part 49 (day 49)

2.1K 138 29
                                    

Sudah satu minggu berlalu sejak kepergian Chris yang masih tak bisa dipercaya oleh keluarganya, mereka masih berharap si bungsu kembali dengan senyuman manis serta perkataan lembutnya yang bisa membuat siapa saja merasa senang.

Berat rasanya saat melihat sang anak harus dikremasi, Luna ibu dua anak itu, bahkan sudah tak terhitung berapa kali meraung memohon pada Tuhan untuk mengembalikan putranya.

Rumah keluarga Killian kini terasa sepi, masih dalam suasana duka, bahkan Hendry yang tak menampilkan dukanya dihadapan orang lain, justru dialah yang paling hancur dengan kepergian Chris.

Hendry mengunci dirinya sendiri dikamar, tak menghiraukan panggilan Luna atau pelayan untuk menyuruhnya keluar, ia terlalu terpuruk.

Andai ia tak bertemu dengan Leo waktu itu, andai ia mendengarkan semua cerita Chris tentang seseorang yang sangat ia cintai, andai ia mendengarkan semua perkataan Nive waktu itu mungkin semua ini tak akan pernah terjadi. Nyatanya semuanya hanyalah andai-andai semata yang tak akan pernah menjadi nyata karena sekarang adiknya itu sudah pergi.

Chris sudah tenang tanpa merasakan rasa sakit lagi sekarang.

"Chris ... kau ingat bukan jika kita akan bermain hujan-hujanan saat kau sembuh nanti, lihat diluar sana hujan, apa kau tak ingin kembali untuk merasakan bermain hujan bersama denganku? Ingat kau sudah berjanji akan bermain bersama dengan kakak," ucap Hendry lirih, ia menatap jendela yang memburam karena uapan air hujan.

Tatapan nanar dengan mata memerah itu terus memperhatikan hujan yang turun, suara deras hujan semakin membuat suasana hati Hendry memburuk. sudah beberapa hari ini hujan terus turun membasahi dunia seakan-akan mereka juga ikut merasakan kehilangan sosok baik itu.

"Kak ayo bermain hujan,"

"Kak, aku ingin keluar,"

"Kak, aku mencintainya bahkan sangat mencintainya,"

Hendry meremat celananya, rasanya  sesak dan juga menyakitkan harus kehilangan seseorang yang sangat ia jaga sejak kecil, adik satu-satunya, sahabat pertamanya, kini sudah tiada.

Ia masih berharap jika semua ini hanya mimpi buruknya saja, nanti ada saatnya dirinya akan terbangun dengan melihat kembali sosok adiknya yang masih tetap sehat seperti dulu.

Setiap harinya terasa sangat sulit karena terus dihantui oleh rasa penyesalan yang tak ada gunanya lagi karena sekarang Chris sudah pergi meninggalkan mereka semua. Tenang di sana tanpa harus merasakan semua rasa sakit yang tak seharusnya ada untuk pria berhati malaikat itu, bahkan saking baiknya adiknya itu Tuhan sampai mengambilnya kembali agar tak merasakan rasa sakit ini terus-menerus.

Semua orang hancur, tak jauh berbeda dengan Hendry, Wasy masih menangisi kepergian Chris.

Selama beberapa hari ini Wasy selalu datang ke kamar Tuan muda yang selalu mengerti dirinya itu. Ia masih tak menyangka semua ini terjadi, hingga sekarang kamar yang biasanya terasa tenang karena ada senyuman lembut milik chris sekarang terasa sangat sunyi serta dingin, pemiliknya yang selalu membuat kehangatan di sini sudah pergi meninggalkan mereka semua dengan begitu banyak kenangan yang ada.

Untuk yang ketiga kalinya ia ditinggal pergi oleh seseorang yang sangat berarti di dalam hidupnya, lantas siapa lagi yang akan pergi setelah ini? Wasy tak akan bisa kuat menjalani semua ini karena selama ini ia bersemangat hanya untuk kesembuhan Tuan mudanya saja, tapi sekarang seseorang yang selama ini ia perjuangkan untuk sembuh telah pergi.

Regret ( Terbit)Where stories live. Discover now