan lembut membuat sang empu nyaman.

"Chris, jangan pernah dekat-dekat dengan bajingan tengik tadi, aku akan marah. Dengar ini, aku akan benar-benar marah," ucap Leo, ia tak mau kalah dari Nive, Chris hanya boleh tunduk padanya.

Chria terkekeh, ia suka dengan ekspresi kesal Leo, itu sangat menggemaskan.

"Tentu saja sayang, aku tak akan dekat-dekat dengannya lagi." Chris mengecup pipi Leo sekilas, membuat semburat kemerah-merahan dipipi Leo, kentara jika kekasihnya itu tengah salah tingkah.

Keduanya berniat bermalam ditenda malam ini, mereka menghabiskan banyak waktu. Mulai dengan makan bersama, saling becanda dan terkadang bercerita dengan keadaan masing-masing.

Sampai teja diujung senja sana sudah terlihat, tak terasa ini sudah hampir petang, saking nyamannya saling bercerita keduanya sampai lupa waktu.

"Kau lihat teja itu." Chris menunjuk teja yang memberi kesan indah dilangit, "itu indah, sama sepertimu. Namun sayangnya kau lebih indah Le, saking indahnya rasanya aku ingin mengurungmu untukku saja," lanjutnya.

Leo beranjak, ia duduk dengan tegak. Keduanya saling tatap, tak perlu ada kata disaat sedang jatuh cinta, Chris melihat itu, melihat cinta dimata Leo. Tak peduli dengan rumor jika kekasihnya hanya ingin uangnya saja, jika Leo mencintainya itu tak apa, ia tak peduli. Jika Leo ingin seluruh uang yang ia miliki, maka ia akan berikan, asal Leo mencintainya.

Chris menghapus jarak antara wajahnya dan wajah Leo, menyatukan bibirnya, meraup penuh bibir tipis sang kekasih. Benar-benar dunia seperti milik berdua, keduanya saling melumat berbagi saliva, saling merengkuh seakan tak mau saling melepaskan untuk waktu yang lama.

Chris, dominan itu menangkup pipi sang submisif, mengelusnya dengan sensual.

Hanyut dalam manisnya ciuman, membawa keduanya ke jurang manisnya cinta, tanpa Leo sadari ia terjebak dan tenggelam dalam lautan manisnya arti nyaman.

____TBC

DAY 18, gimana kabar kalian?

Regret ( Terbit)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora