ldr

2.6K 137 12
                                    

Hasban terbangun dari tidur nyenyaknya kala mendengar suara alarm yang berbunyi. Lelaki itu bangkit dari duduknya sembari mematikan alarm pada ponselnya. Beralih menatap Hasna yang masih bergelung dengan selimut.

Hasban terkekeh pelan melihat posisi tidur Hasna. Hasban menyingkirkan helaian rambut Hasna yang menutupi wajah damai istrinya itu. Ia kecup hidung kecil milik Hasna hingga gadis itu mengeliat perlahan.

"Bangun, sayang." Ucap Hasban sembari menoel pipi Hasna.

"Katanya mau bantuin saya packing barang." Lanjutnya kembali mengecupi permukaan wajah Hasna.

"Emmmm." Gumam gadis itu dengan mata terpejam.

"Bangun dulu, yuk! Nanti saya tinggal, nangis." Ucap Hasban kembali memberikan sentuhan pada tubuh Hasna agar gadis itu terbangun dari tidurnya.

Hasna membuka matanya perlahan, meregangkan otot-ototnya sembari menguap lebar yang dengan sigap Hasban menutup mulut Hasna dengan tangan nya.

"Mas."

"Iya?" Jawab Hasban menunduk menatap Hasna yang masih tiduran diatas kasur.

"Hasna mau ikut." Ucap gadis itu seraya bergeser kearah Hasban lalu memeluk perut Hasban dengan erat.

"Jangan ya? Kamu harus sekolah, lagi juga ngga ada sehari saya disana." Ucap Hasban sembari mengusap kepala Hasna dengan sayang, ia kecup pucuk kepala Hasna lalu kembali memeluk tubuh istrinya.

"Katanya Pina sehari ngga masuk ngga bakalan bikin Hasna tinggal kelas, Mas. Hasna mau ikut Mas Hasban aja." Ucap Hasna mendongak menatap wajah Hasban.

Hasban tetap menggelengkan kepalanya, Hasna harus sekolah, akhir-akhir seperti ini justru penting untuk Hasna karena masih ada beberapa guru yang mengejar materi yang tertinggal. Contohnya mapel Akidah Akhlak dan Fiqih. Hasban sendiri dengan dari guru tersebut karena kelas Hasna lamban menerima materi, guru-guru harus menjelaskan ulang hingga tertinggal seperti ini.

"Saya mau packing barang, adek mau bantuin?" Tanya Hasban.

Hasna terdiam beberapa saat, menatap tas serta beberapa pakaian Hasban yang sudah terlipat rapi diatas meja. Hanya tinggal memasukkan kedalam tas saja. Hasna beralih menatap Hasban yang tengah tersenyum kearahnya, gadis itu menganggukkan kepalanya samar lalu bangkit dari posisinya.

"Mas mandi dulu aja, ini biar Hasna yang masukin kedalam tas." Ucap Hasna.

"Bener?" Hasna mengangguk saja sebagai jawaban.

"Yasudah, saya mandi dulu ya." Ucap Hasban menyempatkan untuk mengecup pelipis Hasna, setelahnya ia berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.

💐💐💐

Pagi-pagi buta seperti ini, Hasna sudah diantar oleh Hasban kerumah Ummi Fatimah. Nantinya agar Afif tidak perlu menjemput Hasna kerumah, juga agar Hasna tidak kesepian dirumah sendiri. Sore kemarin ia sudah mengabari mertuanya itu untuk menitipkan Hasna dirumah.

"Sudah sarapan, Mas?" Tanya Ummi pada Hasban.

"Sudah Ummi, tadi sama dek Hasna." Jawab Hasban yang memang benar adanya. sebelum pergi kerumah Ummi, keduanya menyempatkan diri untuk sarapan.

"Oh nggih, berangkat mau diantar sama Afif ngga?" Ucap Ummi sembari menyeduh teh untuk suami dan menantu nya.

"Ndak usah, Ummi. Saya mau kerumah teman saya yang kebetulan ikut ke pondok juga." Ujar Hasban tersenyum tipis.

"Oalah, yowes. Naik motor apa kereta Mas?" Tanya Abi Aziz.

"Kereta, Bi. Nanti berangkat nya habis subuh." Jawab Hasban.

Guruku ImamkuWhere stories live. Discover now