gosok gigi

2.6K 127 3
                                    

Hasban pulang dari balai dusun saat pukul setengah satu malam. Kegiatan malam tadi belum sepenuhnya selesai, hanya saja Pak RT meminta untuk dihentikan karena hari semakin malam. Untuk masalah listrik akan dibereskan besok pagi karena cuaca yang tidak mendukung serta malam hari membuat petugas PLN sedikit kesulitan.

Hujan kembali turun namun tidak sederas tadi. Hanya gerimis juga angin tidak lah kencang seperti tadi. Hasban yang sudah selesai membersihkan tubuhnya itu segera keluar dari kamar mandi, tubuhnya pun lelah karena bantu-bantu disekitar yang tertimpa pohon.

Lelaki itu meraih kaos oblong, celana pendek dan sarung lalu segera ia kenakan, Hasban memang lebih nyaman menggunakan sarung saat tertidur, sudah menjadi kebiasaan juga sih.

"Mas Hasban," Panggil Hasna.

"Hm?"

"Jam berapa?" Tanya Hasna sembari mengucek matanya. Perempuan itu menatap Hasban yang masih berdiri disamping ranjang.

"Jam satu dek, pripun?" Jawab Hasban sembari mendudukan dirinya disamping Hasna. Hasna menggeleng pelan sebagai jawaban, ia kira sudah pagi. Rupanya masih malam.

"Kok masih gelap mas? Tukang listrik nya ngga bisa benerinnya kah?" Tanya Hasna.

"Hust! Ngga boleh seperti itu. Pembetulan listriknya ditunda karena sudah malam. Tadi gerimis juga kan? Besok pagi baru akan dibetulkan." Ucap Hasban.

"Ohh, Hasna kirain ngga bisa." Jawab Hasna.

"Ada-ada saja kamu, memang pekerjaan mereka gampang? Engga, dek. Resiko nya besar." Ucap Hasban sembari menjawil hidung Hasna.

"Tauuuuu!" Balas Hasna yang dibalas kekehan oleh Hasban.

"Kok kebangun? Karena denger suara mas?" Tanya Hasban.

"Ngga tuh, Hasna bangun karena tiba-tiba bangun." Ucap Hasna yang membuat Hasban menatapnya cengo.

Benar ya? Bangun tidur membuat Hasna sedikit sengklek. Mungkin nyawanya masih tertinggal di alam lain. Hasban hanya bisa terkekeh saja.

"Adek lapar ngga?" Tanya Hasban yang dibalas gelengan saja oleh Hasna. Perempuan itu bergerak melingkarkan kedua tangannya pada leher Hasban.

"Hasna mau tidur, tapi Mas puk-puk punggung Hasna, ya?." Pintanya memelas.

Hasban menatap Hasna sekilas, memang wajah itu terlihat mengantuk dan lelah. Selesai Hasban menyimpan handuk nya, ia bergerak mengusap kepala Hasna dan merebahkan dirinya disamping Hasna.

"Sini deketan." Ujar Hasban meraih pinggang Hasna agar lebih dekat dengannya.

"Doa dulu, sayang." Ucap Hasban kala Hasna mulai memejamkan matanya. Hasna mengangguk saja lalu mulai memanjatkan doa, setelahnya ia kembali memeluk pinggang Hasban sembari menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Hasban.

Hasban tersenyum tipis melihatnya, ia rendahkan wajahnya untuk mencium pucuk kepala Hasna, mengusap pipi tembam itu sekilas lalu kembali megusap punggung istrinya.

💐💐💐

Siang ini Hasna berada dirumah mertuanya. Hasban sengaja menitipkan Hasna kerumah Ummi Aisyah agar istrinya itu tidak kesepian. Tidak tanggung-tanggung, Hasban juga membawakan tiga peliharaan nya kerumah orang tuanya.

Kegiatan Hasna ya hanya bercengkrama dengan Ummi dan Abi. Tapi saat ini, kebetulan sekali Hasna dan Ummi Aisyah tengah berada didapur untuk memasak.

"Ummi, Hasna sudah beres ngulek nya." Beritau Hasna.

Ummi Aisyah yang tengah menggoreng ikan itu menoleh pada Hasna sembari tersenyum manis. Senang sekali rasanya bisa memasak berdua dengan menantunya. Biasanya kan Ummi Aisyah hanya sendiri walau kadang dibantu oleh anak dan suaminya tapi tetap saja rasanya berbeda jika dengan anak perempuan.

Guruku ImamkuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora