part 43 (day 43)

1K 91 7
                                    

Dihari pertama untuk dua bulan miliknya, Chris akan berusaha semampu yang dirinya bisa, untuk mendapatkan kembali sumber kebahagiaannya, mendapatkan semangatnya kembali.

"Wasy mari berangkat," ujar Chris ia sudah siap dengan pakaian casual-nya, ia akan menjemput Leo, keduanya ada janji kencan makan malam bersama.

Sedangkan Wasy hanya bisa mengikuti permintaan dari Tuannya itu, semuanya sudah terjadi ia tak bisa melakukan hal yang lain lagi, karena semua yang dirinya bisa sudah dirinya lakukan termasuk menyembuyikan semua fakta ini dari Chris, namun dengan gampangnya Nive malah memberitahu Chris semuanya, sehingga semua ini terjadi, andai pemuda itu tak gegabah mungkin ini semua tak akan terjadi.

Semuanya akan tetap menjadi rahasia agar hal seperti ini tak terjadi tapi sekarang semuanya sudah terjadi, tak perlua ada yang harus disalahkan untuk ini semua, karena nyatanya apapun yang sudah ditulis pasti akan terjadi sedangkan kita sebagai manusia hanya bisa menerimanya mau tak mau.

"Malam ini Tuan Hendry juga berada diluar Tuan, apa tak sebaiknya kita tunda saja untuk pergi menemui Tuan Leo?" tutur Wasy, pada akhirnya. Ia menatap Tuan mudanya ragu, karena Chris sudah mengatakan jika semua ini harus dirahasiakan dari kakaknya itu, akan sangat tidak lucu jika saat mereka menjemput Leo disana ada Hendry.

Chris terdiam, jika ia menunda semua ini maka hari pertamanya dalam dua bulan kedepan akan terbuang sia-sia saja tanpa adanya usaha sedikitpun.

"Jika ada kakak disana juga maka kita akan pulang. Yang terpenting sekarang kita harus datang kesana karena bisa jadi kakak sedang kumpul bersama dengan teman-temannya 'kan? Lagipula Leo sudah menyetujui kencan ini," tutur Chris, yang memang ada benarnya.

Alhasil keduanya pergi, Wasy membawa Chris ke cafe tempat Leo bekerja, ini masih jadwal kerja Leo.

Tak butuh waktu lama, Wasy sudah memarkirkan mobilnya diparkiran. Chris menatap sekitaran cafe untuk melihat apakah ada mobil kakaknya disini ataukah tidak, karena tadi kakaknya itu pergi membawa mobil. Jika memang ada kakaknya disini maka ia akan langsung pulang karena tak ingin membuat semuanya berantakan.

Ternyata nihil tak ada mobil kakaknya disini membuat Chris tersenyum kecil sebelum berjalan masuk ke cafe, Wasy hanya menunggu dalam mobil.

Chris duduk disalah satu kursi dekat kaca, dari dalam suasana malam terlihat, benar-benar tempat yang cocok bagi Chris.

"Selamat datant Tuan, ini buku menunya, silahkan Anda bisa memilih ingin pesan." Zamni memberikan buku menu ditangannya, Zamni menunggu Chris selesai memilih. Akhir-akhir ini, Zamni tak melihat Chris, baru kali ini lagi Chris datang ke cafe.

"Aku ingin memesan minuman seperti biasa."ujar Chris, ia bingung harus pesan apa, Chris mengembalikan kembali buku menunya, matanya mengedar mencari keberadaan Leo.

"Baik Tuan, mohon ditunggu. Pesanan Anda akan segera datang." Zamni tersenyum ramah, lalu pergi, untuk menyambut pelanggan lain.

Chris masih diam, ia bahkan tak menyahuti ucapan Zamni. Ia masih mencari keberadaan Leo.

Chris memutuskan menghubungi Leo, ia bahkan sampai mengirim beberapa pesan.

Dari kejauhan Arep yang saat ini kebagian menjadi kasir memperhatikan tingkah Chris. Melihat gerak-gerik Chris yang mudah terbaca itu, ia menyuruh Zamni untuk memanggil Leo, ia tak mau sampai tambang uang Leo menghilang.

"Ada apa, kau memanggilku?" Leo datang dengan tergesa.

"Bukan aku, tapi priamu." Arep menunjuk Chris, mengalihkan atensi Leo.

Leo menghembuskan napasnya, dengan langkah berat ia menghampiri Chris.

"Apa kau tak bisa menunggu? Kau 'kan tahu, ini masih jam kerjaku," celetuk Leo, ia duduk dihadapan Chris.

Chris tersenyum simpul, ia memberikan Leo buket bunga yang ia beli dipersimpangan jalan.

"Untukmu," ucapnya, Leo menatap buket dari Chris tanpa ekspresi, Chris benar-benar berlebihan dalam hal apapun.

Terpaksa Leo menerima buketnya, ia menyimpannya disamping kursi.

"Maaf, aku hanya ingin menunggumu, tak apa, jika akan lama," ucap Chris, membuat Leo mendengus.

"Harus aku katakan, ini salah-satu hal yang membuatku muak denganmu Chris, kau berlebihan," cetus Leo, ia melipat tangannya didepan dada.

"Lain kali, aku akan datang tepat waktu, tak lebih dan tak kurang," ucap Chris.

Leo memutar bola matanya malas, Chris sosok manusia yang tak kenal waktu, walaupun jika dirinya dipecat masih memiliki pemasukan uang, tetap saja Leo memiliki harga diri jika sampai dipecat oleh bosnya.

"Ini pesanan Anda Tuan." Zamni datang, ia menyimpan pesanan Chria dimeja.

Zamni menatap Chris dan Leo bergantian, menurutnya Leo dan Chris cocok, dari segi fisik saja, Leo terlihat cacil disamping Chris, kentara akan Leo sang sahabat adalah pihak bawah Chris.

"Kau kenapa?" ucap Leo, membuat Zamni sadar.

"Tidak hanya saja, kupikir saat kau tengah bersamanya, kau terlihat cacil," celetuk Zamni, ia terkekeh setelahnya.

Leo mendengus, apa-apaan Zamni ini, membuatnya malu saja, apalagi Chris sampai tertawa kecil dibuatnya.

"Pergilah sana, sebentar lagi jam kerjaku selesai," ucap Leo, mengusir Zamni.

"Baiklah ... " Zamni pergi masih dengan tawa kecilnya, ia sangat suka melihat Leo yang merasa malu.

"Temanmu lucu," cetus Chris tiba-tiba, yang langsung mendapat tatapan tajam dari sang submisif.

"Jadi menurutmu aku tak lucu?" ucap Leo.

"Tentu saja, kau lebih lucu darinya, walaupun tubuhmu lebih kecil dariku, justru itu sangat menggemaskan, aku suka." Chris mengusap kepala Leo, membuat Leo semakin malu saja.

"Chris ... apa besok kau ada waktu untukku?" tanya Leo.

"Tentu saja, kau tak perlu menanyakan itu," ucap Chris.

"Aku ingin membeli pakaian baru, jadi aku ingin kau menemaniku, Hendry tak bisa menemaniku, dia sibuk kuliah, ya Tuha ... aku kesal sekali pada kakakmu itu."

Chris tersenyum tipis, ia benar-benar dibuat pelarian oleh Leo, jadi Leo mengajaknya karena kakaknya tak bisa? Miris sekali nasib Chris ini.

Leo tersenyum miring, besok ia akan menguras dompet dominannya ini, akan sangat disayangkan, jika Leo tak memanfaatkannya dengan baik.

"Baiklah, aku akan ganti baju dulu, jam kerjaku sudah habis, tunggulah sebentar." Leo beranjak pergi.

Chris menatap sendu punggung Leo yang sekarang sudah tak terlihat, ia sudah masuk ruangan pegawai.

Chris menatap buketnya, ia memilih mawar putih, ia sangat menyukainya, makanya ia membelinya. Ia ingin Leonya yang dulu, Leo yang sekarang kasar, ketus, dan membuatnya selalu merasa insecure lewat tutur katanya.

Lama menunggu Leo, akhirnya sang kekasih kembali, sudah berganti dengan pakaain santai. Ia akan membawa Leo berjalan-jalan ditaman kota, suasana malam sangat menyenangkan, bagus untuk Leo yang baru selesai bekerja, itu sangat menyegarkan.

"Baiklah, ayo kita pergi sekarang." Chris menggenggam tangan kiri Leo, sedangkan tangan kanan sang kekasih memegang buketnya.

____TBC

A/N cacil artinya ; amat kecil

Day 43 cuy, satu minggu lagi ....

Regret ( Terbit)Where stories live. Discover now