𝟏𝟓. 𝟏𝟎𝟔

802 51 11
                                    

_

■■■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■■■

Tepat di pukul delapan malam, bel apartemen Naomi berbunyi beberapa kali dengan jeda waktu yang lama, ia yang tengah menonton televisi sambil memakan camilan membuatnya berdecak dan bertanya-tanya siapa orang yang datang ke tempat tinggalnya.

Kemudian Naomi bangkit dari duduknya sambil meletakkan camilan di atas meja, dan melangkah dengan santai, di setiap langkahnya tidak meringis ataupun menahan rasa sakit di kakinya karena di siang hari tadi ia hanya berpura-pura terkilir.

Setelah berdiri tepat di depan pintu, Naomi menghembuskan napasnya karena merasa malas menemui siapa pun, perlahan ia mulai membuka pintu.

"Kakimu sudah membaik?"

Baru saja pintu dibukakan sedikit oleh Naomi, seseorang yang berdiri tepat di depan pintu bertanya dengan ramah, dan tampak khawatir.

Detik itu juga, Naomi meringis pelan sambil memegangi salah satu kakinya. "Aku merasa lebih baik, tetapi dipakai untuk berjalan jauh masih sakit. Ngomong-ngomong... kenapa malam-malam kau ke sini? Apalagi tempat tinggal kita jauh."

"Untuk menjengukmu, sebelumnya aku telah mengirimkan pesan, tetapi kau tidak membacanya."

Naomi tertawa kecil. "Ponselku sedang diisi daya, ayo masuk." Ia mempersilahkan seseorang yang masih berdiri di depan pintu dengan membawa paper bag yang berisikan belanjaan itu agar masuk.

Di sisi lain, Darkan dan Jeff baru saja tiba di depan gedung apartemen pelaku peretas situs dan pencuri uang yang alamatnya sesuai dengan yang di dapatkan oleh Enzo.

"Jeff, apa kau yakin ini alamatnya?"

Jeff mengangguk sambil terus membaca ulang alamat tersebut. "Alamatnya benar, kita harus segera mengunjungi tempat tinggalnya di lantai 5 nomor 106."

Darkan mengedarkan pandangannya, ia sangat ragu dengan alamat yang didapatkan Enzo, dan ia semakin setuju dengan ucapan Jeff bahwa alamat sepertinya dipalsukan oleh pelaku.

Karena Darkan kenal dengan tempat yang dipijaknya saat ini, ia pernah mengunjungi apartemen tersebut dua tahun yang lalu bersama Anne.

Jeff yang telah melangkah lebih dahulu menoleh ke arah belakang saat ia menyadari Darkan tidak ikut melangkah, ia pun mengisyaratkan agar sahabatnya itu segera mengikutinya.

Darkan segera berjalan mendekat ke arah Jeff, lalu keduanya memilih jalan yang cepat dengan melalui lift walaupun kondisi lift tampak rusak, sehingga suasana di dalam lift tersebut terasa tidak aman.

Tak lama kemudian, pintu lift secara perlahan terbuka di lantai 5, mereka melangkah keluar dengan waspada, tetapi tampak tenang, dan dua pistol lengkap dengan peluru telah berada di dalam saku celana mereka masing-masing.

Apartemen yang mereka kunjungi ini pun tidak ketat dari penjagaan seperti apartemen lain pada umumnya, sehingga mereka dapat masuk dengan mudah, dan tanpa dimintai memperlihatkan identitas.

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang