Hanafi❤️

3.2K 145 9
                                    

Sudah terhitung lima hari Hasna berada dirumah sakit. Dan hari ini ia sudah kembali kerumah. Malam hari yang biasanya ia tertidur dengan lelap, kini harus terbangun karena sang bayi yang menangis. Hasna yang biasanya sulit untuk dibangunkan, saat ini menjadi orang tua yang sigap kala anak nya menangis. Awalnya Hasna memang terlihat grogi dan kikuk saat menggendong Hanafi, tapi kini ia mulai terbiasa. Bahkan memandikan Hanafi pun ia sudah mahir.

Perempuan itu bergerak menggendong Hanafi, membawanya kearah kasur untuk ia beri asi. Hasban yang berada disampingnya pun bergerak mendekati Hasna sembari membawakan air mineral untuk Hasna.

Hasban menunduk menatap bayinya yang lahap meminum asi. Ia terkekeh pelan melihat pipi Hanafi yang ikut bergerak lalu, ia usap pipi itu dengan lembut.

"Laper nak?" Ucapnya sembari terkekeh pelan.

"Iya Aba." Jawab Hasna menirukan suara anak kecil yang membuat Hasban gemas.

"Pegal ya?" Tanya Hasban sembari mengusap punggung Hasna dengan pelan.

"Sedikit, tapi ngga apa-apa kok. Nanti dipakai rebahan juga hilang pegalnya." Ucap Hasna tersenyum manis.

"Maaf ya? Diusia kamu yang masih muda harus mengurus Hanafi dan mas." Ungkap Hasban sembari mengusap kepala Hasna dengan sayang.

"Mas, justru Hasna seneng diumur Hasna yang masih muda, Allah sudah kasih kepercayaan sama Hasna untuk merawat bayi. Hasna sama sekali ngga menyesal lho, masa jangan bilang begitu, Hasna ngga merasa direpotkan dengan adanya Hanafi sama mas. Justru Hasna bahagia." Ujar Hasna.

"Dulu kalau bangun tidur pemandangan yang Hasna liat pasti Ummi Fatimah yang marah-marah karena anaknya ngga bisa bangun pagi, tapi sekarang kalau bangun tidur Hasna rasanya pengen ngucap syukur terus liat mas sama Hanafi yang kadang tidurnya bikin hati Hasna adem." Lanjutnya sembari menepuk-nepuk pantat Hanafi karena bayi itu mengeliat.

Hasban tersenyum mendengar penuturan istrinya, ia bersyukur memiliki istri yang pengertian serta menyayanginya dan buah hatinya. Entah sudah terhitung berapa ribu rasa bahagia yang ia rasakan setiap harinya yang jelas Hasban benar-benar bersyukur.

"Udah tidur, dek. Bawa ke kasur gih." Ucap Hasban kala bayinya sudah tertidur lelap, terbukti dari mulutnya yang sudah diam tidak lagi bergerak meminum asi.

Hasna mengangguk pelan, ia bawa Hanafi ketengah ranjang, lalu ia rebahkan tubuh mungil itu dengan perlahan. Hasban merebahkan kembali tubuhnya disamping Hanafi, tangan besarnya ia gunakan untuk membelai wajah mungil sang anak. Lucu sekali.

"Aba kecil." Kekeh Hasban sembari mencium pipi merah Hanafi. Hasna ikut terkekeh melihatnya.

"Emang semirip itu?" Tanya Hasna.

"Iya, kamu ini ngga percayaan sekali sama mas." Ucap Hasban menarik pelan ujung hidung Hasna.

"Bukan ngga percaya, tapi keliatan tampan Hanafi." Ujar Hasna mensejajarkan kepalanya dengan kepala sang bayi.

"Iya, kan gabungan dari Aba sama Umminya." Jawab Hasban.

Hasna menatap Hasban yang kini kembali fokus pada sang bayi, saat Hanafi mengeliat, dengan cekatan Hasban mempuk-puk paha sang bayi hingga putranya pun kembali nyenyak dalam tidurnya.

"Mas, kayaknya sekarang yang minta puk-puk bukan Hasna lagi." Ujar Hasna.

"Tapi Hanafi." Kekehnya. Hasban yang sebelumnya loading pun ikut terkekeh kala paham akan maksud sang istri.

💐💐💐

Setelah sholat subuh dimasjid. Hasban tidak lansung pulang, melainkan pergi mencari sarapan karena merasa kasihan jika Hasna harus memasak, padahal sedari semalam perempuan itu susah tidur karena Hanafi yang rewel.

Guruku ImamkuWhere stories live. Discover now