part 48 (day 48)

2.1K 137 43
                                    

Leo dengan tergesa berlari mengejar Wasy yang sudah keluar rumah, ia menarik tangan perempuan itu.

Wasy menghentikan langkahnya, saat tangannya dicekal Leo, ia menggulir matanya menatap Leo,  Ia tak bisa berlama-lama di sini karena harus kembali ke rumah sakit untuk melihat keadaan Chris, orang rumah sakit tak ada yang menghubunginya sedari tadi.

"Izinkan ... aku ikut dengamu untuk melihat bagaimana keadaan Chris sekarang," ucap Leo ragu, ia dengan jelas melihat tatapan tak suka Wasy, ia tahu semua ini penyebab utamanya itu dirinya, tapi apa salahnya ia ikut ke sana karena bisa saja, saat dirinya datang ke sana, Chris akan sedikit membaik.

Wasy menyentak dengan kasar tangan Leo, ia sudah muak dengan Leo karena kelakuan pria itu sudah sangat keterlaluan, andai ia tahu semuanya sudah pasti sejak awal dirinya sudah memperingatkan Chris untuk menjauhi ular berbisa seperti Leo yang akan membuat keadaan semakin buruk. Bukan hanya tentang Chris, namun Leo juga penyebab hubungannya dan Nive rusak, sampai sekarang bahkan Nive tak menghubunginya, menyesal rasanya ia tak mengantar Nive pulang.

"Untuk apa kau ikut, di sana hanya akan membuat dirimu malu saja jadi lebih baik kau di sini saja bersama dengan teman atau kekasihmu itu. Jangan pernah berharap jika aku akan mengizinkan mu datang ke sana karena dengan kedatanganmu itu hanya akan semakin membuat semuanya menjadi buruk. Kau tak perlu bersikap seakan-akan kau orang baik yang akan membuat Chris sadar kembali," ujar Wasy, bahasa formal dan sopan miliknya sudah lenyap.

"Kumohon izinkan aku untuk ikut ke sana, aku ingin meminta maaf, aku ingin melihat keadaan Chris, setelah itu aku berjanji akan langsung pulang." Leo memohon, bahkan menyatukan kedua tangannya, memohon dihadapan perempuan yang selalu tak ia sukai kehadirannya.

Wasy menghembuskan napasnya, sikap Leo yang seperti ini jauh membuatnya sebal, jika ia terus menolak Leo ikut maka pria itu akan terus memaksa sehingga membuat waktunya terbuang begitu saja.

"Baiklah," ucap Wasy pada akhirnya.

****

Setelah perdebatan panjang, di sinilah mereka, Wasy dan Leo baru saja sampai.

Wasy berjalan dengan cepat ke ruangan dimana Chris dirawat, tak peduli dengan Leo yang mengekorinya dibelakang.

Saat sampai diruang inap Chris, di sana bukan Chris yang tengah terbaring dibrankar melainkan orang lain, Wasy sangat yakin ini ruangan Chris.

"Maaf Anda siapa?" tanya seorang pria paruh baya dibelakang Wasy, membuat Wasy dan Leo mengalihkan atensinya.

"Ah maaf, saya merasa kerabat saya berada diruang ini, tapi sepertinya saya salah ruangan," ucap Wasy.

"Anakku baru menempati ruangan ini, pasien sebelumnya dinyatakan tutup usia jam sembilan tadi," celetuk pria itu.

"Ah, sepertinya saya salah ruangan, saya yakin kerabat saya baik-baik saja," ucap Wasy, walau nyatanya ia takut jika yang dikatakan pria dihadapannya ini Chris.

"Kami permisi, maaf mengganggu Anda Tuan."

Setelah mengatakan itu, Wasy dan Leo sama-sama berlari, ke ruangan yang mereka harap tak ada Chris di sana.

Jantung Wasy semakin berdetak dengan cepat, pikiran buruk mulai datang membuat Wasy kembali berlari kearah ruangan yang sangat dirinya hindari.

Regret ( Terbit)Where stories live. Discover now