𝟎𝟗. 𝐉𝐞𝐚𝐥𝐨𝐮𝐬

1.1K 59 3
                                    

_

■■■

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

■■■

Anne mempercepat langkahnya saat pintu lift hampir tertutup lalu mengucapkan terima kasih karena orang yang berada di dalam lift menunggunya masuk terlebih dahulu.

Anne menundukkan kepalanya dan terus mengatur napasnya yang tidak beraturan, sesekali ia memukul pelan kepalanya, ia tengah berusaha mengenyahkan bayang-bayang wajah tampan Darkan dari jarak yang begitu dekat dan ciuman lembut yang diberikan pria itu.

Sementara itu, seorang pria yang berada di belakang sisi kanan Anne, terus memperhatikan dengan salah satu alis terangkat, dalam benaknya pria itu tengah menebak-nebak sesuatu.

"Mr. Matteo, sore ini ada rapat di Las Vegas, apa kita akan kembali ke sana pagi ini atau siang nanti?" tanya pria yang sedang memegang ponselnya untuk melihat jadwal kegiatan pekerjaan bosnya itu, lalu mengernyitkan dahinya karena tidak ada sahutan apa pun dari Matteo.

Tak lama kemudian, asisten pribadi dari Matteo itu menyadari bahwa bosnya sedang memperhatikan wanita yang berdiri di depan sisi kiri mereka.

"Ada apa?" Naco, selaku asisten pribadi Matteo bertanya setelah wanita itu keluar dari lift.

Matteo menggeleng. "Tidak ada." ucapnya sambil menghela napas dan merapikan jasnya.

Naco mengangguk lalu ia menanyakan ulang mengenai jadwal keberangkatan mereka menuju Las Vegas.

Sementara itu, Anne yang baru saja keluar dari lift lantas merogoh saku celananya untuk mencari kunci kartu elektronik kamarnya, tetapi detik itu juga ia menghentikan langkahnya, dan mengeluarkan barang lain yang didapatkannya.

Anne menatap sebungkus rokok di tangannya, ia menelan ludahnya lalu segera membuang sebungkus rokok itu pada tong sampah yang berada di sekitar pintu lift.

Kini pandangan Anne masih lekat menatap pada tong sampah itu dengan tatapan gugupnya, ia tak henti-hentinya mengucapkan penyesalan karena merokok sepagi ini di depan Darkan.

Kemudian Anne melanjutkan langkahnya sambil terus memukul pelan kepalanya.

***

Kini Darkan berada di gym resort, ia telah menghabiskan waktunya selama tiga puluh menit, termasuk waktu untuk pemanasan dan berolahraga angkat beban, saat ini rasa cemasnya bertambah semenjak Anne melontarkan ancaman bahwa dia tidak ingin lagi bertemu dengannya.

Dalam pikiran Darkan terus berputar pertanyaan, apakah Anne benar-benar melarangnya untuk muncul di depannya lagi?

Darkan mengambil napas dalam-dalam dengan posisi berdiri kaki selebar bahu, lalu ia mulai mengangkat barbel, dan selama beberapa saat menahan napasnya, lalu menurunkan barbel itu sambil menghembuskan napasnya.

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Where stories live. Discover now