𝟐𝟓. 𝐏𝐫𝐢𝐬𝐨𝐧

661 47 15
                                    

_

Dibalik jeruji besi, Naomi memandang lurus ke depan dengan tatapan kosong, pertahanan dirinya untuk tidak menangis akhirnya runtuh, ia mulai terisak dan memeluk kakinya yang ia tekuk.

Setelah tersadar dari alkohol secara sepenuhnya, Naomi tersadar dengan kejahatan yang dilakukannya, ia telah membunuh seseorang, bahkan hampir dua orang.

Naomi berpikir, hal itu pun terjadi karena diperparah oleh Jean yang telah menghasutnya.

Sebelum kejadian itu terjadi, Jean datang ke tempatnya, lelaki itu banyak berbicara mengenai Anne, dengan mengatakan ia yang jauh berbeda dengan Anne, baik dari kehidupan ataupun keberuntungan.

Semua perkataan Jean masuk ke telinganya dan menumbuhkan kebencian semakin besar, tanpa ia sadari sebenarnya lelaki itu sedang berusaha menghasutnya, dan entah dibalik itu semua bertujuan untuk apa.

Ketika dalam pengaruh alkohol sore tadi, Naomi dengan nekat menghantam botol minuman pada kepala Tonny karena ia kesal melihat Anne lagi-lagi tidak kesepian, dia selalu saja memiliki seseorang yang dekat dengannya ataupun membantunya tanpa perlu berusaha apa pun, berbeda jauh dengannya, orang-orang malah menghindarinya tanpa alasan.

"Naomi, Ayahmu datang menemuimu." Seorang polisi berucap di depan sel tahanannya.

Naomi mendongak. "Katakan pada pria tua itu, kalau tidak berniat membantuku agar bebas, jangan datang menemuiku."

Seorang polisi itu menggeleng-gelengkan kepalanya, menyayangkan perkataan kasar wanita itu kepada Ayahnya. "Setidaknya temui dia terlebih dahulu."

Naomi tidak mendengarkan dan memilih kembali memeluk kakinya yang ia tekuk dengan kepala tertunduk.

***

Setelah Daniel mendengar kabar jika anaknya hampir dicelakai oleh temannya sendiri, dengan segala pertimbangan, ia mengesampingkan pekerjaannya, dan kembali ke New York untuk mengunjungi putrinya, ia pun mengajak istrinya.

"Papah, tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja." Anne berucap sambil menyajikan teh hangat untuk sang ayah dan ibu yang baru saja tiba.

"Lain kali kamu harus berhati-hati." Selly berucap ketus sambil mengambil secangkir teh hangat yang telah disajikan.

Anne mengangguk dan duduk di kursi, kini yang ada dipikirannya pun tidak sepenuhnya tentang kejadian yang menimpanya kemarin sore, melainkan tentang penjelasan Jeff saat di telepon tadi malam.

"Ibu, aku ingin berbicara berdua dengan ayah." Anne meminta izin agar sang Ibu pergi ke ruangan lain, atau tidak dirinya dan sang ayah yang pergi ke ruangan lain untuk berbicara.

"Ayo." Daniel mengiyakan, mengajak Anne ke ruangan lain, dan berpikir tidak perlu meminta izin dari istrinya.

Daniel dan Anne memutuskan berbicara di balkon, sedangkan sang ibu tetap menunggu di ruang tamu.

"Ayah, apa di bulan ini... ayah bisa hanya fokus untuk mencari ketiga pelaku yang sampai saat ini belum ada perkembangan apa pun itu?" Anne memberanikan diri berkata hal yang kemungkinan besarnya dapat menolong Darkan, dan utamanya menolong sang ayah dari klien berbahaya yang dijelaskan Jeff.

"Anne, sekarang ayah tidak bisa, ada klien yang harus ayah bantu. Ayah juga masih selalu menanyakan perkembangan kasus itu pada polisi, mereka masih berusaha mencari ketiga pelaku itu, tolong bersabar, ayah yakin ketiga pelaku itu secepatnya pasti tertangkap."

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Where stories live. Discover now