gemas

2.4K 137 10
                                    

Didalam mobil, kedua pasutri itu hanya berdiam dengan pikirannya masing-masing. Hasban yang masih menahan gejolak emosinya juga Hasna yang sedari tadi menahan sakit dibagian perutnya. Hasna semakin meremas pahanya kala rasa sakit itu kian terasa.

Hasna mati-matian menahan isak tangis serta rintihannya agar tidak keluar saat itu juga. Ia tau suaminya tengah menahan amarah. jujur saja, ia takut dengan suaminya kala marah seperti ini.

"Shhh, aw!" Rintih Hasna yang sampai keindra pendengaran Hasban. Lelaki itu menoleh menatap Hasna yang sudah pucat serta mengeluarkan keringat dingin.

Hasban semakin panik kala mendengar isakan yang keluar dari mulut Hasna. Perempuan itu terlihat meremas pakaiannya sembari menggigit bibirnya guna menahan rasa sakit.

"Dek." Panggil Hasban mendekatkan dirinya pada Hasna.

"Hiks...sakit, perut Hasna sakit." Keluh Hasna sembari menatap Hasban dengan sendu.

Perutnya kram, rasanya benar-benar sakit. Hasna tidak tau apa penyebab nya tapi mungkin ini efek mengantri sepanjang tadi. Hasban bergerak menurunkan kursinya hingga Hasna dapat bersandar dengan nyaman. Lelaki itu membuka tali pada gamis Hasna lalu mengusap perut itu dengan lembut.

"Auhhh....adek bayinya engga keluar sekarang kan, mas?" Tanya Hasna disela-sela rintihan nya.

"Mas mintakan air hangat ya." Ucap Hasban seraya menyentuh perut Hasna.

"Ngga mau, mas disini aja." Ucap Hasna menahan lengan Hasban.

"Atau kita pulang saja? Kita periksa ya." Ucap Hasban yang lagi-lagi dibalas gelengan kepala oleh Hasna.

Buru-buru Hasban mengabari tante Maira, meminta tolong padanya untuk mengantarkan air hangat kedakam mobil. Setidaknya Hasna meminum air putih agar sakit diperutnya sedikit berkurang.

Hasban kembali mengusap-usap perut Hasna dengan lembut. Berharap rasa sakit yang Hasna rasakan akan sirna. Hasna mencoba memejamkan matanya sembari terus berdoa didalam hati.

"Sayang, mas minta maaf ya? Mas tidak berniat bikin kamu setres dan sakit perut begini." Ucap Hasban sembari mengusap kepala Hasna dengan sayang.

"Hiks...mas jangan cemburuan begitu, Hasna ngga apa-apa kok kalau dicemburui sama mas. Tapi jangan marahin Hasna." Ucap Hasna mengeluarkan unek-uneknya.

"Hasna juga ngga mau digoda-godain...hiks, Hasna udah mau dapet es krim nya mas Hasban...kalau Hasna pergi nanti ngga dapet es krim nya." Ucap Hasna.

"Mas jangan marah-marah terus." Ucap nya sembari meraih jemari Hasban untuk ia genggam.

"Iya dek, Mas salah. Mas minta maaf." Ucap Hasban mengecup kening Hasna lama dengan sebelah tangan yang terus mengusap perut Hasna dengan lembut.

"Mas sayang sama adek, mas ngga rela adek digodain seperti tadi. Mas cemburu, sayang. mas tau mas salah karena sudah menyalahkan kamu." Ucap Hasban.

"Seharusnya mas ngga seperti ini, maaf." Ucap Hasban beralih mengusap air mata Hasna yang turun dipipinya.

Hasna terdiam hingga Tante Maira datang sembari membawa air hangat untuk Hasna. Hasban membuka kaca mobil lalu mencondongkan badannya guna meraih segelas air hangat yang dibawakan oleh tante Maira.

"Gimana? Masih sakit?" Tanya nya.

"Udah engga sesakit tadi tante." Jawab Hasna.

"Pulang saja ya? Kamu butuh istirahat itu. Semalam kamu tidurnya larut juga kan?" Ucap Tante Maira menatap khawatir pada Hasna.

"Hasna tunggu sini aja," ujar Hasna sembari menggeleng pelan.

"Yasudah, kalau ada apa-apa kabari kami ya Ban." Ucap Maira lalu kembali kedalam karena acara belum sepenuhnya selesai.

Guruku ImamkuWhere stories live. Discover now