mati lampu.

2.7K 145 24
                                    

Malam ini hujan turun dengan deras juga disertai angin yang lumayan kencang. Baik Hasban maupun Hasna hanya berdiam diri didalam kamar. Hasna yang rebahan santai diatas kasur dan Hasban yang masih mengotak-atik laptopnya dimeja kerjanya.

"Dingin-dingin gini enaknya bikin mie, Mas." Ucap Hasna sembari memainkan gulingnya.

"Jangan keterusan makan mi, ngga baik. Mas perhatikan dari kemarin kamu makan mi terus." Jawab Hasban.

"Habisnya enak, Hasna suka." Ucap Hasna memanyunkan bibirnya.

"Tadi sudah makan, adek laper lagi?" Tanya Hasban menatap Hasna yang tengah rebahan dikasur.

"Ngga sih, cuma pengen yang anget-anget aja. Makanya tadi Hasna bilang pengen mi." Ucapnya.

"Yang anget kan ngga cuma mi instan." Ucap Hasban. Hasna menatap datar suaminya itu. Sudah lah, memang sulit berbicara dengan Hasban.

"Serahhhhh!" Balas Hasna yang dibalas kekehan saja oleh Hasban.

Lelaki itu bergerak kembali fokus pada pekerjaannya. Ia masih harus mengecek penilaian siswa-siswa nya. Adakah yang masih kurang atau bahkan ada yang belum sama sekali mengerjakan tugas, seperti Hasna dulu.

Saat tengah fokus-fokus nya. Hasban terkejut karena lampu padam. Yang lebih mengejutkan nya lagi adalah suara lengkingan Hasna yang amat kuat membuat dirinya tersentak kaget.

"Huahhhh, Mamasss! Kok gelap? Ini kenapa sihh? Hasna buta?" Ucap Hasna panik sendiri.

Hasban buru-buru membuka senter ponselnya, berjalan menghampiri Hasna lalu memeluk nya dengan erat, menggelengkan kepalanya pelan mendengar suara Hasna. Kalau dipikir-pikir Hasna ini selalu berbicara sembarangan yah.

"Sembarangan kamu kalau ngomong! Ini mati lampu dek." Ucap Hasban seraya menyentil bibir Hasna pelan.

"Ohh, ya Hasna panik. tiba-tiba aja jadi gelap, Hasna kira Hasna buta." Ucap perempuan itu sembari terkekeh kecil.

"Ada-ada saja kamu ini." Ucap Hasban menyandarkan ponsel nya pada Vas bunga yang berada diatas meja.

"Sini, tidur." Ucap Hasban kembali menarik Hasna masuk kedalam dekapannya. Lelaki itu bergerak mengusap surai hitam Hasna dengan sayang.

Lama Hasna mencoba untuk tertidur tapi rasanya tidak bisa, walau Hasban berada disampingnya serta memberi usapan lembut tapi tetap saja mata bulat itu tidak mau terpejam. Hasna mendongak menatap Hasban yang kini tengah menunduk menatapnya tanpa menghentikan usapan lembutnya.

Hasban tersenyum tipis melihat Hasna yang kini mendongak menatapnya. Lelaki itu menurunkan wajahnya lalu bergerak mencium kening Hasna cukup lama.

"Kok mati lampunya lama ya?" Tanya Hasna kala Hasban mengangkat kepalanya.

"Mas kurang tau, mungkin ada pohon yang tumbang-"

"Hubungannya apa sama mati lampu?" Srobot Hasna sembari melingkarkan tangannya pada tubuh Hasban.

"Ck! Mas belum selesai bicara sudah kamu potong saja." Ucap Hasban berdecak kesal.

"Ahahaha ya maap." Ucap Hasna beralih mendusel pada leher Hasban.

"Mungkin kena listrik dijalanan, makanya putus itu." Ucap Hasban kembali memeluk tubuh istrinya dengan erat.

Hasna mengangguk saja mendengar ucapan Hasban. Perempuan itu bergerak mengeratkan pelukannya pada Hasban, beberapa kali juga Hasna mencium pipi Hasban dengan gemas. Tentu saja Hasban senang dengan perlakuan Hasna. Jarang-jarang kan Hasna seperti ini.

"Masss!" Panggil Hasna merengek.

"Pripun?" Balas Hasban sembari mengusap-usap kening Hasna.

"Hasna ngga bisa tidur." Ucap Hasna sembari menatap Hasban. Lelaki itu terkekeh geli mendengar aduan Hasna.

Guruku ImamkuOnde histórias criam vida. Descubra agora