nakal

3.5K 184 4
                                    

Pagi ini Hasna tengah menunggu Hasban yang masih berada didalam rumahnya, tidak terlalu terburu-buru sebenarnya karena Hasna tengah ujian dan ujiannya pun mulai pukul delapan pagi, Hasban juga tidak ada jadwal mengajar karena siswa kelas sebelas dan kelas sepuluh belajar dirumah.

Kini Hasna duduk diteras sembari mengenakan sepatunya. Bersenandung kecil sesekali menjabuti rumput-rumput kecil yang tumbuh di halaman rumahnya.

"Ngapain dek?" Tanya Hasban.

"Ini, Hasna cabut calon rumput liar." Ujar Hasna mengangkat hasil cabutannya.

"Ada-ada saja kamu ini! Ayo berangkat." Ucap Hasban sembari menggendong tas miliknya.

"Mas,"

"Mas Hasban kan panitia kan? Tau ngga yang jadi pengawas diruangan Hasna nanti siapa?" Tanya Hasna.

"Siapa ya? Mas mana hafal dek." Jawab Hasban sembari mengenakan helm miliknya.

"Hasna takut, soalnya Bu Lidia belum jaga diruang Hasna." Ucap gadis itu.

"Memang kenapa kalau Bu Lidia yang jaga?" Tanya Hasban sembari terkekeh pelan.

"Ngga enak, jalan mulu ih! Apa ngga pegal ya mas kakinya? Apa punya bisulan makanya ngga betah duduk." Ujar Hasna ngawur.

"Kamu ini, ngga boleh seperti itu!" Ucap Hasban mencubit gemas hidung Hasna.

"Beliau jalan-jalan saat ngawas ujian ya supaya kalian tidak berbuat curang, juga tau siapa aja yang mencontek." Ucap Hasban.

"Jangan-jangan kamu mau mencontek." Ucap Hasban menuding wajah Hasna.

"NGARANGGGG! Hasna mana mungkin nyontek." Balas gadis itu sembari menggenggam jari telunjuk Hasban.

"Terus kenapa takut kalau Bu Lidia yang jaga?"

"Hayo, jujur sama Mas." Ucap Hasban.

"Engga! Hasna ngga suka aja kalau pengawasnya jalan-jalan." Bantah Hasna.

"Lho, hak mereka itu." Ucap Hasban terkekeh pelan.

Hasna melototi Hasban, menarik telunjuk Hasban yang masih ia genggam lalu ia dekatkan kearah mulutnya. Dengan kurang ajar nya Hasna menggigit kuat jari telunjuk Hasban hingga sang empu terlonjak kaget.

"Adek! Ya Allah." Hasban bergerak menarik tangannya dari jangkauan Hasna, lama-kelamaan Hasna ini semakin bringas ya.

"Mas Hasban nyebelin!" Ucap Hasna dengan raut wajah keasal.

"Iya sudah, Mas minta maaf ya dek? Sekarang berangkat udah siang." Ucap Hasban menarik Hasna mendekati motornya.

Setelah keduanya berada diatas motor Hasban tidak langsung melajukan motornya. Ia lebih dulu memastikan Hasna yang duduk dibelakang nya. Betapa terkejutnya ia menatap Hasna yang duduk diujung jok motor, pantas saja belakang nya terasa sepi, rupanya Hasna tidak duduk mepet seperti biasanya.

"Dek."

"Apasih?" Tanya Hasna yang tengah membenarkan letak helm nya.

"Duduk yang bener." Ucap Hasban.

"Ini udah bener, Hasna kudu duduk gimana lagi Mas? Hadep belakang?" Balas Hasna dengan tengil membuat Hasban gemas-gemas kesal dengan tingkah gadis kecilnya.

"Sayang, jatuh nanti kalau kamu duduknya dipojok begitu. Deketan lagi sini." Ucap Hasban menepuk jok yang kosong dibelakang nya.

"Cih! Emang Hasna cewe apaan? Hasna ngga mau yah nempel-nempel sama cowo." Ucap Hasna.

"Fifah! Ngga jalan ini kalau kamu belum duduk yang bener."

"Kok Fifah?!!!!" Ucap Hasna marah.

"Kenapa? Nama kamu kan?" Ucap Hasban.

Guruku ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang