part 46 (day 46)

1.3K 113 30
                                    

Chris terdiam dihalaman belakang rumah, pikirannya masih membayangkan apa yang terjadi tadi, niat hati ingin mengantarkan hadiah yang ia berikan khusus.

Ia malah melihat kekasihnya itu berbagi kehangatan dengan kakaknya sendiri, padahal mereka baru saja kenal dan sudah melakukan hal gila seperti itu, sedangkan dirinya yang sudah lama bersama dengan Leo tak pernah mendapatkan semua itu.

Dirinya tak akan merusak Leo sebelum hubungan mereka jelas, tapi apa yang sekarang ia lihat? Setelah dulu dirinya melihat secara langsung bagaimana keadaan kekasihnya itu saat dilecehkan seseorang, sekarang ia harus menyaksikan secara langsung semua itu tanpa bisa dihindari.

Apa ini saatnya ia menyerah?

Menyerah karena keadaan sama sekali tak berpihak kepada dirinya, semua yang terjadi hari ini seakan-akan menampar dirinya untuk tak bersikap bodoh lagi dengan mengejar seseorang yang sudah tak bisa ia gapai, tapi apa yang Chris bisa lakukan karena hatinya selalu terpaku pada sosok yang telah begitu sangat menyakiti dirinya.

Rasa sakit yang begitu banyak yang telah Leo berikan seakan tak ada apa-apanya dibandingkan rasa cintanya untuk pemuda itu, tapi setelah kejadian hari ini ia akan menyerah.

Ia akan menyerahkan semua rasa cintanya menghilang begitu saja walaupun itu tak akan mudah, pasti akan sulit untuk melupakan itu semua, karena sudah banyak kenangan yang sudah mereka lewati selama beberapa bulan bersama hingga sekarang cinta untuknya itu sudah berpaling dengan yang lain, cinta itu sudah untuk orang lain.

Sedangkan cintanya masih tetap sama bahkan jauh lebih besar dari dulu tapi apa yang bisa Chris lakukan? Ia harus menerima semuanya dengan perasaan sakit yang membuat dadanya menjadi sesak, rasanya sangat menyesakan hingga bernapas dengan baikpun rasanya tak bisa.

"Tuan." Wasy menghampiri Chris, duduk disamping Chris.

Chris menggulir matanya, menatap Wasy,  perempuan yang selalu menemani dirinya dimanapun, dan kapanpun, Chris memeluk Wasy ia meremat bahu perempuan itu, seakan menyalurkan rasa sakit dalam hatinya.

Wasy mengusap punggung sang Tuan, bahunya terasa basah, ini hal wajar, menangis bukan hanya untuk perempuan saja, laki-laki pun bisa menangis jika ia tengah rapuh.

"Menangislah, dengan menangis itu tak akan membuat Tuan menjadi lemah, setiap orang butuh menangis agar bisa membuat dirinya tenang jadi lakukan itu," ujar Wasy, tak ada suara isakan pilu, hanya ada air mata yang semakin membasahi bahunya.

Chris menangis dalam diam saking sakitnya rasa itu, sejak kecil kedua orang tua Chris tak pernah membiarkan si bungsu menangis atau merasa sedih dengan sakit yang dia derita, tapi sekarang si bungsu menangis karena hubungan asmara gagal sama seperti usahanya untuk sembuh dari sakit ini.

"Rasayanya ... sesak Was .... didalam sini terasa sangat sakit hingga membuat kepalaku sakit," ucap Chris lirih, ia semakin mengeratkan pelukannya. Ia butuh pelukan sekarang, pelukan seseorang yang bisa menerimanya dengan baik tanpa memberikan rasa sakit seperti ini.

Cukup lama menangis Chris memutuskan untuk pergi ke kamarnya.

"Aku ingin tidur." Chris melepas pelukannya, wajahnya sangat kacau, mata merah berair dan hidung merah.

"Istirahatlah Tuan," ucap Wasy, Chris hanya mengangguk, lalu melangkah pergi ke kamarnya.

Saat sampai kamar, ia duduk dipinggir ranjang, tubuhnya terasa lemas, kepalanya pening.

Regret ( Terbit)Kde žijí příběhy. Začni objevovat