𝟒𝟕. 𝐃𝐞𝐞𝐩 𝐋𝐨𝐯𝐞

547 42 2
                                    

_

■■■

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

■■■

Di tengah perjalanan menuju kantor polisi Darkan melajukan mobil dengan kecepatan sedang, ia mengerutkan keningnya saat menyadari ada sebuah mobil yang terus melaju di jalur yang sama dengannya, meskipun ia telah melalui beberapa belokan.

Darkan menggeleng pelan, ia pikir mungkin itu hanya kebetulan saja.

Darkan kembali menatap pada kaca spion dan center mirror, ia menajamkan tatapannya, itu tidak kebetulan, mobil itu memang mengikutinya karena saat mobil itu terhalangi oleh truk besar, mobil itu menyalipnya dengan cepat dan melajukan mobil tepat di belakangnya lagi.

Apakah orang yang berada di dalam mobil itu atas perintah Mr. Martin?? Sepertinya dia tahu jika Darkan akan pergi ke kantor polisi!

Darkan mempercepat laju mobil dan dari kejauhan ia melihat terdapat dua belokan, ia memilih ke kiri, memastikan lagi bahwa mobil itu tidak mengikutinya.

Namun, mobil itu berbelok di jalur yang sama dengannya dan terlihat mobil melaju lebih cepat dari sebelumnya.

Darkan mencengkram stir mobil, ia semakin mempercepat laju mobilnya dan menyalip beberapa mobil di depannya.

Langkah awal yang akan Darkan ambil ialah mengecoh mobil itu dengan memilih jalur yang cukup dipadati oleh kendaraan, terutama mobil truk yang memuat barang karena jalur yang ia ambil sekarang itu jalur menuju pelabuhan Palermo.

Darkan menajamkan penglihatannya,
ia melihat sebuah gedung museum yang memiliki parkiran sangat luas, lalu ia melaju ke arah sana dan memarkirkan mobilnya dengan cepat.

Darkan menyeringai dan terkekeh saat melihat mobil yang mengikutinya itu melaju melewati jalur di depannya.

Kemudian Darkan menghembuskan napasnya secara perlahan, satu masalah telah berhasil ia atasi, sekarang ia akan melanjutkan perjalanan menuju kantor polisi dengan memutar balik jalur. 

***

Sambil mencatat sesuatu di depannya, Anne memijat pelipisnya, lalu berhenti sejenak untuk meneguk sekaleng kopi dingin yang sudah tak lagi dingin karena ia telah berjam-jam lamanya duduk di depan laptop, mencari informasi tentang seseorang, yang tak lain adalah klien terakhir Ayahnya, Matteo.

Pada saat itu, Anne pun telah menjelaskan tentang kecurigaannya tentang Matteo pada Darkan, hanya saja jawaban Darkan sama seperti Jeff, Matteo itu orang yang sangat berbahaya, perlu rencana yang sangat matang untuk menghadapinya, dan lebih baik menjauh darinya.

Jadi, Darkan menyuruhnya hanya melibatkan polisi dalam memecahkan kasus kematian Ayahnya itu.

Namun, Anne tidak dapat bersabar, ia akan berusaha mencari informasi tentang pria yang katanya sangat berbahaya itu, ia tidak bisa diam saja, ia ingin ikut terlibat dalam pencarian fakta yang sebenarnya.

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Where stories live. Discover now