part 28 (day 28)

936 105 13
                                    

Wasy terdiam menatap kearah Nive yang tengah sibuk memilih beberapa barang belanjaan yang ada di mall, Wasy rasa hari ini ia akan menamani Nive saja seharian, karena pemuda itu sama sekali tak tahu arah sekitaran kota ini jadi akan sangat beresiko jika ia meninggalkan Nive begitu saja.

Wasy merasa sedikit aneh melihat Nive begitu bersemangat mencari skin care sedangkan dirinya yang memang seorang perempuan tidak begitu antusias, dengan hal-hal seperti itu, bukan tidak memakai, hanya saja ia tak seheboh Nive yang rumit membeli skincare bermacam-macam.

"Kau sedang memikirkan apa?" tanya Nive, ia menghampiri Wasy, namun tak ada jawabana dari Wasy.

"Kau ingin kemana? Kita makan siang dulu disini, baru setelah itu kita pulang," ujar Nive dengan mencekal tangan Wasy, ia ingin ditemani makan hari ini sekalian berbicara sedikit, karena tak mungkin ia berbicara dengan Chris tentang masalah yang ia pikirkan sekarang karena Chris sangat sibuk akhir-akhir ini.

Wasy menghembuskan napas berat beberapa saat sebelum menganguk dengan pelan, ia berjalan lebih dulu agar bisa mencari tempat yang cocok untuk mereka berdua.

***

Chris menatap kakaknya yang baru saja pulang dengan membawa beberapa barang belanjaan, dengan cepat ia langsung menghampiri Hendry untuk membantu sang kakak.

"Tadi saat ingin berbelanja aku sempat datang ke kamarmu untuk mengajak kamu berbelanja, namun kata mama kau baru saja pergi bersama dengan Wasy, kau pergi kemana?" tanya Hendry, ia menatap adiknya yang tengah membantu dirinya merapikan barang belanjaan yang mama mereka butuhkan.

Chris menatap kakaknya sejenak sebelum kembali pada tugasnya, "aku pergi kerumah kekasihku untuk melepas rindu setelah beberapa hari tak melihatnya," ujar Chris.

"Kau pergi kerumah kekasihmu karena tak melihatnya beberapa hari, sedangkan kakakmu sendiri tak kau temui saat dia sudah pulang dari acara liburannya," ujar Hendry, merasa tak terima, Chris biasanya akan datang ke kamarnya atau bahkan tidur bersama dengan dirinya, saat ia lama tak pulang namun sekarang adiknya itu jadi lebih cuek dari biasanya.

"Hey, ayolah ... kita satu rumah, aku bisa menemuimu kapan saja," ucap Chris, apa-apaan Hendery ini, seperti anak kecil saja.

"Terserah, kau memang mengabaikanku," ucap Hendry

"Ah, maafkan aku karena bersikap cuek karena memang akhir-akhir ini banyak sekali pekerjaan dari pihak penerbit karena mau cetak ulang buku dan rilis buku baru," ujar Chris yang memang sibuk beberapa hari ini karena buku nya akan terbit dan juga cetak ulang.

"Buku yang sudah kau terbitkan lumayan banyak, tak salah sih memang karena cara kau membuat pembaca merasa sakit dan juga bahagia itu bisa tersampaikan dengan baik," ucap Hendry, ia sempat membaca beberapa buku karya dari adiknya itu yang memang sangat bagus, tak heran banyak yang menyukai cerita Chris.

Adiknya itu memang tak bisa bekerja karena tak diizinkan untuk bekerja namun siapa sangka sekarang Chris menjadi penulis terkenal yang memiliki banyak penggemar, bahkan ceritanya sudah dibaca jutaan.

"Kau terlalu berlebihan dalam memuji diriku karena aku tak sehebat itu, masih banyak yang lebih besar dari diriku sekarang," ujar Chris dengan senyuman miliknya, ia memang merasa belum pantas dikatakan hebat karena masih banyak diluar sana orang yang lebih hebat dari pada dirinya.

"Kekasihmu pasti bangga," celetuk Hendry, mengundang tawa kecil Chris, "dia beruntung mendapatkan adikku ini," lanjutnya, mengelus kepala Chris, baginya Chris tetap adik kecilnya, tak ia sangka adik yang dulu selalu menangis hanya sebuah mainan, kini sudah memiliki kekasih.

"Nanti jika aku menikah dengan kekasihku, aku akan membawanya tinggal di sini, atau tinggal didekat rumahmu, agar berdekatan denganmu," ucap Chris, ia tahu jika ada avunkulokal.

"Pikiranmu sudah sangat jauh Chris, kau yakin akan tinggal dekat rumahku?" ucap Hendry, yang diangguki Chris, apa salahnya melakukan avunkulokal, Leo akan tinggal dekat dengan iparnya. membayangkannya saja sudah membuat Chris senang.

"Aku yakin. Tapi sebelum itu, carilah kekasih kak, jangan sampai kau melajang sampai tua," ucap Chris, ia mulai menggoda Hendry.

"Aku baru dekat dengan seseorang, dia manis," ungkap Hendry, membuat Chris membulatkan matanya.

"Benarkah?" Chris membuka bungkus keju, ia mulai memakan keju tanpa dibarengi roti atau apapun, "dia tak akan menolakmu kak, pesonamu sangat menggoda," lanjutnya, sambil mengunyah keju.

"Aku baru bertukar nomor ponsel, dia manis, asik saat di ajak berbincang, dia sederhana, dan yang pasti dia lajang," tutur Hendry, membayangkan wajah Leo yang saat ini menghantui otaknya, Leo benar-benar racun bagi perasaan dan juga otaknya.

Chris berdecih saat melihat wajah kakaknya sudah seperti orang menang lotre, senyum-senyum sendiri bak orang gila.

"Dia benar-benar manis, ayolah ... kekasihmu dan dia pasti akan bisa berteman baik jika bertemu," ucap Hendry, dibarengi kekehan ringan.

Chris mengangguk, Leo memang akan cepat akrab, akan lebih baik jika teman kencan Hendry berteman baik dengan Leo, bukankah itu ide bagus?

Keduanya terlibat obrolan panjang mengenai si manis, yang berhasil menggaet hati Hendry.

Tanpa keduanya sadari, si manis yang mereka banggakan adalah orang yang sama, pria manis yang sama yang telah berhasil menggaet dua hati bersaudara itu.

____

Leo mengelus perutnya yang terasa penuh, ia merasa sangat kenyang.

Leo beralih memainkan ponselnya, ada pesan dari Chris, ya itu sudah biasa bukan? Hanya saja saat ini ada pesan lain, yaitu dari Hendry.

Leo mendudukan dirinya di ranjang, ia mulai bertukar pesan dengan dua bersaudara itu.

Hendry dengan Chris.

Jika bisa dua mengapa harus satu? Leo akan mendapatkan keuntungan besar dari kedua orang itu, selain uang, ia juga mendapat perhatian banyak, Chris sipeduli dengan segala tutur kata lembutnya, dan Hendry sipria dingin dengan segala perhatian yang transfaran.

Leo mengangkat panggilan telepon dari Chris, ia mulai berbincang panjang. Mulai dari menceritakan Hendry yang menemukan tambatan hatinya, tentu saja Leo mengerti siapa pria manis yang dimaksud Chris, bahkan saat ini Leo tengah bertukar pesan sambil berbincang ditelepon bersama sang kekasih.

Submisif memang tak perlu di ragukan, ia jauh lebih berbahaya dari dominan. Jika kebanyakan dominan berkhianat terang-terangan, maka Leo dapat bertukar pesan dengan orang yang berbeda tanpa melibatkan perasaan.

Leo seakan melupakan apa itu karma, ia terlalu hanyut ke dalam permainannya.

"Sayang, lain kali kita harus melakukan double date bersama teman kencan kakak ku,"

"Eum, itu ide bagus,"

"Kakak bilang, dia manis. Namun aku yakin dia tak semanis dirimu,"

Leo terkekeh, dalam hati ia memaki kebodohan Chris.

"Ya, lain kali mari melakukan double date, aku tutup ya teleponnya, sampai jumpa Chris." Leo mematikan sambungan telepon, ia menyeringai setelahnya.

Double date?

Tentu saja, Leo akan melakukannya di saat diwaktu yang tepat.

___TBC

A/N AVUNKULOKAL

artinya,adat menetap bagi pengantin baru dengan bertempat tinggal di dekat kediaman saudara laki-laki ibu dari pihak laki-laki.

Regret ( Terbit)Where stories live. Discover now