bocah tengil

2.5K 133 3
                                    

Hari ini, dilaksanakannya ujian praktek kelas dua belas. Ada beberapa yang diujikan untuk ujian praktek, termasuk praktek sholat. Hampir semua siswa berada didepan kelas masing-masing menunggu giliran ujian praktek. Seperti Hasna dan teman-temannya, kini mereka masih mencoba melancarkan bacaan sholat nya.

Begitu juga dengan Sisil. Gadis itu terduduk dikursi yang berada didepan kelas sembari membawa buku panduan yang ia dapat dari sekolah. Matanya terus terpejam sembari mengulang-ngulang bacaan sholat.

"Prustasi amat lo!" Kekeh Pina.

"Lo enak Pin, udah praktek. Udah ngga bakal tuh deg-deg an kayak kita." Ucap Sisil sembari mengusap wajahnya gusar.

"Gue sebenernya tuh hapal cuy, cuma kalau dites begini ngga tau dehhh tiba-tiba ambyar! grogi gue." Lanjutnya.

"Setuju." Balas Anin.

"Sholat subuh sama dzikir nya doang kan?" Tanya Nayla.

"Iye, untung ngga wajib pake qunut." Balas Pina.

"Aih deg-deg'an! Abis ini kan aku." Ucap Hasna sembari menutup wajahnya menggunakan buku panduan sholat miliknya.

"Lo ngapain deg-deg'an dah? Sama laki lo sendiri juga." Bisik Pina.

"Ya ngga tau, tetep aja grogi kalau beginian mah." Jawab Hasna sembari menatap Pina dengan melas.

Hasna terdiam sembari menatap pintu kelas nya yang masih tertutup, belum ada tanda-tanda siswa yang baru diuji itu selesai dari ujiannya.

Sebenarnya tidak masalah jika ia diuji oleh Hasban, malahan sudah terbiasa berdua dengan Hasban, tapi rasanya sama saja seperti siswa siswi yang lain. Panas dingin karena hendak melakukan ujian praktek.

Tak terasa, siswa yang diuji itu sudah selesai, dan kini giliran Hasna yang akan melakulan ujian praktek. Hasna berjalan memasuki kelas, menyimpan buku yang ia bawa keatas meja yang berada didepannya.

Gadis itu menatap Hasban sembari berdiri tepat didepan Hasban, gadis itu merubah posisinya mengikuti arah sajadah yang tergelar dibawah.

"Ayo, sholat dzuhur ya?" Ucap Hasban.

"Loh, kan subuh, Pak!" Ucap Hasna menatap Hasban tidak terima.

Yang benar saja, di kertas ditulisnya sholat subuh, tapi dengan santainya Hasban menyuruhnya praktek sholat dzuhur.

"Kenapa? Kan sama-sama sholat fardhu." Ucap Hasban sembari tersenyum tipis.

"Ya tapi kan ditulisnya sholat subuh, ya harus sholat subuh dong." Ucap Hasna.

"Iya-iya, gih dimulai." Ucap Hasban mempersilahkan Hasna untuk memulai ujian praktek nya.

Hasna memulainya dengan membaca niat lalu takbiratul ikhram dan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan sholat selanjutnya hingga salam. Gadis itu menolehkan kepalanya pada Hasban meminta petunjuk apa yang ia lakukan setelah nya.

"Baca doa." Ucap Hasban.

"Doa orang tua boleh?" Tanya Hasna yang dibalas anggukan oleh Hasban, gadis itu mulai membaca doa untuk kedua orang tua, setelah nya ia mengusapkan kedua tangannya pada wajah. Saat hendak bangkit dari posisinya, Hasban lebih dulu meminta Hasna untuk membacakan doa apa saja yang biasa ia baca saat selesai sholat.

Hasna hanya mengangguk saja, menyanggupi permintaan Hasban dan mulai membaca ayat kursi seperti yang ia lakukan setelah sholat.

"Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardli man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa biidznih, ya’lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum wa laa yuhiithuuna bisyai’im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’ wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardha haniifam muslimaw-eh!" Hasna menolehkan kepalanya kearah Hasban.

Guruku ImamkuWhere stories live. Discover now