part 26 (day 26)

973 102 21
                                    

Leo terdiam saat mendengar ketukan pintu rumahnya, siapa yang datang sepagi ini kerumahnya? Ini hari liburnya, dimana orang-orang akan bersantai saat libur dirumah mreka namun sepertinya itu tak berlaku untuk Leo karena sepagi ini sudah ada tamu yang datang ke rumahnya.

Saking spesialnya ia sampai didatangin orang pagi-pagi seperti ini, membuat Leo dengan malas mulai beranjak dari tempat tidur, ia berjalan lunglai membuka pintu, suara ketukan dipintu sudah berhenti, mungkin tamu yang datang lelah karena terlalu menunggu, namun Leo tak peduli itu.

Saat pintu terbuka ia mendapati Chris yang tengah tersenyum menatap ke arah nya membuat Leo terdiam sebentar, ingin marah namun tak bisa, padahal ia tak ada janji dengan Chris hari ini, tapi kenapa pria itu datang ke rumahnya secara tiba-tiba seperti ini, itu pun tanpa memberitahu dirinya lebih dulu.

"Boleh aku masuk?" ucap Chris saat merasa si manis hanya diam menatap dirinya, tanpa menyuruhnya masuk terlebih dahalu.

"Ah ya, tentu saja," ucap Leo ia berjalan masuk lebih dulu, sungguh ia sedikit tak siap untuk bertemu dengan Chris sekarang, karena rencananya ia akan beristirahat hari ini tanpa harus berpura-pura dulu.

Chris mengikuti  Leo menuju kamar kekasihnya itu.

"Kau tunggu disini sebentar, aku mau mandi terlebih dahulu," ujar Leo ia mengambil handuk tersampir dipintu, demi apapun ia tak nyaman jika tidak mandi saat ada tamu dirumahnya apa lagi tamu itu Chris, rasanya sangat tidak nyaman.

Chris mengangguk, ia mengeluarkan buku catatan serta pena dari dalam tas yang ia bawa, ia sengaja datang ke sini karena ingin mengenal lebih dekat lagi tentang kekasihnya, apa lagi sekarang ia tengah menulis buku yang berisi tentang Leo dan juga dirinya.

Aku tak tahu harus memulai semuanya dari mana karena semua tentang dia terasa begitu sempurna sehingga tanpaku beritahupun sosoknya akan selalu terlihat sempurna. Dia manis, dia sangat ceria, dia mampu membuatku yang tak ada semangat apapun dulu menjadi begitu bersemangat hanya melihat senyumannya saja. Dia bagaikan sebuah lilin di dalam gelapnya hidupku yang penuh dengan rasa takut akan sakit yang dulu sempat ada namun sekarang karena dia rasa itu sudah menghilang tergantikan dengan rasa semangat yang selalu membesar setiap saatnya hanya karena memikirkan dia. Rasa cinta yang dia punya untukku mungkin tak akan bisa diungkapkan dengan kata-kata namun aku tahu betul pasti rasa cinta yang dia memiliki untukku jauh lebih besar dari rasa cinta yang sekarang aku milikki untuknya. Dia sempurna, dia milikku, cintaku, hidupku, dia segala nya didalam hidupku.

Chris menatap kearah pintu yang terlihat terbuka dengan Leo yang tengah berjalan dengan pakaian santai miliknya. Ia menutup buku catatannya, tak ingin Leo mengetahuinya.

"Kau sedang menulis apa?" tanya Leo, ia duduk disamping sang dominan, membuat Chris menarik pinggangnya agar lebih dekat.

"Aku sedang menulis cerita yang akan terbit sebentar lagi," ujar Chri, ia menidurkan kepala nya dipangkuan Leo membuat yang punya paha sedikit terkejut sebelum mengelus rambut tebal milik Chris dengan pelan.

"Kita sudah beberapa hari ini tak bertemu, rasanya sangat lama," ujar Chris ia menatap wajah Leo dari bawah, membuat Leo tersenyum tipis.

"Chris apa kau mempunyai saudara?" tanya Leo, mengalihkan pembicaraan.

Chris diam sebentar sebelum menutup mata nya, untuk menikmati elusan sang kekasih, rasanya sangat nyaman.

"Ada, aku punya saudara laki-laki, dia masih kuliah, ada apa memangnya?" ujar Chris dengan mata yang masih tertutup dengan rapat.

Leo mencium pipi Chris sekilas, "tidak," ucapnya.

"Ayolah katakan, kenapa kau menanyakan dia?" ucap Chris, ia membuka matanya.

"Ya, kemarin ada pria ke cafe, sungguh dia sangat mirip dengamu. Jadi kupikir dia saudaramu," jelas Leo.

Chris mengangguk mengerti, mungkin benar itu Hendry.

"Le, boleh aku bertanya?" ucap Chris, sontak menghentikan elusan dikepalanya.

"Apa?"

"Eumm ... siapa itu Dalfa?" tanya Chris, ia baru saja mendapat informasi jika Leo pernah dekat dengan perempuan bernama Dalfa.

"Ah, dia ... " Leo tertawa canggung, "itu, dia teman seangkatan," ucapnya.

Chris tak menanggapi lagi, ia tak mau mencari penyakit. Ia memilih memejamkan matanya.

****

Setelah kepulangan Chris, Leo segera pergi bahan makanan.

Ia lupa belum membeli bahan makanan, kulkasnya sudah kosong.

Leo terkekeh geli melihat grup chatnya, Arep mengirimkan foto rebung, dulu saat dikampung,  Leo sangat suka dengan rebung, namun sekarang sangat sulit untuk mendapatinya.

Leo mulai masuk ke swalayan, ia memilih-milih apa yang akan ia beli. Seharusnya ia ajak Chris saja, rasanya aneh saat bepergian sendiri.

"Wahh ... kau pengunjung cafe kemarin kan?" Leo setengah memekik saat melihat Hendry tengah mendorong troli, membuat sang empu menghentikan langkahnya.

Hendry mengangguk, ia mengenali wajah manis di depannya ini.

"Hai ... aku Leo." Leo mengelurkan tangannya, yang diterima oleh Hendry.

"Hendry," balas Hendry seadanya.

Leo mengangguk-ngangguk kepalanya, Hendry cukup sulit didekati.

"Kau sendirian?" tanya Leo.

"Ya, biasanya aku bersama adikku, tapi dia sedang sibuk," ucap Hendry.

Leo mengerutkan keningnya, sejak kapan Chris memiliki kesibukan? Bahkan yang ia tahu kekasihnya itu hanya seorang pengangguran, Chris banyak memiliki waktu luang untuknya.

"Kau sendiri?" tanya Hendry.

"Tentu saja sendiri," ucap Leo.

Hendry tak menimpali lagi, ia sibuk memilih sayuran di depannya.

"Bagaimana jika kita belanja bersama," ajak Leo, ia sudah melupakan rasa malunya.

Jujur saja Hendry lebih menarik dari Chris, sosok di depannya terlihat cuek-cuek berhadiah.

"Tentu,"

Leo bersorak dalam hati, Hendry tak begitu dingin jika diajak bicara, Leo akan lebih gencar lagi mendekati kakak kekasihnya ini.

Keduanya sudah seperti pasangan yang berbelanja bersama, bahkan belanjaan Leo dititipkan ke dalam troli Hendery.

Biasanya Hendry dan Chris belanja bersama, atau pelayan yang belanja, namun entah kenapa hari ini Hendry ingin belanja sendiri.

Apa mungkin karena akan bertemu pemuda di depannya, jujur saja Leo begitu menarik, dari awal pertemuan sampai sekarang.

Beruntung sekali yang memiliki Leo, apa Leo sudah mempunyai kekasih? Hendry bertanya-tanya dalam hati, jika Leo tak memiliki kekasih, ia tak keberatan menjadi dominan si manis.

"Kau suka keju?" tanya Leo, membuyarkan lamunan Hendry.

"Tidak, adikku yang menyukainya, jadi aku membelinya," ucap Hendery, sirat akan rasa sayangnya pada sang adik

Leo hanya mengangguk, ia bertekad akan mendekati Hendry.

Lama keduanya berbelanja, akhirnya selesai. Hendry membawa trolinya ke kasir, yang di ekori oleh Leo.

"Biar aku yang bayar," ucap Hendry saat melihat Leo akan mengeluarkan uangnya.

"Tidak, kita baru bertemu. Aku merasa tak enak, sungguh." Leo menolak, jual mahal sedikit.

"Hey ayolah, kau sudah menemaniku belanja. Jadi tak apa, aku yang bayar," ucap Hendry, Leo menyerah membiarkan belanjaannya di bayar Hendry.

Leo dapat simpulkan keluarga kekasihnya ini memang tidak pelit, sungguh menguntungkan bukan?

___TBC

thanks for reading, yang sayang-sayang ... sehat-sehat selalu ya.

Regret ( Terbit)Where stories live. Discover now