pengorbanan

3.1K 148 15
                                    

Setelah sholat subuh, Hasban gegas menuju ruang bersalin. Saat tiba didepan ruang bersalin pun Hasban disambut dengan kepanikan Umminya karena Hasna sudah siap melahirkan.

Hasban berjalan memasuki ruang bersalin dengan jantung yang berdebar kuat, mendengar rintihan Hasna membuat hatinya ngilu. Ia hampiri Hasna yang tengah menahan sakit itu dengan mata terpejam. dengan perlahan, Hasban menggenggam jemari Hasna yang sedari tadi bergerak meremat seprai.

Keringat bercucuran, mengalir dipelipis serta kening Hasna. Rambut Hasna sedikit basah akibat keringat yang terus membanjiri pelipis dan keningnya. Hasban mengusap keringat itu dengan lembut lalu beralih mengusap-usap kepala Hasna dengan sayang.

"Shhhh.....sakitttt!" Rintihnya membuat Hasban tidak tega.

"Sayang, kuat ya? Demi Ulun." Bisik Hasban dengan perasaan tak karuannya.

"Mas." Lirih Hasna dengan wajah merahnya.

"Iya sayang, mas disini." Ujar Hasban kembali mengusap kening Hasna yang mengeluarkan keringat.

"Sakit perutnya Hasna." Adu Hasna dengan isak tangisnya.

"Maaf ya." Ucap Hasban kembali mencium pelipis Hasna dengan lembut. Ia terus menguatkan Hasna yang tengah berjuang melahirkan buah hatinya kedunia.

Hasban sedikit menyesal mengambil hak nya diusia Hasna yang masih dini. Usia Hasna terlalu muda untuk melahirkan sosok bayi. Sekarang, melihat Hasna yang mengorbankan dirinya demi sang buah hati menbuatnya tidak tega.

Saat ini adalah saat-saat menegangkan bagi kedua pasutri itu karena sebentar lagi buah hatinya akan hadir kedunia. Hasban dengan telaten mengusap peluh yang membanjiri pelipis Hasna, ia senantiasa sigap menemani serta memberi dukungan pada Hasna.

"Ibu, tarik nafas ya bu, lalu mengejan!" Seru dokter yang membantu persalinan Hasna.

"Ayo sayang, pelan-pelan ya." Ujar Hasban menyemangati.

"Hufttt.....aghhhh!"

"Massss, sakittttt!" Rintih Hasna dengan susah payah.

Hasban mengangguk samar, merasakan genggaman Hasna yang kian mengerat membuatnya semakin dag dig dug. Hasban merapalkan doa-doanya. Meminta pada sang pencipta agar memberi keselamatan pada keduanya juga meminta agar persalinan Hasna berjalan dengan lancar.

"Hiks.....Ummiiii." Isak Hasna.

"Sakitttttt!"

Hasban semakin mendekatkan dirinya dengan Hasna, ia simpan tangannya untuk mengelus pipi serta kepala Hasna dengan sayang serta memberikan kalimat penenang untuk Hasna.

"Sayang, mas mohon ya? Bertahan." Ujar Hasban lirih.

"Ini sakit tau." Isak Hasna memberitahu.

"Mas tau sayang, mas tau sebesar apa pengorbanan kamu untuk melahirkan anak mas. Mas minta sama kamu, tolong jangan nyerah, dek." Ucap Hasban sembari menatap Hasna lekat.

Ditatap seperti itu oleh sang suami membuatnya semakin terisak. Rasanya benar-benar campur aduk, antara bahagia, takut dan cemas menjadi satu. Bahagia karena sebentar lagi buah hati mereka akan lahir kedunia, tapi juga takut jika nanti akan terjadi sesuatu pada dirinya.

"Hasna takut." Lirih nya.

"Stttt! Adek jangan ngelantur ya. Percaya sama mas, kamu pasti bisa." Ucap Hasban sembari mengecup kening Hasna dengan sayang.

"Berjuang lagi ya?" Tanya Hasban yang dibalas anggukan lemas dari sang istri.

"Kalau semisalnya Ha-"

"Hasna." Tegur Hasban dengan lembut.

Guruku ImamkuWhere stories live. Discover now